Seorang Ibu menjemur kain batik di samping rumahnya. Dua helai kain itu baru ia selesaikan hari ini. Sisa-sisa pewarna alami yang terlihat berserakan segera ia bersihkan satu per satu.
Ibu itu bernama Rasimpan. Beliau merupakan salah satu warga Desa Pandansari, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Selama hampir lima tahun beliau mencari nafkah dengan membatik menggunakan bahan-bahan tradisional hasil dari hutan mangrove.
Berawal dari banyaknya keanekaragaman yang terdapat di dalam ekosistem mangrove, seorang bapak terinspirasi akan pohon mangrove yang hanya menjadi lapisan pelindung lingkungan.
Mangrove adalah ekosistem yang melindungi semua hal yang ada di dalamnya. Mangrove melindungi pulau dari abrasi sehingga aktivitas masyarakat menjadi lancar dan aman. Adanya ekosistem mangrove menimbulkan mata pencaharian masyarakat yang beraneka ragam mulai dari pertambakan hingga kegiatan membatik.
Selain pohon bakau menjadi lapisan pelindung lingkungan, akar pohon bakau bisa disulap menjadi bahan pewarna alami yang digunakan untuk mewarnai kain menjadi berbagai bentuk dan corak yang beragam.
Bermula dari aktivitas seorang bapak bernama Pak Hadi, seorang pencari kulit dan akar bakau tua. Menurut Pak Hadi akar dan kulit bakau bisa menghasilkan warna yang lebih kuat daripada bagian bakau lainnya. Sehingga dia kumpulkan dan bawa pulang untuk diolah menjadi bahan pewarna kain batik.
Akar Bakau yang telah terkumpul akan direndam selama 24 jam, lalu hasil rendaman berupa larutan warna diendapkan ke dalam air kapur tohor selama 2 jam. Hasil endapannya berwarna coklat.
Usai Bapak merendam, sang istri Ibu Rasimpan menyiapkan selembar kain polos dengan canting ditangannya. Siap membuat berbagai corak batik yang indah.
Setelah selesai membuat corak, batik dijemur hingga kering. Setelah kering, batik diangkat dan dicuci sampai bersih. Lalu di jemur kembali sampai kering untuk siap dipasarkan.
Di hadapan Biodiversity Warriors (BW) Pak Hadi menjelaskan proses pembukaan batik dari awal sampai akhir dengan sangat rinci. Para BW berkata “ WOWW” setelah melihat batik cantik dengan pewarna alami mangrove. Ibu Rasimpan tampak sangat senang melihat respon para BW.
Fendria Wadi
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article