Dampak Perubahan Iklim bagi Air

Marine
Dampak Perubahan Iklim bagi Air
28 March 2020
702

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai sata ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air sebagai sumber kehidupan sangat memegang peranan penting dalam hidup kita. Dengan air kita mendapatkan energi untuk memulai aktivitas, dengan air juga kita mulai melangsungkan kegiatan sehari-hari kita, untuk mandi saja kita membutuhkan air, untuk mencuci baju kita membutuhkan air, bayangkan  jika sehari saja kita tidak mendapatkan air, apa yang akan terjadi? Pasti kita akan kehausan dan tidak bisa menjalankan kegiatan sehari-hari kita. Sayangnya, akhir-akhir ini banyak sekali air yang kualitasnya tidak lagi bersih terutama di wilayah perkotaan. Manusia tidak lagi peduli dengan kondisi air di bumi yang tidak lagi seimbang. Semakin banyak manusia yang merusak ekosistem hutan, menebangi pohon, mendirikan pabrik-pabrik yang asapnya mencemari udara dan limbahnya mencemari air. Semakin banyak manusia yang membuang sampah sembarangan tanpa mau tau sampah itu akan lari kemana. Sungai yang dulunya tampak jernihpun sekarang mulai kotor karena sampah-sampah yang sangat banyak dan bau tak sedap tercium di berbagai sudut kota. Kualitas air yang bersih mulai sulit ditemukan karena air telah tercemari oleh sampah-sampah. Kita sebagai generasi muda tentunya harus bisa mengatasi bagaimana cara menjaga kualitas air bersih agar kehidupan kita sehat dan tidak kehilangan sumber air bersih.

Cara menjaga kualitas air diantaranya ialah:

1. Tidak membuang sampah sembarangan. Berawal dari sampahlah penyakit-penyakit baru akan dimulai. Sungai yang tercemari sampah akan membuat kualitas air menjadi kotor. Padahal, dari air itulah kita bisa melakukan kegiatan sehari-hari kita.

2. Tidak menggunakan kendaraan bermotor ketika bepergian jarak dekat. Polusi dari kendaraan bermotor akan mengakibatkan pemanasan global yang berujung pada rusaknya ekosistem dan kualitas air bersih tidak lagi terpenuhi. Air juga bisa menjadi sebuah bencana jika kita tidak menjaga kualitas kebersihannya.

Maka dari itu kita harus menjaga keseimbangan dan kualitas air agar air bisa bersahabat dengan kita dan tidak menimbulkan bencana Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga kualitas air di bumi kita. Semuanya berawal dari diri kita masing-masing. Jika kita mau hidup kita sehat dan menginginkan air bersih tentunya kita harus mengawali dengan perubahan baik untuk bumi kita, menjaga, dan melindungi bumi kita. Karena  sedikit perubahan sangat berpengaruh bagi kehidupan di masa depan kita. Air bersih merupakan kebutuhan mutlak hidup manusia di muka bumi. Untuk menjaga kelangsungan akan air bersih, maka manusia di bumi perlu memperingatinya dalam Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret. Peringatan tersebut merupakan wahana memperbarui tekad kita untuk melaksanakan Agenda 21 yang dicetuskan pada tahun 1992 dalam United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil atau lebih populer disebut Earth Summit. Hari Air Sedunia mulai diperingati sejak tahun 1993 oleh negara-negara anggota PBB. Setiap tahun terdapat tema khusus agar menjadi perhatian bagi warga dunia tentang betapa pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Peringatan Hari Air Sedunia pun memberikan arti penting bagi bangsa Indonesia untuk memegang komitmen penuh menjaga kelangsungan air. Apalagi, kondisi air yang ada di negeri ini mengalami kondisi krisis dan membutuhkan penanganan secara serius dari Pemerintah, swasta, stakeholder dan masyarakat.        

Perilaku masyarakat kita yang paling menonjol dan banyak mempengaruhi kondisi air bersih yang memperihatinkan adalah tindakan membuang sampah sembarangan. Kita sering melihat masyarakat begitu mudahnya membuang sampah, baik di sungai maupun di jalan raya. Perlu sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, bahwa membuang sampah sembarang memberikan dampak negatif terhadap air bersih yang kita konsumsi.Kadangkala, ada pertanyaan dalam benak kita mengapa masyarakat Indonesia begitu susah untuk membentuk karakter yang sadar akan penanganan sampah, meskipun hanya membuang sampah pada tempatnya? Perilaku buang sampah banyak disebabkan berbagai faktor, seperti: 1) Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan; 2) Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku; dan 3) Perceived behavior control. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan.          

Banyak tindakan yang perlu dilakukan baik oleh masyarakat maupun perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup air, seperti menekan konsumsi plastik. Perlu diketahui, bahwa sampah plastik tidak mampu diurai selama puluhan tahun.Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas air yang ada. Untuk mengurangi konsumsi sampah plastik, maka perlu adanya tindakan atau prinsip reduksi bersih yang diterapkan dalam keseharian seperti menerapkan prinsip 4R, yaitu (Reduce, Reuse, Recycle dan Replace), yaitu: 1) Belanja jangan boros, perhitungkan keperluan dengan cermat; 2) Bawalah keranjang belanja yang dapat dipakai berulang kali sehingga mengurangi sampah plastik; 3) Upayakan daun sebagai pembungkus karena sampah daun hancur ditanah; 4) Jangan masukan sampah kedalam got sungai atau laut; dan 5) Sampah dapur dan dedaunan untuk kompos, kertas untuk daur ulang, kaleng untuk pot.               

Kelangkaan air bersih membuat kita harus cerdik untuk mengantisipasinya. Proses pengolahan atau penjernihan air yang tidak layak konsumsi bisa kita lakukan sebagai alternatif. Sebagai informasi, proses penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Dapat dilakukan seperti air minum, proses industri, medis dan penggunaan lainnya. Tujuan utama dari proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air menjadi layak untuk penggunaan akhirnya (mengembalikan ke lingkungan alami air yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan). Ada beberapa cara proses penjernihan air seperti cara yang sederhana (praktis). Dengan pemakaian batu kali, ijuk, pasir halus, arang tempurung kelapa, kerikil, batu, batu kali dan 3 bak (pengendap, penyaring dan penampung) kita bisa melakukan proses penjernihan air. Perubahan iklim juga memengaruhi adanya ketersediaan air.            

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Beberapa meteorologi yang biasanya diukur adalah suhu, kelembapan, tekanan atmosfer, angina, dan curah hujan. Iklim suatu lokasi dipengaruhi oleh garis lintang, medan, dan ketinggiannya, serta perairan di dekatnya  dan arusnya. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Secara lebih umum, “iklim” suatu daerah adalah kondisi umum dari iklim di lokasi tersebut pada kurun waktu tertentu. Iklim dapat diklasifikan sesuai dengan rata-rata dan kisaran dari berbagai variable, biasanya suhu dan curah hujan. Klasifikasi yang paling umum digunakan adalah iklim Koppen, Sistem Thornthwaite, yang digunakan sejak tahun 1948, mengguabungkan evapotranspirasi dengan informasi suhu dan curah hujan untuk kemudian digunakan dalam mempelajari keanekaragaman hayati dan bagaimana perubahan iklim memengaruhinya. Sistem klasifikasi Sinoptik Bergeron dan Spasial berfokus pada asal usul massa udara yang menentukan iklim suatu wilayah. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut.  

Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, yang membedakan iklim satu dengan yang lain. Berdasarkan jumlah sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi, iklim dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1.      Iklim Tropis       

Iklim tropis biasa ditemukan di daerah sekitar garis ekuator Bumi, di antara garis 23,5 derajat Lintang Utara sampai 23,5 derajat Lintang Selatan. Negara-negara beriklim tropis itu antara lain Indonesia, Malaysia, dan negara di Asia Tenggara, India, Hongkong, Arab Saudi, Brasil, Peru, negara di Amerika Tengah, Nigeria, Madagaskar, Kenya, Kongo, dan lain-lain. 

2.   Iklim Subtropis 

Iklim subtropis berada di antara garis 23,5 derajat sampai 40 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan. Negara-negara beriklim subtropis antara lain Iran, Irak, Nepal, Tiongkok, Jepang, Korea Utara dan Selatan, Afrika Selatan, Mesir, Australia bagian selatan, Cile, Turki, dan lain-lain. Yang termasuk dalam iklim subtropis adalah iklim Mediterania dengan musim panas yang panas dan kering serta musim dingin yang basah tapi tidak terlalu dingin. Ada pula iklim subtropis yang hangat dan lembab dengan musim panas yang hangat dan musim dingin dengan curah hujan ringan.

3.      Sedang

Iklim sedang berada di antara garis 40 derajat sampai 60 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan. Negara-negara yang beriklim sedang antara lain Mongolia, Inggris, Irlandia, Perancis, Jerman, Denmark, Italia, Rumania, Ukraina, dan lain-lain.

4.      Dingin

Iklim dingin biasa ditemukan di daerah yang berada di atas garis 60 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan. Negara-negara yang beriklim dingin, yaitu Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia, Rusia bagian utara, Eslandia, Kanada, dan Alaska. Suhu pada musim dingin itu sangat dingin, sedangkan suhu di musim panas itu sejuk.

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah bumi. Dan dapat disimpulkan secara lebih ringkas bahwa perubahan iklim secara harfiah adalah iklim yang berubah akibat suhu global rata-rata meningkat. Keadaan ini harus diwaspadai karena dampaknya yang dapat merugikan bagi kehidupan di muka bumi ini. Perubahan iklim merupakan fenomena global yang ditandai adanya perubahan suhu dan pola curah hujan. Penyebab terbesar terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di lapisan atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH), dan nitrogen (NO) yang semakin meningkat. Gas rumah kaca yang ada menyerap radiasi gelombang panjang yang panas dan seiring dengan peningkatan gas rumah kaca, suhu permukaan bumi naik.             

Perubahan iklim global dapat menyebabkan pengaruh pola iklim dunia, distribusi hujan, arah dan kecepatan angin. Hal tersebut secara langsung akan berdampak pada kehidupan di permukaan bumi, seperti berkembangnya berbagai penyakit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan, kekeringan, banjir, pengaruh produktivitas. Perubahan iklim merupakan hal yang sampai sekarang belum bisa dihindari. Hal ini diyakini mampu semakin mampu semakin meluas dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan. Semakin besar dampak iklim yang dihasilkan maka semakin besar pula upaya aktif untuk menghindari dampak negatif melalui strategi mitigasi dan adaptasi. Perubahan iklim telah memberikan dampak dalam berbagai sector pula. Dampak tersebut telah dirasakan pada sektor perikanan, kelautan, kehutanan, pertanian, sumber daya air, lingkungan, bahkan ekonomi dan sosial. Sejauh ini dampak perubahan iklim yang paling ekstrim adalah terjadinya kenaikan temperatur serta terjadinya pergeseran musim.            

Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa sangatlah rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan suhu diberbagai wilayah, dan berubahnya awal dan panjang musim hujan. Perubahan curah hujan di sebagian wilayah di Indonesia akan mengakibatkan pengaruh terhadap berbagai varietas di wilayah tersebut. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko kekeringan. Diperkirakan penyebab perubahan iklim adalah emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Masalah gas emisi rumah kaca sebenarnya tidaklah hanya masalah di Indonesia saja, tetapi dirasakan oleh sebagian negara di bumi ini.        

Perubahan iklim global yang disebabkan oleh pemanasan global dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi lingkungan, diantaranya permasalahan sumber daya air berhubungan yang pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan air dan debit sungai. Dengan adanya perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global ketersediaan air terutama air bersih menjadi kekurangan. Oleh karena itu, untuk mengurangi pemanasan global hal yang harus dilakukan adalah melakukan penghematan listrik untuk mengurangi kadar CO2 pada lapisan atmosfer, mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil dan bisa beralih untuk menggunakan kendaraan umum, dan menanam pohon untuk menyeimbangkan kadar gas CO2 pada lapisan atmosfer.  

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

About Author
Satrah Choirul Insani
Institut Pertaniain Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-28
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *