Kerak Kerbau

Satwa
Kerak Kerbau
4 Juli 2014
4727

Kerak kerbau dikenal sebagai jalak kebo, jalak hitam, jalak ungu, dan jalak penyu adalah spesies burung yang merupakan termasuk familia jalak
Berukuran sedang (25 cm). Diselimuti bulu berwarna abu-abu tua (hampir hitam)/ungu kehitaman (hampir hitam) pada kepala, sayap, dan ekor,kecuali bercak putih pada bulu primer (yang terlihat mencolok sewaktu terbang), serta tunggir dan ujung ekor yang berwarna putih.Jambulnya pendek. Mirip kerak jambul, perbedaan terletak pada lebar warna putih pada ujung ekor, yang mana kalau jalak hitam memiliki warna putih lebih lebar daripada kerak jambul, warna paruh yang kuning, dan tunggir yang putih.Burung remaja berwarna lebih coklat. Iris jingga; paruh dan kaki kuning. Postur tubuh burung jalak hitam jantan lebih panjang ketimbang betina. Tatapan matanya pun lebih tajam. Betina juga bisa berkicau sebagaimana pejantan.
Kicauannya berbunyi parau dengan nada berkeriut “ciriktetowi“; juga berbagai siulan dan nada berderik “criuk, criuk” yang khas, terutama sewaktu terbang.Kadang meniru kicauan burung lain. Belum tersedia rekaman suara yang diambil di wilayah Indonesia. Karena kicauannya yang bagus inilah, jalak hitam banyak dicari. Apalagi spesies bermata dan kaki putih, mentalnya amatlah berani dan jalak hitam pun termasuk hewan yang rajin berkicau dengan variasi yang harmonis

Burung ini menyebar luas di Asia bagian timur, mulai dari Bangladesh hingga ke Cina selatan, Pulau Jawa, dan Sulawesi.
Merupakan jenis jalak yang paling umum di sekitar kota dan lahan garapan di Jawa dan Bali. Tersebar di Asia Tenggara kecuali di Semenanjung Malaya; diintroduksi ke Sumatra.

Lubang atau pelepah pohon dijadikannya tempat untuk kawin di musim kawin. Apabila hendak tidur, ia mengeluarkan suara khusus. Selain memakan kutu, ia juga memakan buah-buahan, seperti pisang dan pepaya,  serangga seperti belalang, jangkrik dan cacing tanah. Sarangnya terdapat di lubang pohon. Telur berwarna hijau biru pucat, jumlahnya 2-3 butir. Berkembang-biak pada bulan Mei-November

 

 

 

Tentang Penulis
Apris Nur Rakhmadani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2015-06-09
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *