Elang Flores, “Si cantik dari Timur”

Satwa
Elang Flores, “Si cantik dari Timur”
11 Juli 2016
2176

Halo sahabat Warriors! Negeri kita ini memang terkenal dengan biodiversitas yang sangat kaya dan beragam, dan tidak heran mengapa begitu banyak peneliti dari luar negeri yang ingin melihat dan mempelajari satwa khas Indonesia seperti burung. Namun, kini banyak spesies burung terus terancam seiring dengan hilangnya habitat mereka akibat ekspansi industri yang menggerus hutan tropis Indonesia. Salah satu spesies yang kini mengalami ancaman serius adalah Elang Flores. Pernahkah sahabat Warriors mendengar tentang burung cantik dari Timur ini?

Elang flores / Nisaetus floris merupakan jenis elang berukuran besar sekitar 71 - 82 cm yang turut memperkaya keragaman burung di negeri kita ini. Meskipun namanya elang flores, burung ini dapat dijumpai juga di Pulau Lombok, Sumbawa, serta pulau kecil Satonda dan Rinca, selain tentu saja di Pulau Flores, Nusa Tenggara. Seperti jenis burung pemangsa lainnya, elang yang tubuh bagian bawahnya berwarna putih ini menyukai hutan dataran rendah dan submontana hingga ketinggian 1.000 mdpl. Teknik memangsanya yang mudah terlihat adalah berburu dari tenggeran dan terbang mengangkasa memanfaatkan aliran udara panas.

Sejak ditetapkan sebagai jenis  tersendiri, status konservasi elang flores mengalami peningkatan signifikan. Persebarannya yang hanya terbatas di kawasan hutan di Nusa Tenggara sangat dipengaruhi oleh luas tutupan hutannya. Selain itu penangkapan dan perdagangan ilegal memperparah kondisi populasinya di alam.

Jumlah individu dewasa di seluruh persebarannya diperkirakan sekitar 100 pasang dengan daerah jelajah sekitar 10.000 kilometer persegi. Kecenderungan populasi elang flores yang terus menurun membuat Badan Konservasi Dunia IUCN menetapkannya sebagai jenis “satu langkah menuju kepunahan” (Critically Endangered/CR). Pemerintah sendiri juga menetapkan burung ini sebagai jenis yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

(sumber: fotografer.net)

Tentang Penulis
Selpandri Gerhat J
Universitas Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-07-13
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *