Air dan segala yang harus kita jaga

Marine
Air dan segala yang harus kita jaga
31 March 2020
739

anggapan atau sesuatu rahasia umum bahwa dimana ada air maka disana dapat ditemukan harapan kehidupan. Di bumi, air merupakan bagian terbesar yang menjadi bagian bumi. Hampir 75 persen dari permukaan bumi tertutupi oleh air. 97 persen air yang terdapat dibumi merupakan air laut sedangkan 3 persennya lagi merupakan air tawar. Air merupakan kebutuhan primer yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tidak harus mengambil contoh pada hal jauh, tubuh manusia sendiri sangat membutuhkan banyak air yaitu 8 gelas perhari. Tentu hal ini juga berlaku pada makhluk hidup lainnya yaitu hewan dan juga tumbuhan yang membutuhkan air untuk pertumbuhan juga untuk perkembangan dan kelangsungan hidupnya di bumi.

Menurut Kodoati dan Sjarief (2010) Air merupakan sumber daya alam yang paling unik jika dibandingkan dengan sumber daya lain karena sifatnya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang pada musimnya sesuai dengan waktu. Namun, pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan, misal pada kondisi geologi tertentu dimana proses perjalanan air tanah memerlukan waktu ribuan tahun, sehingga bila pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan, air akan habis (Kodoatie dan Roestam, 2010).

Air adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Air digunakan untuk berbagai kehidupan sehari-hari seperti mandi, mencuci, makan, masak, maupun mencuci. Oleh karena itu, ketersediaan air sangatlah diutamakan di berbagai wilayah. Ketersediaan air yang tidak mencukupi dan terjadi krisis air akan menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. (Teknik, Diponegoro, Teknik, & Diponegoro, 2014)

Pada saat sekarang ini kebutuhan air tentu terus bertambah karena bertambahnya juga jumlah populasi manusia dari tahun ke tahun. Keberadaan air tawar dibumi yang hanya 3 persen membuat yang menunjang kehidupan sehari-hari makhluk hidup dibumi masih dianggap kurang karena pada faktanya menurut PBB ada terdapat lebih dari satu miliar orang yang tidak memiliki akses air bersih, dan juga ada tiga miliar lebih orang yang tidak memiliki layanan sanitasi yang mencukupi dan fakta yang paling menyedihkan juga bahwa masih ada tiga juta angka kematian pertahun yang diakibatkan oleh penyakit menular melalui air yang kurang bersih.

Jumlah ketersediaan air bersih yang tidak memadai dan terbatas semakin memicu terjadi krisis air bersih yang dapat terjadi di berbagai daerah. Perilaku-perilaku yang kadang dapat memicu rusaknya fasilitas akses air bersih yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab juga kadang masih dapat ditemukan. Selain fakta tersebut, pemborosan yang kadang dilakukan secara maupun tidak sadar bahkan oleh diri kita sendiri pun kadang masih sering terjadi. Hal ini merupakan salah satu faktor yang memicu terjadinya krisis air bersih.

Pada masa sekarang ini, masih banyak orang-orang yang tidak mengetahui bahwa ternyata iklim juga mempengaruhi bagaimana tingkat ketersediaan air bersih. Perubahan iklim sendiri merupakan fenomena yang pada akhir-akhir ini sering dibahas karna terdapat beberapa daerah yang mengalami perubahan iklim secara signifikan. Ada beberapa peneliti yang mengatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh pada sumber daya air yang ada diseluruh dunia. Perubahan iklim yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dunia adalah pemanasan global. Pemanasan global merupakan peningkatan rata-rata temperatur atmosfir yang dekat dengan permukaan bumi dan troposfer yang dapat berkontribusi pada perubahan iklim global.

Perubahan iklim global ditandai dengan meningkatnya suhu di permukaan bumi sebagai akibat dari peningkatan aktifitas manusia. Perubahan iklim global ditandai dengan peningkatan suhu sebagai akibat dari peningkatan aktifitas manusia.. Tercatat sejak abad ke-19 suhu permukaan bumi telah mengalami peningkatan sekitar 0,8° C. Peningkatan suhu diperkirakan sekitar 0,15° C sampai 0,3° C setiap dekade sejak tahun 1990-2005 (IPCC/Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007). Perubahan iklim ini menyebabkan dampak negative bagi kehidupan manusia seperti peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, dan juga kekeringan. (Gentur Adi Tjahjono, 2018).

Perubahan iklim global sebagai dampak dari pemanasan global telah mengekibatkan tidak stabilnya atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Adanya pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang banyak dihasilkan oleh industri-industri. Pengamatan temperatur global sejak abad 19 menunjukkan adanya perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya perubahan iklim. Perubahan temperatur global ini ditunjukkan dengan naiknya rata-rata temperatur hingga 0.74°C antara tahun 1906 hingga tahun 2005. Temperatur rata-rata global ini diperkirakan akan terus meningkat sekitar 1.8-4.0°C di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.1-6.4°C. (Lakhdar et al., 2012)

Pemanasan global merupakan naiknya suhu rata-rata di sebagian besar lapisan permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dalam jumlah banyak yang membuat energy panas matahari menjadi terperangkap di lapisan atmosfer. Pemanasan global ini telah menghasilkan berbagai dampak terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di muka bumi. Akibat tersebut antara lain naiknya permukaan air laut, terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, terganggunya hutan dan ekosistem, dan lain sebagainya (Kusumawardhani & Gernowo, 2015).

Sebuah panel para ilmuwan untuk mengamati juga meneliti tentang perubahan iklim dikenal juga dengan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) sudah mengeluarkan laporan tentang bagaimana dampak perubahan iklim terhadap kelautan dan juga kriosfer atau bagian permukaan bumi yang mengandung dalam bentuk padat seperti es yang terdapat di danau, laut atau sungai. Fakta bahwa masih banyak orang yang belum mengetahui tentang kriosfer, namun perannya sangatlah krusial bagi sistem iklim bumi. Perubahan iklim yang terjadi membuat bagian kriosfer makin mengecil. Lapisan es dan juga salju, gletser dan lapisan es mencair yang ini merupakan sesuatu yang sangat berpotensi berbahaya bagi manusia, ekosistem laut dan juga pegunungan tinggi. Es yang berada di lautan berkurang secara cepat dan samudra Artik yang merupakan salah satu tempat beradanya gletser terbesar didunia akan menjadi pemandangan yang sangat biasa ketika datangnya musim panas. Populasi hewan yang terdapat di daerah dingin seperti anjing laut, penguin, beruang kutub, paus dan hewan hewan lainnya yang bergantung pada keberadaan es dan daerah dingin yang menjadi tempat hidupnya akan berkurang secara drastis bahkan diprediksikan dapat punah hanya dalam waktu yang sekejap.

Fakta yang lebih lanjut menjelaskan bahwa dengan makin banyaknya es dan juga gletser yang mencair di permukaan bumi, makan akan semakin banyak air yang bening sehingga hal ini juga dapat memicu bagaimana pemantulan cahaya matahari oleh air akan menjadi lebih kuat dan mempercepat bagaimana terjadi pemanasan global. Mencairnya bagian-bagian es yang sebagian besar terdapat di utara dan selatan bumi juga menjadi ancaman berbahaya bagi banyak penduduk disana karna mengancam keselamatan.  Perubahan iklim yang terjadi memicu bagaimana ketersediaan air yang makin melimpah karena es dan juga gletser yang mencair namun hal itu juga membayakan bagi makhluk hidup. Kenaikan volume air akan dapat membuat beberapa masalah dunia baru bahkan dapat memicu tenggelamnya pulau.

Pemanasan global diperkirakan mampu menaikkan tinggi permukaan air laut, akibatnya dapat saja terjadi fenomena alam dan genangan di wilayah pesisir serta hilangnya sebagian lahan basah yang kaya akan keanekaragaman hayati. Kenaikan permukaan air laut biasanya mmapu mengakibatkan beberapa dampak, seperti peningkatan frekuensi dan intensitas banjir, perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan bakau, perluasan intruisi air laut, peningkatan ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir pantai, dan berkurangnya luas daratan atau bahkan hilangnya pulau-pulau kecil (Suhelmi, 2013).

Penemuan dari IPCC menyarankan bahwa efek yang terjadi karena pemanasan global dapat menyebabkan meningkatnya permukaan air laut dan meningkatnya cuaca ekstrim, yaitu antara lain temperatur permukaan bumi diperkirakan meningkat antara 1,4°C sampai 5,8°C sebagai perkiraan rata-rata global dari tahun 1990 sampai tahun 2010, Pemanasan (ekspansi thermal) dari lautan, bersamaan dengan pelelehan gletser dan es di daratan akan menyebabkan peningkatan permukaan air laut seluruh dunia, yang berarti permukaan air laut diproyeksikan naik 0,09 sampai 0,88 meter antara tahun 1990 sampai tahun 2010, hal ini akan berlangsung terus bahkan setelah konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi stabil, Kejadian cuaca ekstrim seperti temperature minimal yang lebih tinggi dan semakin sedikit hari-hari yang dingin, meningkatnya banjir, kekeringan, dan adanya gelombang panas dan juga gletser dan puncak es yang meleleh diperkirakan akan terus semakin meluas selama abad XXI, dengan ancaman gletser tropis dan subtropis dan beberapa kasus akan menghilang (Soedjajadi, 2007)

Penyebab terbesar terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di lapisan atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH), dan nitrogen (NO) yang semakin meningkat. Gas rumah kaca yang ada menyerap radiasi gelombang panjang yang panas dan seiring dengan peningkatan gas rumah kaca, suhu permukaan bumi naik. Perubahan iklim global dapat menyebabkan pengaruh pola iklim dunia, distribusi hujan, arah dan kecepatan angina. Hal tersebut secara langsung akan berdampak pada kehidupan di permukaan bumi, seperti berkembangnya berbagai penyakit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan, kekeringan, banjir, pengaruh produktivitas tumbuhan, dan lain sebagainya (Wibowo, 2009)

Suhu rata-rata Bumi meningkat hampir dua kali lipat dari 50 tahun lalu. Kenaikan suhu memang sedikit banyak terjadi mengikuti siklus alami geografis bumi. Para ilmuwan menyimpulkan penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca (ERK) dari aktivitas manusia. Efek rumah kaca sejatinya merupakan proses alami yang seharusnya menjadikan Bumi tempat yang nyaman untuk hidup efek rumah kaca terjadi ketika selimut gas atmosfer memerangkap sebagian panas matahari sehingga membuat Bumi sebuah planet yang hangat dan layak huni. Selama siang hari, sinar matahari akan menembus atmosfer untuk menghangatkan Bumi sebelum akhirnya kembali mendingin saat malam tiba.

Namun, penurunan suhu ini tidak drastis karena sebagian panasnya tetap terperangkap di atmosfer. Energi yang diserap atmosfer akan menjaga suhu Bumi tetap hangat. Tanpa adanya perlindungan atmosfer, Bumi tidak akan bisa dihuni makhluk hidup karena saking dinginnya. Meski begitu, aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas alam) justru meningkatkan jumlah gas panas yang dilepaskan ke udara sehingga mengubah prinsip efek rumah kaca alami Bumi. Semakin banyak gas panas yang diproduksi oleh manusia, semakin banyak pula panas yang diperangkap oleh atmosfer untuk dipantulkan balik ke ke bumi. Ini adalah masalah utama yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Namun perubahan iklim tidak semata-mata terjadi karena faktor alam, melainkan juga karena adanya ulah manusia. Dengan begitu, perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya ancaman banjir, kemarau, longsor, rob, dan berbagai bencana alam lainnya. (Kumalasari, 2014)

Perubahan iklim yang terjadi dibumi yaitu berupa perubahan cuaca atau curah hujan juga mempengaruhi bagaimana ketersediaan air bersih pada suatu daerah. Pada saat ini masih banyak orang-orang termasuk diri sendiri yang belum menyadari tentang bagaimana pentingnya air bagi kehidupan karna belum merasakan bagaimana jika kekurangan air. Air sebagai kebutuhan vital makhluk hidup yang berperan sangat penting pada keseimbangan ekosistem di bumi ini sangatlah berharga karena menyangkut bagaimana keberlangsungan hidup seseorang. Keberadaan curah hujan yang tinggi juga bukan merupakan hal yang baik bagi ketersediaan air bersih bagi suatu daerah karena dengan curah hujan air yang dialirkan ke daerah rumah-rumah warga dapat sangat kotor karena tercampur dengan berbagai macam lumpur atau juga bebatuan yang dibawa oleh hujan.

Sikap manusia yang kadang sangat apatis tentang bagaimana keadaan bumi yang ia tinggali sangat disayangkan. Karena sesungguhnya sampai saat ini kita tidak mempunyai tempat lain yang dapat ditinggali selain bumi yang kita pijaki. Keegoisan orang-orang yang mungkin belum memiliki pengetahuan atau kemauan tentang bagaimana seharusnya kita menjaga bumi dengan melakukan hal hal kecil yang dapat kita lakukan sebisa mungkin. Mengaja untuk tidak boros dalam pemakaian air bersih merupakan segala sesuatu yang harus kita lakukan untuk terus menjaga ekosistem dan keseimbangan kehidupan yang ada di tempat yang kita tinggali ini.

Indonesia merupakan negara dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kedua musim di Indonesia yang merupakan negara tropis ini dipengaruhi oleh salah satu sistem angin dunia yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Kedua angin ini bergerak berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Pada bulan Oktober-April, angin muson barat bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Samudra Hindia dengan membawa banyak kadar air, sehingga pada periode tersebut Indonesia mengalami musim penghujan. Sebaliknya, pada bulan April-Oktober, angin berganti arah dari Benua Australia menuju Benua Asia dengan membawa sedikit kadar air, sehingga Indonesia mengalami musim kemarau. Perubahan iklim yang terjadi di suatu daerah juga kadang menjadi salah satu faktor yang dapat memicu bagaimana terjadinya masalah di suatu daerah atau negara seperti Indonesia.            

Dalam setiap negara, perubahan iklim akan mengalami dampak yang berbeda-beda. Dari tahun 1975 – 2006 bencana alam terbanyak terjadi di benua Asia. Dari kelompok rentan terhadap bencana, diantaranya 3, 4 juta orang berasal dari kelompok masyarakat miskin, anak-anak, masyarakat adat, petani dan nelayan. Wanita merupakan proporsi terbesar dari masyarakat miskin dunia, termasuk anak-anak dan remaja perempuan, sangat rentan terhadap perubahan iklim (Bridge, 2008). Perubahan iklim memberi dampak paling berat terhadap perempuan dari kelompok sosial paling rendah (CSF, 2011).

Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa sangatlah rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan suhu di berbagai wilayah, dan berubahnya awal dan panjang musim hujan. Perubahan curah hujan di sebagia wilayah di Indonesia akan mengakibatkan pengaruh terhadap berbagai varietas di wilayah tersebut. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko kekekeringan. (BBPPSLP, 2008)

Indonesia merasakan dampak adanya perubahan iklim, yaitu menurunnya curah hujan serta peningkatan suhu di berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan data curah hujan dan suhu tahun 1978-2005 telah terjadi kecenderungan penurunan curah hujan di Gunungkidul dengan peningkatan suhu sebesar 0, 04-0,047 C/th (Sudarmadji, dkk, 2012).

Ada banyak hal yang dapat terjadi dari terjadi perubahan iklim sampai berdampak pada bagaimana ketersediaan air karna salah satu dampak dari perubahan iklim adalah terjadinya kekeringan yang dapat membuat hilangnya sumber air dan mengurangi mata air yang menjadi harapan hidup bagi sebagian orang. Selain itu, perubahan iklim juga memberi dampak dapat terjadinya banjir bahkan hingga membuat banjir permanen bagi beberapa daerah yang tentu akan merusak perekonomian dan juga kehidupan bagi masyarakat yang memiliki harapan dan juga tempat tinggal serta kehidupan di daerah tersebut.

Oleh karena itu, pada masa sekarang ini dimulai dari hal kecil dan diri sendiri kita harus memulai untuk bergerak membuat sesuatu yang dapat terus menjaga kelestarian air dan juga keseimbangan bumi. Membantu menyalurkan air juga harapan kehidupan bagi banyak orang yang sangat membutuhkan diluar sana untuk menyambung kehidupan juga untuk memulai semuanya dari awal. Karena kita harus mulai menyadari bahwa tidak semua daerah memiliki keberuntungan dengan sumber air yang memadai, tidak semua daerah memiliki segala macam fasilitas yang dapat menyalurkan kehidupan air bersih kepada mereka mereka yang membutuhkan untuk segala keperluan dan kehidupan baik untuk melanjutkan kehidupan, perekonomian yang dibutuhkan dan juga untuk segala pertanian juga perternakan sebagai sumber makanan. 

Ada banyak sekali hal yang dapat kita lakukan untuk mulai menjaga kelestarian air di bumi ini yang kita mulai dengan diri sendiri. Antara lain dengan menjaga lingkungan. Dengan menjaga lingkungan, maka air di sekitar kehidupan kita tidak akan mudah tercemar. Sehingga, air yang dipakai dan yang dikonsumsi tidak tercemar dan kotor serta aman untuk digunakan. Sampah-sampah yang ada disungai, diselokan, maupun dijalanan sangatlah berpengaruh bagi kelestarian air yang dikonsumsi bagi makhluk hidup, sebab dapat mencemari air dan mempengaruhi kebersihan air sebelumnya. Lalu dengan mengurangi penggunaan air yang digunakan secara boros dan tidak bertanggung jawab akan mengakibatkan kekeringan. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh masyarakat seperti mandi yang terlalu lama, lupa untuk mematikan air keran setelah mandi atau memakainya atau juga setelah menyiram bunga dan membersihkan kendaraan. Ini sangat perlu diperhatiakan, karena dengan berbagai kelakuan manusia tersebut akan dapat megurangi jumlah air dan mengakibatkan kebutuhan air yang sangat tinggi serta menjadi salah satu dampak kekeringan.

Membuang sampah pada tempatnya juga merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian air dibumi yang kita cintai ini. Dengan sampah tersebut, maka airpun akan sangat mudah tercemar dan kotor serta dapat menyumbat aliran sungai dan selokan, sehingga dapat merusak kelangsungan hidup manusia dan ruang publik untuk kehidupan dan air akan susah untuk dikonsumsi seperti biasanya. Oleh karena itu kita harus sangat menghindari pembuangan sampah sembarangan. Lalu dengan meminimalkan penggunaaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu cara yang sangat tepat untuk melindungi perairan global saat ini. Karena, ketika bahan-bahan kimia yang telah dipakai larut ke dalam air, maka mereka akan dapat merusak ekosistem air tersebut. contohnya saja seperti zat-zat kimia yang ada di air akan dapat menghancurkan alga-alga yang merupakan makanan plankton.

Cara lainnya yaitu dengan membuang bahan kimia dengan benar. Bahan bahan kimia tersebut sangatlah berbahaya bagi kelestarian air dan merusak lapisan atmosfer di kehidupan ini. Bahan berbahaya seperti cat, oli, oli motor atau bahan kimia lainnya jika di buang dengan sembarangan seperti membuang bahan-bahan tersebut ke dalam sungai atau selokan serta sumber-sumber air akan dapat mencemari air disekitarnya. Dampaknya akan kembali ke manusia itu sendiri. Air akan tercemar dan susah untuk dicari dan dikonsumsi. Selain itu cara lain yang sangat jarang dilakukan adalah mendaur ulang barang bekas. Barang-barang yang dapat di daur ulang biasanya sering sekali tidak terpikirkan oleh manusia saat ini dan membuangnya sembarangan seperti membuang barang tersebut ke sungai atau ke laut.

Mengadakan penyuluhan juga merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian air karna untuk meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya kita menjaga kelestarian air di bumi. Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya dalam menjaga kelestarian air. Maka dari itu, sangat diperlukan adanya penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian air di lingkungan masyarakat saat ini. Hal ini sangat di perlukan agar masyarakat saat ini sadar bahwa air sangatlah penting dalam kehidupan. Penyuluhan-penyuluhan tersebut bisa berupa seminar-seminar tentang pentingnya menjaga kelestarian air. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan cara mengajak masyarakat untuk gotong royong dan kerja bakti bersama untuk membersihkan sampah-sampah yang berkeliaran yang dapat mencemari kelestarian air. Cara lain yang sampai saat ini amat sangat sering dilaranggar adalah dengan tidak memotong pohon secara liar. Sebab dengan adaya penebangan pohon secara liar atau menebang pohon-pohon yang ada dihutan akan mengakibatkan tercemarnya sumber sumber mata air yang ada disekitarnya. Ini akan mengakibatkan sumber sumber tersebut akan tercemar dan tidak dapat dikonsumsi lagi oleh makhluk hidup, bahkan akan menimbulkan pengaruh pada kesehatan makhluk hiudp itu sendiri. Selain itu, ekosistem yanng ada disekitarnya akan menjadi tidak seimbang.

Banyak orang yang telah menebang pohon sembarang dan setelah itu tidak mempertangung jawabkan apa yang telah mereka kerjakan. Seharusnya mereka dapat melakukan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon tersebut. Dengan adanya reboisasi akan mengurangi dampak akibat kerusakan hutan, pohon-pohon tersebut akan terjaga kelestariannya yang juga mempengaruhi kelestarian ekosistem sumber-sumber air yang ada disekitarnya. Sehingga sumber-sumber air terebut tidak tercemar dan berih serta dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Dan untuk menjaga kehidupan kita juga kesehatan kita juga harus menciptakan lingkungan yang asri. Dengan lingkungan yang asri, maka lingkungan di sekitarnya dan ekosistem di sekitarnya akan terjaga dengan baik. Perairan pun tidak mudah untuk tercemar dan bersih. Dalam menciptakan lingkungan yang asri tersebut, bisa dilakukan melalui rumah kita sendiri. Lingkungan rumah yang asri akan menciptakan fungsi lingkungan hidup tersebut menjadi bersih, begitu juga dengan sektor air yang dipakai dan dikonsumsi. Pemakaian air untuk kegiatan sehari-hari menjadi bersih dan pengkonsumsian air menjadi bersih dan tidak tercemar akibat lingkungan rumah yang indah dan bersih.

Mari jaga lingkungan dan kelestarian air, lingkungan untuk kehidupan kita yang lebih baik di masa yang akan datang. Karena tidak ada yang bisa menjaga bumi selain diri kita sendiri.  

 

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

About Author
Salwa Afniola
Universitas Syiah Kuala

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-31
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *