ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MENENTUKAN CARA HIDUP MANUSIA DAN SUMBER DAYA AIR

Kelautan
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MENENTUKAN CARA HIDUP MANUSIA DAN SUMBER DAYA AIR
31 Maret 2020
828

Adaptasi perubahan iklim merupakan salah satu respons yang dilakukan oleh manusia  dalam menghadapi perubahan iklim. Banyak risiko atau dampak telah diperkirakan terjadi dalam   skala luas baik secara geografis, tingkat posisi maupun intensitas akibat terjadinya kenaikan suhu global atau pemanasan global. Tingkat kejenuhan karbon yang cukup tinggi dan lamanya waktu karbon di atmosfer memakan waktu yang panjang untuk kembali ke suhu normal. Adaptasi sangat penting untuk mengurangi risiko atau dampak yang ditimbulkan. Tindakan adaptasi perubahan iklim dilakukan dengan beberapa macam tindakan berupa reaktif yaitu dengan menanggapi kondisi yang telah berubah atau antisipatif yaitu dengan perencanaan perubahan iklim sebelum dampak yang diamati terjadi. Beradaptasi dengan perubahan yang sudah berlangsung, sekaligus mempersiapkan perubahan di masa depan akan jauh lebih baik. Secara individu, organisasi dan masyarakat mengambil langkah untuk melakukan adaptasi perubahan iklim. Banyak pemerintah, organisasi di Indonesia bahkan di seluruh dunia telah melakukan adaptasi perubahan iklim dengan langkah-langkah tambahan seperti teknologi dan kebijakan baru. Cara hidup manusia pun terus berdampingan dengan hal tersebut. Hal ini penting karena kita sudah melihat dampak perubahan iklim termasuk kenaikan permukaan laut, perubahan pola curah hujan, insiden gelombang panas dan cuaca ekstrim lainnya.

Lebih dari 95% bencana di Indonesia disebabkan oleh faktor hidrologi (iklim). Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat, pada 2017, sebanyak 91% bencana menimbulkan kematian dan orang hilang akibat banjir dan longsor atau kombinasi keduanya. Bencana sangat serius yang terjadi akibat faktor lainnya adalah kekeringan yang menyebabkan krisis air dan kebakaran hutan. Bencana karena faktor iklim ke depannya berpotensi meningkat. Selain karena faktor pemanasan global, faktor perusakan dan pencemaran lingkungan menambah tekanan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan saat ini. Untuk merespons ancaman dan dampak perubahan iklim yang cepat, dibutuhkan pula langkah cepat masyarakat. Sementara itu, pada tingkat global, para pihak memerlukan kesepakatan, komitmen, dan langkah nyata yang dibutuhkan dalam negosiasi yang panjang. Modalitas yang dimiliki Indonesia, seperti kebijakan, regulasi, dan instrumen operasional, harus mampu menumbuhkan program atau proyek yang sistematis. Program atau proyek yang sistematis merupakan kegiatan yang ditopang kemampuan sumberdaya manusia dan lembaga yang didampingi teknologi serta mampu dikerjakan masyarakat dengan memobilisasi pendanaan secara efektif dari sumberdaya yang tersedia. Jika hal tersebut terlambat dilakukan, Indonesia akan kehilangan peluang untuk menciptakan ketangguhan sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam menghadapi risiko krisis iklim.

Bumi yang semakin panas mulai berdampak pada mencairnya lapisan es di wilayah Kutub. Hal ini akan mengakibatkan pertambahan massa air di lautan termasuk wilayah Indonesia, sehingga tinggi muka air laut akan meningkat. Dampak dari peristiwa ini adalah banyak wilayah pantai yang mengalami kebanjiran, erosi, dan hilangnya daratan di pulau–pulau kecil, serta masuknya air laut ke wilayah air tawar. Masyarakat dan nelayan yang berdomisili di sekitar garis pantai akan semakin terdesak, bahkan kemungkinan kehilangan tempat tinggal. Sedangkan, diprediksi cuaca ekstrim akan semakin terjadi. Contohnya kekeringan, puting beliung, banjir, dan longsor. Peristiwa semacam ini dapat menghancurkan rumah dan kehidupan manusia termasuk merusak infrastruktur, jalur komunikasi, dan dapat menghambat pembangunan nasional. Kemudian, beberapa spesies yang tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi sekarang akan sulit untuk bertahan di habitatnya. Selain itu, ancaman terhadap ketersediaan air yang merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat dan makhuk hidup lainnya. Pemanasan global diyakini telah merubah pola presepsi air hujan sehingga beberapa daerah menghadapi ancaman kemarau yang semakin panjang dan kering, sementara sebagian daerah lain semakin basah sehingga dapat menyebabkan terjadinya banjir dan longsor

Perubahan akan semakin cepat semua tergantung pada gaya hidup kita. Untuk mengurangi emisi gas-gas rumah kaca, kita harus mengurangi penggunaan alat-alat yang menghasilkan gas-gas rumah kaca, dan adaptasi. Mengurangi emisi gas-gas rumah kaca dimulai dari diri kita sendiri dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, tidak membakar hutan, dan pegang prinsip dasar 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). Reuse berarti menggunakan benda yang bisa digunakan lagi. Reduce berarti mengurangi dalam memakai produk yang merusak lingkungan. Dan, recycle berarti mendaur ulang sampah yang masih bisa kita manfaatkan. Pemerintah juga telah mengambil beberapa kebijakan seperti penggunaan energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari. Energi alternatif ini dinilai aman terhadap atmosfer, dan tidak menimbulkan polusi yang berlebihan. Contohnya penggunaan bahan bakar gas pada kendaraan bermotor. Saat ini sudah banyak kendaraan transportasi umum yang menggunakan bahan bakar gas. Selain itu, upaya lainnya adalah reboisasi hutan.

Perubahan iklim akibat meningkatnya suhu bumi menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan dan cara hidup manusia. Proyeksi iklim mudah diterjemahkan dalam strategi yang nyata, tetapi dapat menjadi acuan dalam perencanaan. Kita harus mempertimbangkan dampak perubahan iklim terhadap rencana pembangunan serta mempertimbangkan apakah hal ini akan memperburuk perubahan iklim. Salah satu konsekuensi yang akan terjadi adalah perubahan curah hujan, banjir dan kekeringan dapat terjadi pada satu tempat yang sama. Mempertimbangkan rancangan tata kota dan cara rencana adaptasi yang dapat meminimalkan efek terhadap ekonomi lokal dan kehidupan manusia. Soal biaya, potensi, dan dukungan sosial politik dari pembuat kebijakan sehingga dapat membantu menyusun prioritas metode adaptasi. Contohnya persiapan mengatasi banjir, restorasi lahan basah, perbaikan sistem drainase, dan pengelolaan pantai. Contoh dalam bidang lain, para petani bersama pemerintah mengganti padi biasa dengan padi bibit unggul.

Pada pertemuan Wakil Bupati Kabupaten Sumba Timur, guna memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Bappeda Provinsi NTT yang didukung oleh GEF/UNDP telah melaksanakan program Strategic Planning and Action to Strengthen Climate Timur Province (SPARC). Fokus kegiatan SPARC adalah penguatan ketahanan air, pangan dan keragaman mata pencaharian masyarakat desa yang lebih tidak sensitif terhadap perubahan iklim.

Pertemuan dengan Wakil Bupati Kabupaten Sumba Timur

Sumber: http://ditjenppi.menlhk.go.id

Dr. Ruandha Agung Sugardiman, MSc., selaku Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur pada tanggal 19 September 2018 sekaligus meresmikan air bersih di Desa Makamenggit. Kunjungan kerja diawali pertemuan dengan Umbu Lili Pek, sebagai Wakil Bupati Kabupaten Sumba Timur. Disampaikan dalam kesempatan tersebut bahwa kehadiran program SPARC di Sumba Timur telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini mendapat apresiasi secara khusus dan harapan agar program sejenis dapat kembali hadir di tanah Sumba Timur. Selain itu, didiskusikan juga strategi kerbelanjutan program SPARC yaitu melalui pelibatan penuh dan partisipasi aktif Organisasi Pemerintah Daerah terkait di tingkat kabupaten serta dukungan lembaga keuangan lokal.  

Kunjungan Kerja Dirjen PPI ke Desa Makamenggit, Sumba Timur.

Sumber: http://ditjenppi.menlhk.go.id

Desa Makamenggit sebagai salah satu desa percontohan SPARC menjadi model penguatan ketahanan air melalui pembangunan infrastruktur air bersih bertenaga surya yang mendapat dukungan dana CSR Bank Pembangunan Daerah NTT serta pelibatan aktif masyarakat desa yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat PROKLIM. Dirjen PPI-KLHK bersama-sama dengan Wakil Bupati Sumba Timur, Sekda, Sekretaris Bappeda, OPD terkait dan Perangkat Pemerintahan Desa meresmikan pemanfaatan infrastruktur air tersebut, yang disambut dengan antusias oleh warga masyarakat setempat karena memberikan manfaat langsung kepada lebih dari 450 kepala keluarga di lokasi setempat. “Tadinya kami harus menempuh jarak 6-7 Km untuk mendapatkan air bersih. Namun kini setelah adanya program SPARC, air telah berada dekat dengan kami. Air bersih pun tidak sulit kami dapatkan. Seperti apa yang kami sampaikan melalui film pendek, Matahari Muncul airpun mengalir”, kata Kepala Desa Makamenggit dalam sambutan peresmian air bersih. “Kami berharap aset-aset ini dijaga dengan baik dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat desa Makamenggit. Kesulitan akses air bersih di masa lalu hendaknya dijadikan pembelajaran untuk dapat sama-sama menjaga keberadaan aset air yang kini telah dibangun di Desa Makamenggit. Semoga melalui bantuan ini dapat memberikan manfaat dan faedah bagi kehidupan bersama”, kata Ruandha Agung Sugardiman.

Perubahan iklim saat ini telah terjadi secara global dan telah memenyebabkan bahaya langsung seperti perubahan pola curah hujan, kenaikan suhu, kenaikan muka air, dan kejadian iklim ekstrim. Berbagai proses pemicu perubahan iklim telah diterima banyak pihak sehingga perubahan iklim diyakini sebagai pemberi dampak secara nyata terhadap sumberdaya air di wilayah Indonesia maupun dengan kosekuensi yang luas pada kehidupan masyarakat dan lingkungan. Adaptasi perlu dilakukan untuk mengurangi keretanan terhadap dampak perubahan iklim. Dengan dilakukannya adaptasi, diharapkan kemampuan manusia menghadapi perubahan iklim dapat meningkat seiring dengan usaha mengurangi pemanasan global.

 

  #bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

 

 

 

Sumber Referensi:

http://ditjenppi.menlhk.go.id

http://kolom.tempo.co

 

Tentang Penulis
Nadia Nursintha Dewi
IPB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2020-03-31
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *