Bunga Rafflesia Arnoldi, Ikon Puspa Indonesia

Flora, Kehutanan, Satwa
Bunga Rafflesia Arnoldi, Ikon Puspa Indonesia
25 Agustus 2021
12367

Kalian pasti sering mendengar bunga Raflesia Arnoldi. Bunga ini pertama kali ditemukan pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang sedang mengikuti ekspedisi Thomas Stamford Raffles, sehingga tumbuhan ini pun diberi nama sesuai dengan sejarah penemunya yaitu penggabungan dari Sir Raffles dan Dr. Arnold, menjadi Rafflesia Arnoldi.

 

Bunga Rafflesia Arnoldi sulit untuk berkembang biak di tempat lain, namun bunga ini tumbuh subur di daerah Bengkulu. Banyak dari ilmuwan beberapa kebun raya yang bersusah payah untuk mengembangbiakan sang puspa, ikon Indonesia. Seperti, yang dapat kita lihat di Kebun Raya Bogor. Bunga tersebut pernah mekar di tahun 1929 namun baru mekar lagi di tahun 2010 setelah dibentuk tim khusus di tahun 2004. Pihak peneliti dari Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sofie Mursidawati menyebutkan bahwa sampai sekarang pihaknya belum bisa memaksakan bunga tersebut untuk mekar, karena sesuai sifat asalnya dari alam yang merupakan keseimbangan alamnya dan bunga ini juga lebih mudah untuk bermekar di habitat aslinya, namun tidak semua daerah seperti Bengkulu yang amat subur untuk sang Puspa. Jika bunga ini tidak bisa dikembangbiakan oleh manusia, Sofie khawatir bunga Rafflesia Arnoldi akan punah jika habitat asli dari bunga ini mengalami kerusakan.

 

Tetapi, kabar gembira datang di Bulan Agustus 2019  karena terdapat 9 bunga ini yang dapat kalian lihat ketika mengunjungi Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau. Hal ini merupakan penemuan pertama yang membuktikan bahwa kawasan SM Isau-Isau yang merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sumatera Selatan ini adalah habitat flora langka Rafflesia Arnoldi. Setelah dipastikan kembali pada Bulan Oktober 2019, dinyatakan bahwa spesies Rafflesia Arnoldi yang ditemukan merupakan tanaman khas dan langka yang endemik di Pulau Sumatera.  

 

 

Keunikan Bunga Rafflesia Arnoldi

Bentuk dari bunga Rafflesia Arnoldi yang cukup unik, membuatnya menjadi satu objek menarik yang dilihat oleh orang yang memandangnya. Dengan warnanya yang oranye atau merah cerah pekat disertai bintik-bintik berwarna putih dan kelopaknya yang besar, tebal, dan kasar. Bunga ini tentu a akan terlihat meskipun dari kejauhan. Belum lagi bentuknya yang tinggi, dengan diameter yang dapat mencapai 70 hingga 110 cm dan juga tinggi 50cm.

 

Fakta unik mengenai bunga ini, Raflesia Arnoldi tidak memiliki klorofil seperti tumbuhan lainnya. Ia masuk ke dalam jenis tanaman parasit yang artinya tidak berfotosintesis namun mendapatkan sumber makanan dengan bergantung ke tanaman inangnya. Alasan mengapa tumbuhan ini tidak bisa berfotosintesis ialah karena tidak memiliki daun, batang, dan akar. Apabila inang dari Rafflesia Arnoldi mati, maka Rafflesia juga akan mati.

 

Tumbuhan Raflesia Arnoldi juga dikenal memiliki bau yang busuk, banyak yang menggambarkan baunya seperti daging busuk yang mekar. Namun, bau ini justru menarik perhatian lalat bangkai. Maka dari itu tumbuhan ini juga sering dijuluki dengan sebutan bunga bangkai. Tetapi ternyata, bunga bangkai dengan Raflesia Arnoldi itu berbeda lho!

 

 

Perbedaan Bunga Rafflesia Arnoldi Dengan Bunga Bangkai

Sumber Gambar: Travel Kompas

Nama latin dari bunga bangkai sendiri adalah Amorphophallus titanum, bunga ini merupakan spesies bunga raksasa yang langka. Meskipun kedua bunga mengeluarkan bau busuk. Namun, dari bentuk, sifat biologis, sampai siklus hidup, keduanya berbeda jauh.

 

Melalui bentuknya, kita juga dapat melihat perbedaan kedua bunga ini. Bunga bangkai memiliki tonggol (spandix), yaitu bagian yang menjulang tinggi ke atas dengan bagian mekar yang merupakan pelindung di sekitar spandix yang bernama braktea. Sedangkan bunga Raflesia Arnoldi adalah bunga yang tidak memiliki tonggol, melainkan bentuknya melebar ke samping. Ditengahnya juga terdapat lubang besar dan warnanya yang merah bata.

 

Golongan keduanya juga berbeda, Raflesia Arnoldi yang merupakan golongan tumbuhan parasit yang hanya tumbuh di pohon Tetrastigma, sedangkan bunga bangkai (Amorphophallus) berasal dari keluarga talastalasan yang memiliki umbi, batang, serta akarnya sendiri membuatnya bisa mencari makanan untuk dirinya. Sehingga, walaupun keduanya sama-sama mengeluarkan bau bangkai, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.

 

Jenis kelamin dari kedua bunga tersebut juga berbeda. Tanaman Bunga Rafflesia Arnoldi memiliki dua jenis kelamin dalam satu bunga tersebut, atau disebut bunga berumah dua. Sedangkan Amorphophallus berkelamin jantan dan ada juga yang berkelamin betina di tumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu, tumbuhan bunga bangkai lebih mudah dibiakkan dengan biji dan bunga Raflesia Arnoldi sulit dikarenakan bunga jantan dan betina sulit didapati mekar bersamaan.

 

Cara berkembang biak keduanya juga berbeda,Bunga Rafflesia Arnoldi dapat tumbuh dengan biji hasil pembuahan jantan dan betina, namun sulit ditemukan karena pembuahannya yang harus terjadi dalam satu waktu bersamaan. Bunga bangkai sendiri dapat tumbuh melalui biji bunga dan umbi. Namun, jika dari biji, tanaman ini memerlukan puluhan tahun untuk tumbuh dan berbunga. Jika dari umbi, tanaman akan tumbuh lebih cepat tergantung usia dari umbi yang ditemukan di hutan. Karena cara berkembang biak dari bunga Rafflesia Arnoldi yang sulit, bunga ini juga membutuhkan waktu mekar yang lama, yaitu sekitar 9 bulan. Namun kemekaran ini hanya berlangsung selama seminggu.

 

 

Macam-Macam Spesies Bunga Rafflesia Arnoldi

Di dunia ini, terdapat 20 spesies bunga Raflesia Arnoldi, di Indonesia sendiri, berikut jenis-jenis Raflesia Arnoldi dan distribusinya:

  1. Rafflesia bengkuluensis (Sumatra)
  2. Rafflesia micropylora (Sumatra)
  3. Rafflesia meijerii (Sumatra)
  4. Rafflesia kemumu (Sumatra)
  5. Rafflesia gadutensis (Sumatra)
  6. Rafflesia lawangensis (Sumatra)
  7. Rafflesia arnoldii (Sumatra)
  8. Rafflesia rochussenii (Sumatra ,Jawa)
  9. Rafflesia  patma (Sumatra ,Jawa)
  10. Rafflesia  zollingeriana (Jawa)
  11. Rafflesia  pricei (Kalimantan)
  12. Rafflesia  tuan-mudae (Kalimantan)
  13. Rafflesia  hasseltii (Sumatra, Kalimantan)
  14. Rafflesia  atjehensis (Sumatra)
  15. Rafflesia  witkampii (Kalimantan)
  16. Rafflesia  ciliata (Kalimantan)
  17. Rafflesia  borneensis (Kalimantan)

 

Namun, sayang sekali untuk jenis bunga Rafflesia atjehensis dianggap sudah punah karena sejak tahun 1918 belum pernah ditemukan kembali penemuan bunga Raflesia Arnoldi dengan jenis tersebut. Sementara, untuk Rafflesia witkampii, Rafflesia ciliata, dan Rafflesia borneensis belum terverifikasi secara taksonomi dikarenakan deskripsi yang digunakan berdasarkan herbarium belum lengkap.

 

 

Kelangkaan Bunga Rafflesia Arnoldi

Tingginya laju deforestasi, kebakaran hutan, serta menurunnya area hutan di Indonesia menjadikan bunga ini berada dalam ancaman yang serius. Walaupun tentunya dengan bunga Rafflesia Arnoldi menjadi suatu objek wisata, hal ini sangat mendongkrak pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Namun, ancaman juga datang dari kesalahpahaman masyarakat akibat sektor pariwisata, yang memicu kerusakan Bunga Rafflesia Arnoldi, Seperti, pengambilan putiknya yang dimanfaatkan untuk obat tradisional, padahal informasi mengenai kesehatan dengan Rafflesia Arnoldi ini tidaklah terbukti secara ilmu pengetahuan.Bahkan, semenjak Rafflesia Arnoldi dijadikan objek wisata, banyak dari bunga ini yang berumur pendek.

 

Sulitnya untuk mengembangbiakan bunga ini menuntut kita sebagai manusia untuk mempelajari lebih jauh agar tidak terjadi kepunahan kepada Rafflesia Arnoldi. Bunga Rafflesia Arnoldi harus mendapatkan perlakuan khusus dari wisatawan yang mengunjunginya maupun para peneliti. Cara-cara yang dapat kita lakukan sebagai manusia yang peduli lingkungan untuk mematuhi hal-hal sebagai berikut ketika berkunjung melihat bunga Rafflesia Arnoldi:

 

  1. Tidak duduk dan menginjak inangnya

Karena tumbuhan Rafflesia Arnoldi yang tergolong parasit dan sangat bergantung ke tumbuhan inangnya, maka kita harus merawat tumbuhan inang ini agar tidak rusak. Terutama di bagian akarnya. Namun, hal ini sering sekali terjadi dan dilakukan oleh orang-orang para pengunjung. Bahkan, mereka mengjikak tumbuhan ini ketika berfoto dengan bunga Rafflesia Arnoldi.

 

Terdapat pengunjung yang foto dengan gaya tiduran ataupun sambil menduduki tumbuhan inang di dekat Rafflesia Arnoldi. Padahal, tumbuhan inang ini melintang di berbagai tempat. Ketidaktahuan para pengunjung seperti ini yang dapat menyebabkan putusnya akar inang, sehingga Bunga Rafflesia Arnoldi pun terputus dari inangnya dan mati.

 

  1. Terlalu dekat dengan Bunga

Tumbuhan inang bunga Rafflesia Arnoldi semakin tua akan semakin luas menjalar. Hal ini menyebabkan jarak aman melihat flora langka ini amat beragam. Seperti, jika inangnya masih muda maka jarak 5 meter tergolong aman. Tetapi jika inangnya sudah tua, akar dari inang tersebut akan menjalar kemana-mana yang bisa saja lebih dari  meter. Menyebabkan, para pengunjung tidak bisa terlalu dekat karena jika terlalu dekat akan menginjak sang inang.

 

Bagi para pengunjung pun selalu disarankan untuk memperhatikan jalur akar pohon inang Rafflesia Arnoldi, agar tidak diganggu atau dirusak. Pengaman pagar di beberapa kebun raya juga dapat dipasang. Karena akan menjadi sangat riskan jika di beberapa kebun raya atau hutan yang terdapat Bunga Rafflesia Arnoldi tidak dibagun suatu penjagaan yang menyebabkan tour guide dan wisatawan dapat dengan sembarangan memperlakukan bunga ini dengan buruk karena ketidak pahaman mereka.

 

  1. Dilarang menyentuh bagian bunga

Kebiasaan menyentuh ini merupakan hal yang sering kali dilakukan oleh wisatawan lokal maupun mancanegara dan pemandu wisata yang datang untuk melihat bunga Rafflesia. Hal ini sangatlah buruk untuk keberlangsungan sang puspa. Bakteri yang terdapat di tangan manusia dapat terkena sang bunga sehingga terjadi kerusakan. Tangan manusia yang tidak steril tersebut akan menyebabkan bakteri yang tidak baik untuk keberlangsungan bunga Rafflesia Arnoldi.

 

  1. Tour Guide yang kurang teredukasi

Banyak dari tour guide yang sengaja memetik bagian bunga untuk diberikan ke para turis mancanegara agar mereka bisa mencium bau khas bunga Rafflesia. Hal ini sangat berakibat buruk bagi sang flora karena menyebabkan bunga ini terlepas dari inangnya. Oleh karena itu dapat pula kita katakana merusak bunga ini, sama dengan membunuhnya. Bunga ini harus dijaga dengan baik, karena terjadi kerusakan seperti itu maka bunga ini akan cepat layu dan mati.

 

Akan lebih baik jika informasi mengenai penanganan yang benar untuk bunga Rafflesia Arnoldi diberitahukan secara merata kepada para wisatawan dan terutama pengelola wisata agar mereka semakin sada mengenai pentingnya merawat puspa langka Indonesia satu ini. Penjagaan yang ketat di daerah-daerah bunga Rafflesia Arnoldi juga dapat dilakukan, seperti pemasangan pagar agar tidak banyak orang-orang yang sembarangan berfoto, menyentuh, atau merusak bunga demi kepentingan pribadi atau pula bisa juga dipasangkan penjagaan ketat di sekitar daerah tertanamnya bunga. Lalu, pihak kawasan penanaman tersebut dapat memberikan hukuman yang besar bagi pihak yang melanggar aturan.

 

 

Referensi: https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/24/143241669/fakta-unik-rafflesia-arnoldii-bunga-tunggal-terbesar-di-dunia?page=all

https://www.suara.com/lifestyle/2020/12/23/200500/fakta-bunga-bangkai-rafflesia-arnoldii-yang-tidak-banyak-diketahui?page=all

https://generasibiologi.com/2018/11/jenis-jenis-rafflesia-di-indonesia.html

https://bobo.grid.id/read/082440977/banyak-yang-salah-rafflesia-arnoldii-bukan-nama-latin-bunga-bangkai-apa-bedanya-dengan-bunga-bangkai?page=all

http://ksdae.menlhk.go.id/info/6979/rafflesia-arnoldii,-sang-puspa-langka-di-belantara-sm--isau-isau.html

https://travel.kompas.com/read/2018/01/09/210000027/jangan-lakukan-4-hal-ini-saat-melihat-bunga-rafflesia-arnoldii?page=all

https://travel.kompas.com/read/2018/01/11/061400427/potensi-rafflesia-jadi-obyek-wisata-di-bengkulu

Tentang Penulis
Fiolita Medina Nurshabrina
LSPR Communication & Business Institute

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2021-08-29
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *