Cangak Abu

Animal
Cangak Abu
23 June 2016
3222

Cangak abu (Ardea cinerea) mempunyai ciri-ciri berukuran besar (92 cm), berwarna putih, abu-abu, dan hitam. Dewasa : garis mata, jambul, bului terbang, bahu, dan dua buah garis pada dada hitam; kepala, leher, dada, dan punggung putih, dengan beberapa coretan ke bawah, bagian yang lain abu-abu. Kepala burung muda lebih abu-abu dan tidak ada warna hitam. Iris kuning, paruh kuning kehijauan, kaki kehitaman [1].

Cangak abu (Ardea cinerea) merupakan burung penetap atau native di Afrika, Erasia, sampai Filipina dan Sunda. Dari wilayah-wilayah tersebut memunculkan adanya ras-ras tersenderi, yaitu : ·        

cinerea Linnaeus, 1758 – Sebagian besar kawasan Paleartik, sebagian kecil sampai Afrika, India dan Sri Lanka. ·        

jouyi Clark, 1907 – Jepang sampai Burma utara dan ke selatan sampai Jawa. ·        

firasa Hartert, 1917 – Madagaskar. ·        

monicae Jouanin & Roux, 1963 – Kepulauan Banc d’Arguin, Mauritania [2].  

Cangak abu (Ardea cinerea) merupakan anggota Ardeidae yang umum dijumpai diwilayah lahan basah hingga tepi laut. Jenis ini termasuk burung pemakan ikan. Akan tetapi, dapat juga memakan selain ikan tergantung musim dan habitatnya [3].

(Foto Cangak abu dengan teknik digiscoping Casio pocketcamera dengan Nikon monocular. Foto oleh Rahmadiyono Widodo @Kulon Progo)

Mengenai perkembangbiakan,  Cangak abu (Ardea cinerea) di wilayah Paleartik (termasuk Indonesia) berbiak di bulan Januari - Juni [3].  Berdasarkan pengamatan penulis di wilayah kampus UGM, akhir bulan Juni tahun ini Cangak abu (Ardea cinerea) terlihat masih membawa material sarang menuju pohon yang cukup tinggi. Berbiak dalam koloni, kadang bercampur dengan kuntul, pecuk-ular dan paruh-sendok. Sarang koloni biasanya terletak di dekat perairan tawar maupun asin. Jumlah telur 3-4 butir setiap periode berbiak [2].

Cangak abu (Ardea cinerea) termasuk burung dengan status konservasi beresiko rendah, dalam daftar merah IUCN disebutkan populasinya stabil [4]. Di beberapa wilayah Indonesia, keberadaannya sering dianggap mengganggu karena sering mengambil ikan dari tambak-tambak ikan.    

 

 

Referensi :

[1] MacKinnon, Jhon, Keren Philips, & Bas van Balen. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. diterjemahkan oleh Wahyu Rahardianingtrah dkk. Bogor : LIPI-Burung Indonesia.

[2] http://www.kutilang.or.id/2012/07/08/cangak-abu/

[3] Martínez-Vilalta, A., Motis, A. & Kirwan, G.M. (2016). Grey Heron (Ardea cinerea). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved fromhttp://www.hbw.com/node/52674 on 23 June 2016)

[4] BirdLife International. 2012. Ardea cinerea. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T22696993A40287322. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T22696993A40287322.en. Downloaded on 23 June 2016 

Sumber foto :

Foto : Dokumen pribadi

Foto Tumb : Dokumen Pribadi  

About Author
Rahmadiyono Widodo
Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2022-01-17
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *