Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum) mempunyai ciri-ciri berukuran sangat kecil (8 cm), berwarna-warni. Jantan dewasa: tubuh bagian atas biru tua, perut dan tenggorokan kuning tua, dada merah padam dibatasi garis hitam yang tidak rapih. Betina: tubuh bagian atas coklat-zaitun buram dengan tunggir merah padam, tubuh bagian bawah kuning tua bercoret kelabu-zaitun. Iris biru atau coklat, paruh hitam, kaki kelabu tua [1].
(Foto : Burung cabai gunung jantan. @Yogyakarta, Dok.Pribadi)
(Foto : Burung cabai gunung betina. Foto oleh Khaleb Yordan)
Tersebar luas di hutan perbukitan, pegunungan, dan pinggir hutan di Jawa dan Bali, biasanya antara ketinggian 800-2.400 m [1]. Selain itu, Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum) juga dapat ditemukan pada kawasan hutan casuarina [2].
Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum) terdiri atas 4 sub-spesies, dengan daerah persebaran: ·
hanieli (Hellmayr, 1912): Pulau Timor. · sanguinolentum (Temminck, 1829): Sumatera selatan (Dua catatan perjumpaan di Lampung), Jawa dan Bali. · wilhelminae (Büttikofer, 1892): Pulau Sumba, di Sunda kecil. rhodopygiale (Rensch, 1928): Flores [3]
Seperti burung cabai lain, terbang di antara puncak pohon, terutama pada benalu dan semak-semak Viscum [1].
Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum) yang juga disebut dengan Blood-breasted Flowerpecker termasuk kedalam famili Dicaeidae merupakan burung pemakan buah kecil, benang sari, nektar, serangga kecil juga memakan buah pepaya [3]. Selain itu, diketahui makanannya berupa larva dari Chironomid dan serbuk sari tumbuhan famili Loranthaceae [2].
Tentang perkembangbiakannya, Di Jawa Barat waktu bersarang tercatat dalam bulan Januari, Agustus dan Oktober. Pernah tercatat pada bulan Maret ditemukan 2 anakan didalam sarang di Jawa Tengah. Sarang berbentuk seperti bulat telur dan mempunyai panjang 20 cm [2].
(Foto : Pengasuhan anakan oleh burung cabai gunung betina. Foto oleh Mas Untung S.)
Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum) termasuk jenis yang beresiko rendah status konservasinya [4]. Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum) termasuk jenis dari famili Dicaeidae yang endemik di Indonesia [5]. Akan tetapi juga pernah tercatat di kawasan Timor-Leste [4].
Referensi :
[1] MacKinnon, Jhon, Keren Philips, & Bas van Balen. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. diterjemahkan oleh Wahyu Rahardianingtrah dkk. Bogor : LIPI-Burung Indonesia.
[2] Cheke, R., Mann, C. & de Juana, E. (2016). Blood-breasted Flowerpecker (Dicaeum sanguinolentum). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved fromhttp://www.hbw.com/node/60152 on 29 March 2016)
[3] http://www.kutilang.or.id/2012/04/22/cabai-gunung/diakses pada tanggal 29 Maret 2016.
[4] BirdLife International. 2012. Dicaeum sanguinolentum. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T22717578A39288639. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T22717578A39288639.en. Downloaded on 29 March 2016
[5] http://www.inaturalist.org/taxa/13401-Dicaeum-sanguinolentum.
Sumber foto :
Foto
Burung cabai gunung jantan --> Dokumentasi Pribadi_Yogyakarta_2015
Foto burung cabai gunung betina --> Khaleb Yordan
Foto Tumb
Foto oleh Khaleb Yordan
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article