CARNIVORA DAN CAMERA TRAP, SALAH SATU UPAYA PENYELAMATAN SATWA LIAR DI ALAM

Satwa
CARNIVORA DAN CAMERA TRAP, SALAH SATU UPAYA PENYELAMATAN SATWA LIAR DI ALAM
15 October 2019
919
0

Spesies mamalia yang terdapat di Indonesia berdasarkan Checklist of The Mammal of Indonesian adalah sebanyak 710 spesies (Suyanto, 2002). Di pulau Sumatera terdapat 196 spesies dari mamalia yang merupakan bagian paling banyak dibandingkan daerah Indonesia lainnya (Anwar, Damanik, Hisyam, dan Whitten, 1984). Spesies Carnivora di seluruh dunia jumlahnya mencapai 238 spesies dari 92 genera dan 7 famili (Nowak and Paradiso, 1983) dan di Indonesia terdapat 40 spesies dari 28 genera dan 6 famili (Suyanto, Yoneda, Maryanto, Maharadatunkamsi dan Sugardjito, 2002).

Banyaknya spesies yang memiliki sifat elusif, sekretif, nokturnal atau menghindari perjumpaan mereka dengan manusia membuat pengamatan satwa liar terutama Carnivora untuk mengetahui informasi ekologi di daerah tropis sulit dilakukan (Griffiths & Van Schaik, 1993), sehingga untuk melakukan estimasi populasi, menghitung kelimpahan relatif atau mengetahui pola aktivitasnya sangat sulit dilakukan (Silveira et al., 2003). Tetapi, dengan berkembangannya sebuah teknik camera trap (camera trap), pengetahuan tentang keanekaragaman spesies dan deteksi terhadap mamalia khususnya ordo Carnivora yang bersifat sekretif dan densitas rendah meningkat (Azlan & Sharma, 2002; Azlan, 2003; Azlan et al., 2003; Kawanishi & Sunquist, 2003).

 

Sejumlah penelitian telah menggunakan teknik camera trap untuk menggali informasi ekologi dari ordo carnivora di habitat alaminya di Sumatera, seperti karakteristik ekologi dan interaksi antar spesies kucing liar di Sumatera bagian tengah yang dilakukan oleh Sunarto pada tahun 2011. Pengamatan dan penelitian yang sejauh ini dilakukan di Sumatera Barat dengan menggunakan camera trap memberikan hasil beberapa spesies carnivora yang diketahui terdapat Sumatera Barat ada beberapa jenis, seperti Panthera tigris sumatrae, Catopuma temminckii, Pardofelis marmorata, Prionailurus bengalensis, Helarctos malayanus, Martes flavigula, Herpestes brachyurus, Prionodon linsang, dan Artictis binturong.

Image result for CARNIVORA ARKIVEHarimau Sumatera merupakan salah satu jenis Carnivora. untuk saat ini status konservasinya yaitu critically endangered. data terakhir menunjukkan bahwa jumlah individunya tidak lebih dari 300 ekor di alam.

Kurangnya pengetahuan dasar tentang berbagai aspek konservasi seperti status populasi, perilaku, ekologi dan ancaman menimbulkan kesulitan dalam menentukan prioritas konservasi serta laju kerusakan habitat, tingkat perburuan yang tinggi, berkurangnya luas kawasan hutan dan dengan lemahnya hukum yang berlaku membuat perhatian terhadap satwa liar menjadi lebih diutamakan.

 

Setiap spesies dari ordo Carnivora menempati mata rantai teratas sebagai predator di alam sebagai pengendali populasi hewan herbivore atau hewan mangsa. Namun, di alam mereka juga sebagai dispersal tidak hanya sebagai pemburu. Untuk saat ini, kantung-kantung habitat yang tersisa adalah kawasan hutan baik Taman Nasional maupun Cagar Alam atau Suaka Margasatwa yang diketahui sebagai kawasan konservasi.            

 

Kawasan konservasi adalah kawasan yang memiliki fungsi untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan serta pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya secara lestari. Kawasan konservasi terdiri dari Kawasan Pelestarian Alam (taman nasional, taman wisata alam dan taman hutan raya) dan Kawasan Pelestarian Alam (cagar alam dan suaka margasatwa) Di Indonesia terdapat 86 lokasi kawasan konservasi dengan total luas lebih kurang 60.000 hektar (UU No. 41 Th 1999).

 

Beberapa tahun belakangan ini telah ditemukan metode baru yang efisien dalam melakukan kegiatan inventarisasi, monitoring dan lain-lain yang berkaitan dengan satwa liar yaitu dengan menggunakan kamera trap. Metode ini dinilai sangat efisien dalam kegiatan ini. Beberapa penelitian yang telah dilakukan membuktikan keefektifan penggunaan kamera trap dalam memantau kehadiran satwa liar, yang biasanya sangat menghindari kontak dengan kehadiran manusia (Novarino et al., 2007).            

 

 

 

REFERENSI

 

Anwar., S. J. Damanik, N. Hisyam dan A. J. Whitten.1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Gajdah Mada University.  

Azlan, M. J. 2009. The use of camera trap in Malaysian rainforests. Journal of Tropical Biology and Conservation, 5:81-86  

Azlan, M. J. and S.K.Sharma. 2002. First record of melanistic tapir in Peninsular Malaysia. Journal of Wildlife and Parks.20:123  

Azlan, M.J. 2003. The diversity and conservation of mustelids, viverrids and herpestids in disturbed forest in Peninsular Malaysia. Small Carnivora Conservation.29:8-9  

Griffiths, M. & C. P. van Schaik, 1993. The impact of human traffic on the abundance and activity patterns of Sumatran rain forest mammals. Conservation Biology , 7(3): 623–626  

Kawanishi, K and M.E. Sunquist. 2003. Conservation status of tiger in Peninsular Malaysia. Biological Conservation 120:329-344  

Novarino, W., S. N. Kamilah, A. Nugroho, M. N. Janra, M. Silmi dan M. Syafrie.2007. Kehadiran Mamalia pada Sesapan (Salt lick) Di Hutan Lindung Taratak, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Biota 12 (2) : 100-107.

Nowak, R. MdanJ. L. Paradiso. 1983. Mammals of the World 4th Edition. Volume II.The Johns Hopkins University Press. Baltimore and London.

Silveira, L., A.T.A. Jacomo and J.A.F.Diniz-Filho. 2003. Camera trap, line transect cencus and  

Sunarto. 2011. Ecology and restoration of Sumatran tigers in forest and plantation landscape. Dissertation. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute & State University. Virginia.  

Suyanto, A. 2002. Mamalia di Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa barat. BCP – JICA. Bogor.  

Suyanto, A. M. Yoneda, I. Maryanto, Maharadatunkamsi and J. Sugardjito. 2002. Checklist of the mammals of Indonesia 2nd Edition. LIPI-JICA-PHKA Joint Project for Biodiversity Conservation in Indonesia. Bogor.  

Tentang Penulis
Nindy Ladyfandela

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2019-10-15
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *