Hiu Karang

Satwa
Hiu Karang
28 Desember 2014
1884

Hiu karang atau Ikan hiu Sirip Putih (Triaenodon obesus) adalah adalah salah satu jenis dari Hiu. Hiu jenis ini berkembang biak dengan cara vivipar.

IUCN telah menilai hiu karang sebagai ikan dengan kategori Hampir Terancam , mencatat bahwa jumlahnya yang semakin menipis karena peningkatan tingkat kegiatan perikanan yang tidak diatur di seluruh jangkauan. Tingkat reproduksi yang lambat dan preferensi habitat terbatas spesies ini membuat populasi yang rentan terhadap eksploitasi berlebihan. Hiu berukuran sedang dengan panjang tubuh rata-rata sekitar 1,60 meter.

Hiu karang Whitetip ditandai dengan tubuh yang ramping dengan kepala yang luas, yang jelas dikembangkan dan juga kulit flap karakteristik samping lubang hidung, mata oval besar dengan murid vertikal, dan warna putih eponymous dari ujung sirip punggung dan sirip ekor . Ini adalah salah satu hiu yang paling umum di terumbu karang di Indo-Pasifik , dengan area sirkulasi ke barat Afrika dan timur ke pantai Amerika Tengah terakhir. Dia tinggal sebagian besar di air jernih di dekat dasar laut di kedalaman air dari 8 sampai 40 meter. Ikan yang menghabiskan waktunya di dasar perairan atau pada celah-celah terumbu karang berair jernih. Ikan ini merupakan predator dan habitatnya berada pada kedalaman antara 8 - 40 meter.

© Peta Persebaran Hiu Karang

Setiap jenis ikan hiu mempunyai laju renang membentuk pola yang khas dengan laju tertentu. Dilihat pada aspek lateral, renang ikan hiu dikategorikan amplitude horizontal wriggle. Kategori ini mempunyai pola renang hiu meliuk ke kanan dan ke kiri yang dibangkitkan dari badan ikan Hiu secara horizontal. Perubahan fase akustik dapat menentukan laju renang ikan Hiu Sirip Putih (Triaenodon obesus).

Sinyal yang dipantulkan oleh instrumen pembangkit fase dari gerakan morfologi ekor diperoleh estimasi laju normal renang ikan Hiu secara digital. Hasilnya teridentifikasi bahwa estimasi laju renang normal ikan hiu sirip putih adalah 3 m/det, dimana untuk 1 (satu) gerakan dihasilkan 2 puncak sinyal akustik dari cuping bagian atas (upper lobe) dan cuping bagian bawah (lower lober) dalam 1/10 detik. Dari analisis spektrogram 3D terbagi atas tiga kelompok rentang frekuensi rata-rata yang merepresentasikan gerakan bagian ekor. Tiga kelompok meliputi frekuensi tinggi pada rentang 98 – 124 Hz, feekuensi sedang pada rentang 73,5 – 92,67 Hz dan frekuensi rendah pada rentang 33 – 44.5 Hz    

Tentang Penulis
Bagus Satrio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2019-08-08
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *