Derita Penyu di Ngambur, Pesisir Barat

Satwa
Derita Penyu di Ngambur, Pesisir Barat
9 Oktober 2019
975

Penyu adalah salah satu reptilia purba yang masih bertahan hidup hingga kini. Di dunia ada tujuh jenis penyu dan enam di antaranya terdapat di Indonesia. Jenis penyu yang ada di Indonesia adalah penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta). Penyu belimbing adalah penyu yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Sedangkan penyu terkecil adalah penyu lekang, dengan bobot sekitar 50 kilogram. Salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi habitat alami 5 jenis penyu yaitu berada di kawasan konservasi penyu Pekon Muara Tembulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat, Propinsi Lampung. Kawasan tersebut termasuk KKLD (Kawasan Konservasi Laut Daerah) yang aktifitasnya sejak tahun 2007 oleh kelompok masyarakat Sukamaju. Kegiatan pelestarian penyu dengan cara penangkaran dapat dilakukan berdasarkan kondisi populasi yang semakin berkurang, lokasi yang semakin terbuka, dan jumlah produksi telur penyu yang semakin menurun, yang membutuhkan upaya penyelamatan. Upaya penyelamatan dilakukan dengan cara melindungi telur penyu yang berada di alam dari gangguan predator dan melepaskan tukik kembali ke laut. Namun, dari tahun 2014 hingga kini upaya konservasi penyu di Ngambur sudah mengalami penurunan yang diduga akibat menurunnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan penyu dan minimnya dukungan dari pemerintah setempat terhadap pelestarian penyu di kawasan tersebut. Berdasarkan data dari badan konservasi dunia IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) keberadaan jenispenyu sisik saat ini, termasuk ke dalam ekologi kritis (critically endangered). Sedangkan penyu hijau, penyu lekang, dan penyu tempayan digolongkan ke dalam spesies yang terancam punah (endangered). Pada tahun 2016, hanya ditemukan dua jenis penyu di Ngambur yaitu penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Penurunan populasi penyu di Ngambur baik di dalam perairan maupun saat bertelur ketika menuju daerah peneluran banyak mendapatkan gangguan yang menjadi ancaman bagi kehidupannya. Permasalahan yang dapat mengancam kehidupan penyu secara umum dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu faktor  alam dan faktor manusia. Faktor alam yang dapat mengganggu kehidupan penyu antara lain: 1.    Pemangsaan (predation) tukik dan telur penyu oleh predator yaitu semut semai (Paederus littoralis), kepiting hantu (Ocypode ceratophthalma), burung elang (Haliaetus leucogaster), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ular cincin emas (Boiga dendrophila), anjing (Canis lupus familiaris) dan biawak (Varanus salvator). 2.    Penyakit, yang disebabkan oleh bakteri, virus dan pencemaran lingkungan perairan. 3.    Perubahan iklim yang menyebabkan permukaan air laut naik dan banyak terjadi erosi pantai peneluran sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap berubahnya daya tetas dan keseimbangan rasio kelamin tukik. Sedangkan faktor manusia yaitu adanya gangguan dari perilaku manusia yang berdampak terhadap keberlangsungan hidup penyu antara lain: 1.    Tertangkapnya penyu karena aktivitas perikanan, baik disengaja maupun tidak disengaja dengan berbagai alat tangkap, seperti tombak, jaring insang (gill net), rawai panjang (longline) dan pukat (trawl). 2.    Penangkapan penyu dewasa untuk dimanfaatkan daging, cangkang dan tulangnya. 3.    Pengambilan telur-telur penyu yang dimanfaatkan sebagai sumber protein. 4.    Aktivitas pembangunan di wilayah pesisir yang dapat merusak habitat penyu untuk bertelur seperti penambangan pasir, limbah industri, pembangunan sarana-prasarana wisata pantai dan pembangunan dinding atau tanggul pantai. Dari tahun ke tahun populasi penyu di Indonesia semakin menurun dan diharapkan adanya tindakan konservasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat bersama masyarakat sebagai upaya mempertahankan keberlangsungan hidup dan meminimalisir terjadinya kepunahan penyu di alam.  

Referensi: IUCN Red List of Threatened Species. < www.iucnredlist.org. http://www.wwf.or.id/spesies/seaturtle.html, http://www.digilib.unila.ac.id/keragaman-penyu-dan-karakteristik-habitat-penelurannya-diNgambur.html

Tentang Penulis
Brina Wanda Pratiwi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2019-12-04
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *