BW Journey 2015: Menggali Potensi Ekowisata dan Biodiversitas

Siapa tidak suka bermain di alam bebas? Menikmati udara sejuk, pemandangan baru, dan mendapatkan pengalaman seru. Meningkatnya minat rekreasi alam dan ekowisata (RAE) belakangan ini memberi dampak bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar kawasan Taman Nasional. Untuk memanfaatkan potensi RAE di kawasan tersebut langkah paling awal yang perlu dilakukan adalah inventarisasi sumberdaya RAE.

Setiap kawasan memiliki karakteristik dan sumberdaya yang unik. Misalnya kawasan Puncak, Bogor dengan udara sejuk dan perkebunan tehnya, berbeda lagi dengan Kepulauan Seribu yang memiliki fasilitas olah raga air, atau Aceh yang menawarkan wisata religi dan sejarah. Meski sangat beragam, sebenarnya sumberdaya RAE hanya dibagi menjadi jenis yaitu sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.

Sumber daya alam dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Bentang alam ; 2) Flora ; 3) Fauna. Sumber daya bentang alam seperti bukit, sungai, air terjun, atau danau yang indah dapat menarik wisatawan. Kedua, pesona flora juga bisa menjadi ikon dari sebuah kawasan RAE. Jangankan kebun raya, bahkan padang ilalang pun jadi spot yang selfi-able. Yang ketiga sumberdaya alam fauna, sumberdaya ini termasuk yang memberikan banyak pemasukan. Bagaimana tidak? Wisatawan rela bayar mahal untuk aktivitas birdwatching, fishing, sampai wildlife photography.

Sumberdaya buatan dapat berupa fasilitas yang mendukung RAE atau bahkan menjadi daya tarik utama RAE. Fasilitas seperti jalan, stasiun, jembatan, penginapan, rumah makan, rumah sakit, dan lain-lain sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan RAE. Tapi kadang fasilitas juga menjadi daya tarik utama karena nilai sejarah, budaya, dan keunikannya. Selain itu atraksi budaya dari masyarakat sekitar juga menjadi sumberdaya yang bisa menarik perhatian. Kesenian daerah, upacara adat, kegiatan panen raya, atau bahkan cara menikmati kopi yang unik bisa mengundang rasa penasaran.

Penasaran apa saja sumberdaya ekowisata yang akan kami gali di Taman Nasional Way Kambas? Tunggu cerita kami di Biodiversity Warriors Journey 2015 ya!