






Distribusi sedimen permukaan dasar laut sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor oseanografi (Putra & Nugroho, 2017). Pola distribusi sedimen dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti jarak dari garis pantai, jarak dari sumber (sungai), sumber material sedimen, topografi dan mekanisme transportasi sedimen, termasuk moda transportasi, gelombang, pasang surut, angin lokal, dan badai episodik, masing-masing dengan karakteristik spasial dan temporalnya sendiri. Faktor oseanografi yang bertanggung jawab untuk distribusi sedimen di badan air, terutama untuk sedimen tersuspensi, adalah arus laut (Rukayah et al., 2020).
Secara vertikal, sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada daerah perairan dangkal dan daerah perairan dalam. Daerah perairan dangkal seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (continental shelf) dan lereng benua (continental slope). Paparan benua (continental shelf) merupakan suatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4 % dan berbatasan langsung dengan daerah daratan, lebar dari pantai 50-70 km, maksimum kedalaman dari lautan yang ada di atasnya di antara 100-200 meter. Lereng benua (continental slope) adalah suatu daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari continental shelf, kemiringannya antara 3-6 % (Nugroho & Basit, 2014).
Lingkungan pesisir memiliki sedimen yang bersifat dinamis. Artinya, suatu waktu akan mengalami pengikisan, transportasi, dan pengendapan dalam skala spasial maupun temporal. Faktor yang mempengaruhi tipe sedimen yang terakumulasi antara lain adalah topografi bawah laut dan pola iklim. Distribusi dan tipe sedimen dasar laut berubah terhadap waktu karena perubahan cekungan laut, arus, dan iklim. Urutan dan karakteristik sedimen baik struktur maupun tekstur yang tergambar dalam lapisan sedimen menunjukkan sebagian perubahan yang terjadi di atasnya (Rifardi, 2019). Sedimen permukaan dasar laut umumnya tersusun oleh material biogenik yang berasal dari organisme, material autigenik hasil proses kimiawi laut (seperti glaukonit, garam, fosfor), material residual, materia lsisa pengendapan sebelumnya dan material detritus sebagai hasil erosi asal daratan (seperti kerikil, pasir, lanau dan lempung) (Nugroho & Basit, 2014).
Daerah turbulensi tinggi memiliki fraksi ukuran makroskopik seperti kerikil dan pasir mengendap lebih cepat daripada fraksi ukuran mikroskopis seperti lanau. Mekanisme distribusi pasir terutama tergantung pada dua faktor yang saling bergantung, yaitu pemilahan hidrolik dan sedimentasi (Nugroho & Basit, 2014). Respon pasir terhadap kedua faktor ini tergantung pada ukuran butir. Pengendapan pasir di pantai lebih rumit karena proses drag, salt, dan suspension. Lingkungan pesisir memiliki tipe sedimen yang bersifat dinamis dan mengalami erosi, transpor dan pengendapan pada skala spasial dan temporal (Zuldiyan & Wahyuni, 2018).
Distribusi sedimen secara horizontal dibagi menjadi dua, yaitu angkutan sedimen transport menuju dan meninggalkan pantai (cross-shore sediment transport) dan angkutan sedimen sepanjang pantai (long-shore sediment transport). Tipe onshore-offshore sediment transport yaitu angkutan sedimen yang tegak lurus dengan garis pantai, dipengaruhi oleh kemiringan pantai, ukuran butir material, dan gelombang. Untuk daerah pantai yang memiliki tidal range yang tinggi dengan kemiringan pantai yang kecil akan mempertimbangkan volume sedimen yang dipindahkan oleh aliran arus datang dan meninggalkan pantai selama pasang surut. Untuk daerah pantai yang memiliki tidal ranges yang tinggi dengan kemiringan pantai yang rendah akan mempertimbangkan volume sedimen yang dipindahkan oleh aliran arus menuju dan meninggalkan pantail selama pasang surut. Sementara itu, tipe long-shore sediment transport adalah angkutan sedimen sepanjang pantai yang terjadi apabila sedimen terangkat oleh turbulensi yang disebabkan oleh gelombang pecah, hal ini dipengaruhi oleh gelombang ataupun arus pasang surut. Sedimen angkutan sejajar dengan pantai dipengaruhi oleh arah gelombang dan sudut wave crest dengan garis pantai Long-shore sediment transport dapat menyebabkan terjadinya erosi dan akresi (Kurniawan, 2022). Ada terdapat dua jenis sedimen yang diangkut yaitu cohesive dan non cohesive. Sediment transport cohesive sering dinamakan suspended load transport karena sifatnya yang melayang di air, sedangkan non cohesive dinamakan beadload transport (Palilu, 2015).
Pergerakan angkutan sedimen di berbagai lokasi dalam aliran tergantung pada keseimbangan antara kecepatan ke alas pada partikel (gaya tarik dan gaya angkat) dan kecepatan pengendapan partikel. Ada tiga macam pergerakan angkutan sedimen, yaitu di antaranya sebagai berikut (Praditya, 2018):
- Bed Load Transport
Partikel kasar yang bergerak di sepanjang dasar secara keseluruhan disebut dengan bed load. Adanya bed load ditunjukkan oleh gerakan partikel di dasar yang ukurannya besar, gerakan itu dapat bergeser, menggelinding atau meloncat-loncat, akan tetapi tidak pernah lepas dari dasar perairan. Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif lambat, sehingga material yang terbawa arus sifatnya hanya menggelinding sepanjang saluran.
- Wash Load Transport
Angkutan partikel halus yang dapat berupa lempung (silk) dan debu (dust) yang terbawa oleh aliran sungai disebut wash load. Partikel ini akan terbawa aliran sampai ke laut, atau dapat juga mengendap pada aliran yang tenang atau pada air yang tergenang. Sumber utama dari wash load adalah hasil pelapukan lapisan atas batuan atau tanah di dalam daerah aliran air. Pada kondisi ini pengangkutan material terjadi pada aliran yang mempunyai kecepatan aliran yang relatif cepat, sehingga material yang terbawa arus membuat loncatan-loncatan akibat dari gaya dorong pada material tersebut.
- Suspended Load Transport
Jika kecepatan aliran semakin cepat, gerakan loncatan material akan semakin sering terjadi sehingga apabila butiran tersebut tergerus oleh material dasar perairan (bed material) yang melayang di dalam aliran dan terutama terdiri dari butir pasir halus yang senantiasa mengambang di atas dasar perairan karena selalu didorong ke atas oleh turbulensi aliran. Jika kecepatan aliran semakin cepat, gerakan loncatan material akan semakin sering terjadi sehingga apabila butiran tersebut tergerus oleh aliran utama atau aliran turbulen ke arah permukaan, maka material tersebut tetap bergerak (melayang) di dalam aliran dalam selang waktu tertentu.
Distribusi sedimen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis agen transportasi, gelombang, pasang surut, angin lokal dan badai episodik yang masing-masing memiliki karakteristik spasial dan temporal sendiri. Faktor oseanografi yang berperan dalam distribusi sedimen di suatu perairan adalah arus, khususnya terhadap sedimen tersuspensi (suspended sediment). Sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada daerah perairan dangkal dan daerah perairan dalam (Nugroho & Basit, 2014).
- Daerah Perairan Dangkal
Menurut Hasania (2022) daerah perairan dangkal seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Continental shelf) dan lereng benua (Continental slope) landas kontinen merupakan daerah yang landai sekitar 0,4%, berbatasan langsung dengan daratan, dengan lebar pantai 50-70 km dan kedalaman laut maksimum di atasnya 100-200 m. Lereng kontinen merupakan daerah yang lebih curam dari landas kontinen, dengan kemiringan 3-6%. Menurut Munandar & Baeda (2014) kaki benua (Continental Rise) ini di bagi menjadi dua, yaitu:
Passive Continental Margins
Dapat terjadi apabila suatu proses geologi tidak terjadi di dasar lautan sehingga kanampakan pada paparan benua, lereng benua, kaki benua hanya berupa suatu tutupan endapan yang berasal dari erosi.
Active Continental Margins
Dapat terjadi jika suatu proses geologi di dasar lautan, yaitu akibat dari pergerakan lempeng tektonik sehingga lempeng laut seolah-olah menunjam menuju pada lempeng benua sehingga disebut terjadi suatu subduksi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu lembah yang panjang dan dalam yang dihasilkan oleh aktivitas gunung api.
- Daerah Perairan Dalam
Menurut Haryanta et al (2017) Pada secara umum, "rak glasial" dicirikan oleh campuran komponen utamanya antara pasir, dan kerikil. Era "landas kontinen nonglasial" sedimen biasanya mengandung lumpur dari sungai. Bagian landas kontinen, yakni di dasar laut memiliki ombak dan arusnya cukup kuat. Biasanya, batuan kasar dan material kerikil diendapkan. Hampir "lereng benua" curam untuk mencegah sedimen jatuh diendapkan dalam ketebalan yang cukup besar. Kemiringan permukaannya dibentuk oleh batuan dasar dan tersusun berlapis-lapis. Lumpur dan lumpur halus pada permukaan batu terkadang tertutup kerikil dan pasir, sedimen di perairan dalam sedimen laut dalam dibagi menjadi dua jenis sedimen terestrial pelagis dan biodeposit pelagis tipe endapan sedimen dapat terdistribusi sebagai berikut:
Sedimen Biogenik Pelagis
Di bawah mikroskop kita dapat melihat apa yang terdiri dari sedimen biogenik, dari berbagai struktur halus dan kompleks dengan sebagian besar endapannya berupa reruntuhan fitoplankton dan zooplankton di laut. Karena organisme planktonik hanya memiliki satu usia atau selama dua minggu ada semacam "hujan" dan sisa-sisa organisme plankton perlahan tapi pasti membentuk lapisan sedimen di akuarium. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air serta kedalaman dan jumlah produksi primer di permukaan laut. Dengan adanya mikroorganisme dalam sedimen laut yang dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktivitas permukaan laut di zaman kuno.
Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua endapan Terrigen di lingkungan pelagis terdiri dari material ini sangat kecil. Bahan material memasuki lingkungan dengan dua cara pelagis. Pertama, dengan bantuan aliran kekeruhan dan aliran gravitasi. Kedua melalui. Pergerakan es adalah material glasial yang dibawa ke laut oleh gunung es meleleh. Kotak pasir ditemukan di sedimen pelagis ratusan kilometer jauhnya Daerah glasial atau asalusulnya. Angin adalah alat transportasi yang penting membawa barang langsung ke laut. tanah liat pelagis laut terutama dibawa oleh angin (Aeolian). Ukuran nada ini. komponen debu utama yang terbawa angin adalah mineral kuarsa dan lempung. untuk mengukur Invasi material vulkanik ke sedimen laut dalam jarang terjadi di seluruh dunia. Letusan besar dapat melepaskan sejumlah besar abu dan debu Pada ketinggian 15–50 km, ukuran partikel terkecil adalah 1 <1𝜇 m.

Leave a Reply
Terkait