Buah Kepel Favorit Puteri Keraton

Buah Kepel Favorit Puteri Keraton
26 Agustus 2014
2819
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Buah kepel adalah buah khas Yogyakarta yang dinobatkan sebagai flora identitas provinsi DIY. Kepel berasal dari kata kepal karena memiliki ukuran sebesar kepalan tangan (diameter ± 6 cm). Bentuknya yang seperti tangan mengepal difilosofikan sebagai simbol kekuatan dan persatuan warga untuk mendukung keraton Yogyakarta.

Sejak zaman dahulu kepel dikonsumsi oleh puteri-puteri keraton karena berkhasiat sebagai deodoran alami. Konsumsi buah kepel membuat badan berbau wangi karena mampu menurunkan kandungan amonia dalam keringat dan urin.

http://ppvt.setjen.pertanian.go.id/

Buah kepel memiliki nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Nama lokal buah kepel dikenal sebagai simpul atau cindul oleh orang Jawa, orang Sunda menyebutnya burahol atau turalak, sedangkan di Bali disebut oho.  

Dahulu, buah ini hanya dikonsumsi oleh kalangan keraton, sehingga masyarakat menganggap tabu konsumsi kepel. Keterbatasan tersebut membuat kepel hanya tumbuh di lingkungan keraton dan tidak dibudidayakan masyarakat, sehingga kepel menjadi langka.

Kelangkaan juga disebabkan keengganan masyarakat untuk membudidayakan karena kepel tumbuh lambat dan daging buah yang sedikit (50% dari buah). Karena itu kepel ditanam di TMII, KRB, dan Taman Buah Mekarsari untuk menjaga kelestarian buah kepel, sebagai buah khas Indonesia dengan nilai dan kekayaan sejarahnya.

Referensi:
ppvt.setjen.pertanian.go.id
www.iptek.net.id
bk.menlh.go.id
resep.web.id
rynari.files.wordpress.com

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan