Jurnalisme Warga di Era Media Sosial

Jurnalisme Warga di Era Media Sosial
8 August 2019
1080

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengadakan pelatihan “Pengembangan Kanal Komunikasi Milenial Dalam Pendampingan Perhutanan Sosial” di Bogor selama dua hari pada tanggal 1-2 Agustus 2019. KLHK mengundang para aktivis muda yang peduli dengan lingkungan untuk turut ikut serta dalam acara tersebut dan Biodiversity Warriors mendapatkan kesempatan untuk menjadi salah satu peserta dalam acara tersebut. Dalam pelatihan tersebut salah satu pelatihannya adalah kita belajar bagaimana menjadi warga yg baik dalam mengelola social media terutama dalam menyebarkan berita-berita dan informasi.

 

Saat ini hampir semua orang memiliki akun media social, mulai yang hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan teman-teman, berjualan, branding, atau hanya sekedar berbagi informasi. Bahkan tidak hanya personal, perusahaan-perusahaan pun sekarang menggunakan media social untuk membranding prusahaannya agar dikenal oleh masyarakat lebih luas. Dalam menggunakan media social sehari-hari kita harus bijak, terutama dalam membaca berita-berita yang banyak tersebar didalamnya, tidak sedikit akun-akun media social dengan mudahnya langsung menyebarkan berita tanpa mengecek kembali kebenaran dari berita tersebut sehingga banyak berita hoax yang tersebar di masyarakat.

Seperti yang kita ketahui saat ini pengguna media social banyak yang rutin membagikan berita-berita dan informasi melalui media social bahkan kadang “netizen” bias lebih cepat dalam menyebarkan informasi ke masyarakat melalui media social dibandingkan seorang jurnalis asli. Orang-orang di media social yang sering membagikan berita-berita disebut sebagai “Jurnalisme Warga” (JW), saat ini peran kita sebagai JW memang sangat penting dalam menyebarkan informasi, perkembangan JW pun mengikuti perkembangan teknologi komunikasi.

 

Dalam menjadi JW kita juga harus memperhatikan etika yang berlaku, yaitu Tidak menyebarkan berita bohong, tidak mencemarkan nama baik, tidak memicu konflik SARA, tidak memuat konten pornografi, dan menyantumkan sumber yang jelas.   Reportase dan Wawancara Citizen journalist atau Jurnalis Warga hanya boleh menyebarkan fakta, yaitu peristiwa yang dialami sendiri, Hasil observasi atau pengamatan, data primer atau sekunder. Ada dua cara dalam menyampaikan fakta dalam jurnalis yaitu Reportase dan Wawancara. Kedua cara tersebut pun memiliki etika, yaitu :

  1. Cover both side: Meliputi semua pihak yang terkait
  2. Fairness: Tidak memanipulasi fakta 
  3. Balance: Keseimbangan dalam encarian data dan pemberitaan
  4. Mematuhi kode etik jurnalistik
  5. Tidak mempulblikasikan identitas atau pernyataan naras umber jika naras umber meminta off the record.
About Author
haris husein

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related
Article
No items found
2019-08-08
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *