Dampak Perubahan Iklim Terhadap Air

Marine
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Air
28 March 2020
958

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP AIR

Air sebagai sumber kehidupan sangat memegang peranan penting dalam hidup kita. Dengan air kita mendapatkan energi untuk memulai aktivitas, dengan air juga kita mulai melangsungkan kegiatan sehari-hari kita, untuk mandi saja kita membutuhkan air, untuk mencuci baju kita membutuhkan air, bayangkan  jika sehari saja kita tidak mendapatkan air, apa yang akan terjadi? Pasti kita akan kehausan dan tidak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari kita. Sayangnya, akhir-akhir ini banyak sekali air yang kualitasnya tidak lagi bersih terutama di wilayah perkotaan. Manusia tidak lagi peduli dengan kondisi air di bumi yang tidak lagi seimbang. Semakin banyak manusia yang merusak ekosistem hutan, menebangi pohon, mendirikan pabrik-pabrik yang asapnya mencemari udara dan limbahnya mencemari air. Semakin banyak manusia yang membuang sampah sembarangan tanpa mau tau sampah itu akan lari kemana. Sungai yang dulunya tampak jernihpun sekarang mulai kotor karena sampah-sampah yang sangat banyak dan bau tak sedap tercium di berbagai sudut kota. Kualitas air yang bersih mulai sulit ditemukan karena air telah tercemari oleh sampah-sampah. Kita sebagai generasi muda tentunya harus bisa mengatasi bagaimana cara menjaga kualitas air bersih agar kehidupan kita sehat dan tidak kehilangan sumber air bersih. Cara menjaga kualitas air diantaranya ialah:

1.  Tidak membuang sampah sembarangan. Berawal dari sampahlah penyakit-penyakit baru akan dimulai. Sungai yang tercemari sampah akan membuat kualitas air menjadi kotor. Padahal, dari air itulah kita bisa melakukan kegiatan sehari-hari kita.

2. Tidak menggunakan kendaraan bermotor ketika bepergian jarak dekat.

Polusi dari kendaraan bermotor akan mengakibatkan pemanasan global yang berujung pada rusaknya ekosistem dan kualitas air bersih tidak lagi terpenuhi Pengaruh air ketika kualitasnya tidak lagi bersih :

1. Bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap tentunya sangat mengganggu, bayangkan saja jika semua tempat bahkan di sudut-sudut kota tercium bau yang tidak sedap karena pencemaran air yang diakibatkan oleh sampah-sampah yang menumpuk.

2. Pemandangan yang tidak lagi indah dipandang mata.

3. Masalah kesehatan. Ketika ada sampah pasti disitu ada lalat dan lalat tersebut tentu membawa bakteri dan penyakit yang mengganggu kesehatan kita.

4. Tidak bisa mencuci baju dan lain sebagainya karena airnya sudah tercemar oleh sampah-sampah ataupun limbah.

5. Air juga bisa menjadi sebuah bencana jika kita tidak menjaga kualitas kebersihannya. Maka dari itu kita harus menjaga keseimbangan dan kualitas air agar air bisa bersahabat dengan kita dan tidak menimbulkan bencana.

Manfaat kualitas air bersih :

1. Kenyamanan. Lingkungan dengan kualitas air bersih pastinya akan membuat kita nyaman dan sehat.

2. Lingkungan yang sehat.

3. Kebutuhan air tercukupi dengan kualitas air yang bersih.

Hal yang dapat mempengaruhi kualitas kerusakan air adalah :

1. Perusakan alam, khususnya hutan. Akhir-akhir ini banyak sekali manusia yang merusak hutan seperti penebangan liar demi kepentingan mereka sendiri tanpa mengerti jika kegiatan mereka secara langsung merusak bumi kita.

2. Pembuangan limbah pabrik. Banyak pabrik-pabrik besar tidak bisa memanfaatkan limbahnya, mereka cenderung membuang limbah mereka di sungai sehingga air sungai tercemar dan kualitas air bersihpun tidak bisa didapatkan oleh masyarakat sekitar.

3. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga kualitas air di bumi kita. Semuanya berawal dari diri kita masing-masing. Jika kita mau hidup kita sehat dan menginginkan air bersih tentunya kita harus mengawali dengan perubahan baik untuk bumi kita, menjaga, dan melindungi bumi kita. Karena sedikit perubahan sangat berpengaruh bagi kehidupan di masa depan kita. Keadaan lingkungan hidup dari tahun ke tahun semakin memprihatinkan.

Kerusakan lingkungan yang banyak menjadi sorotan masyarakat adalah kerusakan hutan. Berdasarkan catatan akhir tahun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), kerusakan hutan yang terjadi menyebabkan 83% (delapan puluh tiga persen) bencana banjir longsor di Indonesia. Liberalisasi izin-izin di bidang lingkungan hidup merupakan faktor utama peyebab kerusakan hutan, selain investasi di bidang pembangunan daerah semisal contoh pembangunan gedung – gedung pencakar langit yang semakin banyak di bangun tentu saja mengurangi lahan hijau yang ada di bumi sehingga menyebabkan sirkulasi udara di bumi tidak berjalan stabil akhirnya akan menyebabkan efek yang luar biasa bagi kesehatan manusia, penyebab lain dari terjadinya kerusakan hutan adalah rendahnya pendidikan. Berbagai penelitian dan upaya terus dilakukan guna menemukan cara paling efektif untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan namun sebagian orang masih saja berusaha merusak lingkungan. Di era globalisasi ini seharusnya bukan hanya kemajuan teknologi saja yang di perhitungkan, seharusnya faktor pendukung seperti lingkungan juga harus diperhatikan. Karena pada dasarnya terciptanya suatu negara yang maju harus diimbangi dengan pengetahuan tentang lingkungan yang sehat dan pola hidup yang sehat tetapi yang terjadi saat ini bukanlah seperti yang kita harapkan. Negara kita ini semakin maju tetapi tingkat kerusakan lingkungannya semakin tinngi. Untuk mencari solusi dari masalah ini, kita harus tahu apa akar dari kerusakan lingkungan kita ini. Menurut saya, yang menjadi akar utama dari kerusakan lingkungan kita adalah kurangnya pendidikan. Kurangnya pendidikanlah yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup karena rata-rata orang yang merusak lingkungan hidup adalah orang yang kurang berpendidikan. Pendidikan di sini tidak hanya berarti pendidikan akademis, namun juga moral. Ada orang yang pendidikan akademiknya baik, namun, moralnya kurang, dan sebaliknya. Kurangnya pendidikan membuat orang tidak menyadari akibat perbuatan yang dilakukannya. Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang ahli dan terampil serta produktif sehingga ia dinililai dapat mempercepat kesejahteraan masyarakat. Perbedaan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang terkadang mempengaruhi pola pikir dan sikap mereka, walaupun faktor lingkungan dan kebiasaan juga sangat berperan namun pendidikan tetaplah penting dalam pembentukan karakter seseorang dalam melakukan maupun mengatasi sesuatu permasalahan yang timbul. Salah satunya adalah permasalahan yang kaitannya dengan pencemaran lingkungan yang banyak terjadi belakangan ini. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ia akan semakin sadar akan bahaya pencemaran lingkungan. Kehadiran lingkungan bagi kehidupan makhluk pada hakekatnya merupakan suatu sarat mutlak bagi kelangsungan hidup secara menyeluruh. Jika kondisi lingkungannya menunjukkan keadaan yang baik berarti lingkungan tersebut menunjang terhadap kelangsungan hidup bagi makhluk hidup. Melestarikan lingkungan hidup merupakan kewajiban yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak, hal ini didasarkan pada  firman Allah  SWT: “Pada hari ini Aku  sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan atasmu nikmat-Ku, dan Aku ridhai Islam  sebagai aturan hidupmu”  (QS. 5:3). Oleh karena  itu aturan  Islam haruslah  mencakup  semua  sisi  yang  dibutuhkan  oleh  manusia  dalam kehidupannya.

Demikian  tinggi,  indah dan  terperinci aturan Sang Maha Rahman  dan  Rahim  ini,  sehingga  bukan  hanya mencakup  aturan  bagi sesama  manusia  saja,  melainkan  juga  terhadap  alam  dan  lingkungan hidupnya. Gagasan Inti dan Monitoring Evaluasi Dengan perkembangan dunia yang sangat pesat ini, manusia juga semakin berkembang salah satunya berkembang dalam pemanfaatan sumber daya alam yang terkandung dalam Bumi. Contoh yang dapat kita lihat saat ini adalah pengeboran Minyak Bumi dan Gas Alam yang belum lama ini terjadi di daerah Gayam kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Pengeboran Minyak Bumi dan Gas Alam atau dapat disingkat Migas ini sangat memberi pengaruh besar bagi warga desa Gayam dan sekitarnya. Dengan berkembangnya industri pengeboran migas di desa Gayam tentunya semakin berkembang juga dampak yang di dapat oleh warga sekitar pengeboran. Bukan hanya dampak negatif tetapi mereka juga memperoleh dampak positif dengan adanya pengeboran minyak tersebut dengan terciptanya sekolah – sekaloh baru dan rumah belajar. Namun tampaknya hal positip ini masih kurang diminati oleh warga sekitar desa gayam ini. Hampir separuh dari mereka masih buta pengetahuan akan kelestarian lingkungan. Gayam adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia. Semula Desa Gayam secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, namun seiring terjadinya pemekaran wilayah (Perda Bojonegoro No. 22 tahun 2011) akhirnya Desa Gayam menjadi bagian integral dari Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.  Sebagai salah satu bagian dari Kecamatan Gayam, Desa Gayam memiliki luas wilayah : 8.930.000 m2. Secara topografi, Desa Gayam tergolong dataran rendah karena berada pada ketinggian antara 15 s.d. 25 meter (dpl) dengan suhu udara rata-rata 24 derajat Celcius  dan curah hujan tahunan mencapai 2,45 mm/tahun.Di desa ini terdapat 6.451 jumlah  dan 1.965 KK dengan rincian 40 RT DAN 8 RW yang tersebar di 4 dusun, desa ini cukup kompeten untuk menjadi desa dengan penghasilan penduduk yang tinggi dan di tambah lagi dengan adanya pengeboran minyak bumi dan gas alam di wilayah ini menambah pendukung untuk berkembangnya wilayah ini, berkembang dalam sektor ekonomi dan pendidikan. Seiring berkembangnya waktu dan semakin majunya pertumbuhan ekonomi di desa Gayam, penduduk sekitar gayam saat ini bukan memajukan pengetahuan tentang kelestarian lingkungan tetapi malah mulai merusak kelestarian lingkungan. Kini mereka mulai meninggalkan kebiasaan hidup sehat yaitu dengan membuang sampah di sekitar sungai. Saat ini memang belum begitu terlihat dampaknya, namun bagaimana bila 5 tahun atau 10 tahun ke depan masyarakat desa gayam ini masih membuang sampah di sungai? tentunya dampak tersebut akan menimbulkan dampak besar dan cenderung mengarah ke dampak negatif. Sekarang lingkungan hidup kita semakin hari semakin menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah bukan hanya di wilayah desa Gayam saja tapi di seluruh dunia. Banyak seminar-seminar berbicara mengenai pemanasan global, banyak gerakan-gerakan untuk mengurangi sampah di berbagai tempat dan menjaga kebersihan air. Namun, usaha-usaha kita dalam mengurangi kerusakan nampak sedikit menuai hasil. Hutan masih dibabat demi mebel-mebel yang kita gunakan dan bahan bakar fosil kita gunakan untuk transportasi kita, sungai – sungai masih dipenuhi sampah, dan lebih parahnya lagi di sebagian wilayah indonesia kini sungai menjadi alih fungsi sebagai tempat pembuangan limbah pabrik. Sekarang ini lingkungan sudah mulai menampakkan kemarahannya pada kita dengan cara mendatangkan banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, namun kembali ke sifat dasar manusia yang tidak pernah puas dan selalu merasa hebat ia tetap merusak lingkungan dengan berbagai cara yang sadis. Demi mencapai situasi lingkungan yang baik, kita perlu bertindak dengan lebih cerdas, efektif, dan efisien. Lingkungan hidup kita semakin hari semakin menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah. Banyak orang berbicara mengenai pemanasan global, juga banyak gerakan-gerakan untuk mengurangi sampah di berbagai tempat dan menjaga kebersihan air. Namun, usaha dalam mengurangi kerusakan membuahkan hasil yang sedikit. Hutan masih difungsikan sebagai mebel yang kita gunakan dan bahan bakar fosil kita gunakan untuk transportasi kita. Demi mencapai situasi lingkungan yang baik, kita perlu bertindak dengan lebih cerdas, efektif, dan efisien. Untuk mencari solusi dari masalah ini, kita harus tahu apa dari kerusakan lingkungan kita ini, yang menjadi akar utama dari kerusakan lingkungan kita adalah kurangnya pendidikan. Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya merugikan manusia, namun juga merugikan makhluk hidup lain di bumi. Hewan akan banyak yang punah, karena kemampuan penyesuaikan diri mereka sangat kurang dibandingkan dengan manusia. Virus, bakter, dan penyakit lainnya bermutasi menyebabkan penyakit yang mematikan. Manusia sendiri pasti akan kehilangan hidup yang nyaman apabila lingkungan rusak. Banjir terjadi di mana-mana, kekeringan juga terjadi di berbagai tempat. Hal-hal ini bisa terjadi karena kerusakan lingkungan yang terutama melibatkan hutan dapat menyebabkan pemanasan global atau global warming. Apabila kita sudah belajar, kita pasti akan berusaha menyelamatkan lingkungan, karena, kita masih punya hati untuk mencintai lingkungan tempat kita tinggal, dan kita juga mampu berpikir apa yang terjadi di masa depan, yang berarti kita akan  menyadari cara menyelamatkan lingkungan hidup kita. Keinginan untuk menyelamatkan tersebut timbul karena kesadaran kita akan apa yang akan terjadi. Kita sangat membutuhkan generasi muda dalam menyelamatkan lingkungan hidup, karena merekalah kunci penyelamatan masa depan. Merekalah yang harus kita bentuk untuk memiliki visi mengenai lingkungan yang baik. Untuk meningkatkan generasi muda yang baik sangat dibutuhkan bantuan banyak pihak dalam bidang pendidikan dan tidak mudah dilakukan.

Bantuan mungkin agak sulit didapat dan diberikan ke pihak yang membutuhkan, namun, dengan usaha keras, pastinya kita akan mendapatkan generasi muda yang mampu menyelamatkan bumi kita. Simpulan dan Saran Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup memiliki peran yang sangat penting untuk kelangsungan hidup, kerusakan yang terjadi khususnya dibumi merupakan akibat gejala-gejala alam yang terjadi dan juga hasil dari ulah manusia itu sendiri. Berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah harus didukung  dengan pertambahan ilmu pengetahuan untuk warganya agar program yang dilaksanakan akan terlaksana dengan baik dan yang paling penting kita dapat menyelamatkan lingkungan dari kerusakan. Jadi, ada baiknya mulai dari sekarang ini kita memperhatikan tempat kita bernaung selama kita hidup di dunia ini yaitu Bumi. Kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT harus merawat, menjaga, dan tidak merusak lingkungan dan alam sekitarnya. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan.

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge    

About Author
Putri Julisa Anwari
Institut Pertanian Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-28
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *