AIR SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN

Kelautan
AIR SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN
30 Maret 2020
1665

Siapa yang tidak mengenal air. Semua mahluk hidup di dunia ini membutuhkan apa yang disebut air, mulai dari mikroorganisme sampai dengan mahluk paling mulia yaitu manusia. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air, karena air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan.

Air merupakan senyawa kimia yang paling berlimpah di alam, namun demikian sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia, maka kebutuhan air pun meningkat pula, sehingga akhir-akhir ini air menjadi barang yang "mahal". Di kota-kota besar, tidak mudah mendapatkan sumber air bersih yang dipakai sebagai bahan baku air bersih yang bebas dari pencemaran, karena air banyak tersedot oleh kegiatan industri yang memerlukan sejumlah air dalam menunjang produksinya. Di sisi lain, tanah yang  merupakan celengan air sudah banyak ditutup untuk berbagai keperluan seperti perumahan, dan industri tanpa mempedulikan fungsi dari tanah tersebut sebagai wahana simpanan air untuk masa datang. Jumlah air yang terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun air mengalami pergerakan arus, tersirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga mengalami perubahan bentuk. Sirkulasi dan perubahan bentuk tersebut antara lain melalui air permukaan yang berubah menjadi uap (evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh tanaman (transpirasi) dan air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh manusia dan hewan (respirasi). Air yang menguap akan terkumpul menjadi awan kemudian jatuh sebagai air hujan. Air hujan ada yang langsung bergabung di permukaan, ada pula yang meresap masuk ke dalam celah batuan dalam tanah, sehingga menjadi air tanah.

Air Dan Manusia Melalui banyak riset diketahui bahwa persentase air di tubuh manusia mencapai 71%. Pada kosep terbentuknya manusia, telur yang dibuahi 96% adalah air, sewaktu dalam rahim ibu manusia berada dalam cairan ketuban, ketika lahir kedunia, jumlah prosentase air dalam tubuh manusia mencapai 75% dari berat tubuhnya, ketika dewasa mencapai 60%, dan pada saat usia senja, tubuh manusia mengandung 50% air. Sedangkan komponen darah manusia bisa melebihi 80%, serta melebihi 90% pada beberapa hewan dan tumbuhtumbuhan. Dengan rincian, Didalam darah manusia terkandung 85% air, ginjal 82%, otot 75%, otak 74%, jantung 69%, dan tulang 22%air.18 Telah kita ketahui bahwa kandungan air dalam tubuh manusia mencapai 71% berat badan orang dewasa, jumlah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: Bagian didalam sel-sel; dan Bagian diluar sel-sel (pembuluh darah, getah lambung,dan lainya )

Ketersediaan dan Krisis Air Tujuh puluh persen (70%) planet bumi yang kita tinggali terdiri atas air, sehingga banyak diantara kita yang beranggapan bahwa air di bumi sangat melimpah. Akan tetapi jika kita lihat lebih lanjut, sebagian besar (97%) air di bumi ini merupakan air laut yang tidak bisa dikonsumsi secara langsung baik untuk kepentingan rumah tangga maupun pertanian. Hanya sekitar 3% bahkan saat ini diperkirakan tinggal 2.5% air tawar yang siap dikonsumsi. Air inipun sebagian besar (2/3) nya tersimpan dalam bentuk gletser dan air beku (es) di kutub, sehingga tidak bisa digunakan secara langsung. Dengan kondisi ketersediaan air dunia yang demikian, mengakibatkan banyak penduduk dunia (diperkirakan sekitar 1,0 miliar) yang tidak memiliki akses terhadap air bersih, dan sekitar 1,5 miliar mengalami kelangkaan air setidaknya dalam beberapa bulan (bulan kering) dalam setahun. Berkaitan dengan kelangkaan air ini adalah sanitasi yang tidak memadai, yang juga menjadi masalah bagi 2,0 miliar penduduk dunia. Beberapa penyakit akibat kelangkaan air dan sanitasida yang buruk, seperti penyakit akibat kekurangan gizi, kelaparan, kolera, dan disentri merupakan ancaman bagi sebagian besar penduduk dunia. Dilaporkan sekitar dua juta orang yang kebanyakan adalah anak-anak yang berasal dari beberapa negara miskin dan berkembang, meninggal setiap tahunnya hanya karena beberapa penyakit tersebut dan akibat kelangkaan air dan kelaparan (Worldwildlife, 2000). Ketersediaan air (tawar) di Negara kita secara keseluruhan, diperkirakan sebanyak 12.000 m3 perkapita pertahun. Jumlah ketersediaan ini memang jauh diatas rata-rata ketersediaan air dunia yang hanya sekitar 8.000 m3 perkapita pertahun. Namun jika ketersediaan yang cukup besar tersebut dilihat dari sebarannya terutama sebaran perpulau atau per daerah aliran sungai (DAS), angka tersebut menjadi lain. Pulau Jawa misalnya yang luasnya mencapai 7.0% dari luas total daratan wilayah Indonesia, hanya mempunyai sekitar 4.5% dari potensi ketersediaan air (tawar) nasional, padahal pulau ini dihuni oleh sekitar 65% total penduduk Indonesia. Di Pulau Jawa ketersediaan airnya hanya sekitar 1.500 m3 perkapita pertahun yang berarti berada dibawah baku (standard) kecukupan air yakni 2.000 m3 perkapita pertahun. Ketersediaan air ini akan terus menurun dari tahun ketahun dan pada tahun 2020, diperkirakan hanya akan tersedia pada kisaran 1.000 m3 perkapita pertahun. Suatu jumlah ketersediaan yang sangat rendah, walaupun belum mencapai keadaan kritis. Ketersediaan air suatu wilayah dikatakan kritis bila air yang tersedia sama atau kurang dari 500 m3 /kapita/tahun. Ketersediaan ini tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga terutama (air minum) dan pertanian (irigasi), serta kebutuhan air lainnya. Dengan kata lain potensi terjadinya krisis air di Jawa dan beberapa pulau lain seperti di Sumatera dan Nusatenggara sangat besar di beberapa tahun yang akan datang

Perlindungan dan Konservasi air Saat ini bahkan hingga kehidupan manusia akan berakhir nanti, manusia masih akan tetap bertumpu atas dan tergantung kepada (keberadaan) air. Akan tetapi pengetahuan manusia akan air sejauh ini masih terbatas, termasuk kesadaran akan pentingnya menjaga air dan sumber-sumber air. Masih sangat banyak fenomena yang terjadi di atas permukaan tanah, di dalam tanah dan dalam tubuh air yang belum dipahami oleh manusia. Disamping itu masih banyak manusia atau sekelompok manusia yang mempunyai perilaku buruk terhadap air dan sumber air. Air dan sumber-sumber air terutama sungai, danau dan laut dijadikan sebagai tempat buangan berbagai macam limbah, mulai dari limbah–limbah yang mudah terurai hingga limbah berbahaya dan beracun. Akibatnya air dan sumber air menjadi tercemar, dan tak bisa dimanfaatkan (dengan dampak mematikan) bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Disamping itu masih banyak pula manusia yang berlaku boros dalam menggunakan air.

air dan kehidupan sangat

 #bwkehat #hariairsedunia #bwchallenge

 

 

 

Tentang Penulis
arya januar fadillah
sekolah vokasi institut pertanian bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2020-03-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *