ID
EN
Dalam acara Mangrove Coffee Talk, Pak Surita membagikan sedikit kisah tentang pengalamanya dalam mangrove. Pak Surita mengatakan bahwa kita dari kecil diajarkan mengenai reboisasi, pada saat itu Pak Surita belum mengetahui bahwa Mangrove memberikan banyak manfaat. Tahun 2010 Pak Surita membeli lahan seluas 2 hektar dan di tahun berikutnya ia memperluas lahannya menjadi 4 hektar, dan sudah menghabiskan biaya kurang lebih 59 juta. Terdapat 80% dari total luas tanahnya ialah sudah ditanami Mangrove, dari Mangrove itulah Pak Surita meraih banyak keuntungan biota laut diantaranya kepiting, ikan bandeng dan udang. Sampai saat ini Pak Surita dan warga sekitar masih berjalan terus untuk memelihara keuntungan tersebut.
“Sampai sekarang bagaimana potensi biota dalam jumlahnya?” Ujar Ahmad Baihaqi selaku moderator dari Belantara Foundation. Pak Surita mengatakan bahwa hasilnya tergantung pada keadaan wilayah, karena seringkali terdapat hama yaitu burung bangau yang besar-besar. Kepiting, ikan bandeng, dan udang datang sendiri tanpa kita kasih umpan, umpannya datang dari jejatuhan daun-daun mangrove yang membusuk. Selain Burung Bangau sebagai hama, terdapat hambatan lainnya dalam meraih keuntungan yaitu Banjir Rob. Ketika Banjir Rob terjadi maka seluruh biota laut akan hanyut sehingga Pak Surita mengatakan biota laut ini belum dikelola dengan baik.
Pak Surita telah menjadikan sisa dari 80% lahannya dibangun keramba kepiting tetapi tetap terkena Banjir Rob, Pak Surita berharap tanggul lebih diperluas lagi. Pemerintah setempat sudah memberikan izin kepada Pak Surita untuk melestarikan dan menjaga lahan
Mangrove yang akan dimanfaatkan kepada masyarakat sekitar yang turut menjaga lahan Mangrove tersebut.
Tinggalkan Balasan
Terkait
