






Pada organisme akuatik yang hidup dalam lingkungan perairan yang tercemar pestisida akan menyerap secara langsung dari air melalui difusi bahan aktif pestisida (xenobiotik) tersebut dan tersimpan dalam tubuh melalui tiga jalur yaitu inhalasi (branchial), kulit (dermal), dan mulut (oral). Pestisida kemudian didistribusikan melalui berbagai organ tubuh, dimetabolisme, dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh kembali ke air. Namun senyawa lipofilik dan persisten tertentu seperti DDT, dieldrin, dan (PCB) polychlorobiphenyls dimetabolisme dan diekskresikan oleh organisme hanya dalam tingkat yang sangat kecil. Senyawa DDT tidak dapat diekskresikan oleh ikan, dan 50% nya disimpan dalam tubuh selama 30 hari. Senyawa tersebut terkonsentrasi dalam jaringan organisme dengan konsentrasi lebih besar dibandingkan dengan air di sekitarnya. Fenomena ini disebut konsentrasi biologis (biokonsentrasi) atau akumulasi biologis.
Ikan merupakan akumulator yang baik bagi berbagai jenis pestisida terutama yang bersifat lipofilik (mudah terikat dalam jaringan lemak) sehingga dapat menerima paparan pestisida melalui berbagai jalur tersebut. Kondisi perairan yang subletal memiliki kandungan residu pestisida dalam tubuh ikan yang terbentuk melalui proses bioakumulasi akan semakin tinggi dengan meningkatnya konsentrasi dan bertambahnya waktu pemaparan hingga mencapai kondisi steady state. Selain itu, pengaruh lanjut dari bioakumulasi pestisida pada konsentrasi tertentu secara signifikan dapat menurunkan laju pertumbuhan dan berdampak terhadap kondisi hematologis ikan.
Mekanisme portal entri pestisida ke tubuh ikan dijelaskan sebagai berikut:
- Inhalasi
Ikan bernapas dengan insang yang menyerap oksigen dari air. Proses ini tergantung pada beberapa faktor seperti ketebalan, luas, dan aliran insang. Jika air tercemar oleh pestisida, insang ikan akan rusak dan pestisida akan masuk ke dalam darah. Pestisida dapat menyebabkan kerusakan sel, penurunan eritrosit, dan gangguan metabolisme.
- Oral
Ikan mendapatkan makanan dari lingkungan perairan. Jika makanan mengandung residu pestisida, ikan akan menelan pestisida bersamaan dengan makanan. Pestisida akan menumpuk di dalam tubuh ikan dan mengganggu sistem saraf, pencernaan, dan ekskresi. Pestisida juga dapat mengikat enzim asetilkolinesterase dan menyebabkan gejala neurotoksik.
- Paparan pada kulit ikan
Ikan hidup di dalam air dan kulitnya berfungsi sebagai pelindung dan pengatur keseimbangan air dan mineral. Kulit ikan terdiri dari beberapa lapisan, salah satunya adalah epidermis yang berhubungan langsung dengan air. Pestisida yang terlarut dalam air dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui epidermis dengan cara difusi, filtrasi, transport aktif, atau endositosis. Jika kulit ikan mengalami luka atau infeksi, pestisida akan lebih mudah menembus kulit dan mencapai organ dalam. Penyerapan pestisida melalui kulit juga dipengaruhi oleh ketebalan, luas, dan tekanan darah kulit. Ikan yang lebih muda dan lebih kecil memiliki kulit yang lebih tipis dan lebih luas, sehingga lebih rentan terhadap pestisida. Paparan pada kulit ikan Ikan hidup di dalam air dan kulitnya berfungsi sebagai pelindung dan pengatur keseimbangan air dan mineral. Kulit ikan terdiri dari beberapa lapisan, salah satunya adalah epidermis yang berhubungan langsung dengan air. Pestisida yang terlarut dalam air dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui epidermis dengan cara difusi, filtrasi, transport aktif, atau endositosis. Jika kulit ikan mengalami luka atau infeksi, pestisida akan lebih mudah menembus kulit dan mencapai organ dalam. Penyerapan pestisida melalui kulit juga dipengaruhi oleh ketebalan, luas, dan tekanan darah kulit. Ikan yang lebih muda dan lebih kecil memiliki kulit yang lebih tipis dan lebih luas, sehingga lebih rentan terhadap pestisida.
Berdasarkan uraian di atas, maka penggunaan pestisida harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan dosis yang direkomendasikan, serta mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sungai dan organisme di dalamnya.

Leave a Reply
Terkait