Capung merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Serangga ini memiliki tiga siklus hidup atau tiga fase kehidupan, yaitu fase telur, fase larva dan fase dewasa. Pada umumnya, yang sering kali kita jumpai di sekitar rumah, sungai, sawah ataupun danau itu merupakan fase dewasa dari capung. Pada fase dewasa, capung memilki dua pasang sayap, tiga pasang kaki dan dua mata majemuk. Fase dewasa capung mempunyai warna yang beragam, ada yang berwarna oranye, merah, hijau, hitam bahkan berwarna kuning.
Pada fase larva capung tidak seperti yang sering kita lihat, pada fase larva sepenuhnya dihabiskan di dalam air atau secara aquatik. Pada fase inilah capung menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya, yaitu selama berbulan-bulan bahkan hingga bertahun-tahun. Pada umumnya di daerah tropis yang beriklim hangat, larva capung menyelesaikan seluruh perkembangannya selama satu bulan saja. Sedangkan pada daerah yang beriklim lebih dingin, umumnya memerlukan berbulan-bulan hingga tahunan sebelum menjadi capung dewasa.
Berbeda dengan fase dewasa capung yang sering kita jumpai, larva capung tidak memiliki sayap dan umumnya memiliki warna cokelat atau warna yang pudar. Capung merupakan hewan yang sepenuhnya karnivora, sehingga larva capung juga merupakan predator bagi larva nyamuk, ikan kecil, hingga serangga-serangga kecil lainnya yang berada di dalam air. Fase larva capung sangat bergantung pada ketersediaan makanan yang ada di habitat alaminya, dikarenakan pada fase larva memilki ruang gerak dan penyebarannya relatif sangat terbatas. Selain itu, tanaman air juga sangat dibutuhkan larva capung untuk berlindung dari predator.
Sumber Bacaan:
Kietzka, G. J., Pryke, J. S., Gaigher, R., & Samways, M. J. (2021). Congruency between adult male dragonflies and their larvae in river systems is relative to spatial grain. Ecological Indicators, 124, 107390.
Paulson, D. (2009). Dragonflies and Damselflies of the West. Princeton University Press.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.