...

Kelautan
...
30 Maret 2020
639

   Perubahan iklim merupakan bencana yang akan datang. Kita telah mengetahui sebabnya, yaitu manusia yang terus menerus menggunakan bahan bakar yang berasal dari dari fosil seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Kita sudah sebagian dari akibat pemanasan global ini, yaitu mencairnya es di kutub, meningkatnya suhu lautan, banjir besar-besaran, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahayamdan gelombang badai besar. Perubahan iklim adalah masalah seluruh dunia (global), oleh karena itu penyelesaiannya pun harus dilakukan secara global. Jadi, Sangat diperlukan partisipasi dari semua negara. Kepentingan nasional sering kali mengakibatkan kepentingan bersama secara global tidak terlaksana. Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini menyebabkan meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan. Perubahan iklim global belakangan ini dampaknya sudah semakin nyata, yang diantaranya ditandai dengan meningkatnya suhu udara, naiknya permukaan air laut dan perubahan pola musim hujan dan kemarau yang semakin tidak tentu. Perubahan iklim ini berpengaruh juga pada air. keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air, dan curah hujan. Salah satu dampaknya di wilayah pesisir, berkurangnya air tanah disertai kenaikan permukaan air laut juga telah memicu intrusi air laut ke daratan mencemari sumber-sumber air untuk keperluan air bersih dan dan irigasi. Air merupakan kebutuhan pokok setiap makhluk hidup di bumi. Manusia tergantung pada air bukan hanya memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga melainkan juga untuk kebutuhan-kebutuhan seperti kebutuhan produksi, kebutuhan industri dan kebutuhan lainnya. Seiring berjalannya waktu, meningkatnya jumlah populasi berbanding lurus pada meningkatnya kebutuhan akan air, padahal menurut siklus hidrologi, jumlah air adalah tetap. Hal ini tentu saja akan menimbulkan masalah di kemudian hari, yakni krisis air. Sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang pada musimnya seusai dengan waktu. Namun, pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan, misal pada kondisi geologi tertentu dimana proses perjalanan air tanah memerlukan waktu ribuan tahun, sehingga bila pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan, air akan habis. Air merupakan sumber daya yang vital bagi kehidupan. Pada dasarnya air digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti minum, mandi, memasak, maupun mencuci. Oleh karena itu, ketersediaan air yang kurang mencukupi jika dibandingkan dengan kebutuhan air bersih akan menimbulkan krisis dan kelangkaan air yang tentu saja menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari. Untuk mengatasi ketersediaan air bersih bisa menggunakan langkah-langkah alternatif seperti: 1.      Desialinasi Air laut Desalinasi air laut merupakan teknologi canggih masa kini. Dimana teknologi ini merupakan teknologi pemisahan garam dari air laut sehingga dapat dihasilkan air bersih yang dapat digunakan untuk minum maupun memenuhi kebutuhan air bersih. Kendala utama dalam tekhnik ini adalah biaya yang dikeluarkan sangat tinggi. 2.      Pemanenan air hujan Sistem pemanenan air hujan merupakan salah satu alternatif dalam menghadapi krisis air. Sistem ini merupakan sistem yang sangat sederhana, dimana prosesnya hanya dengan menampung air hujan yang jatuh dari atap ataupun air hujan yang jatuh kemudian air tersebut dapat digunakan di saat musim kemarau. Melihat begitu luasnya berbagai dampak dari perubahan iklim yang akan terjadi di indonesia, seluruh kalangan di negeri ini harus segera mulai mensosialisasikan pada masyarakat luas berbagai hal yang terkait dengan isu perubahan iklim, baik mengenai dampaknya maupun upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk menahan laju perubahan iklim di negeri ini. Mengenai kontribusi yang akan saya lakukan akan antisipasi masalah perubahan iklim ini masih sangat sederhana. Pertama, menerapkan gaya hidup cinta akan lingkungan, seperti di dalam keseharian saya yaitu tidak membuang sampah sembarangan karena hal yang seperti ini sering dianggap sepele oleh masyarakat padahal dampaknya begitu besar, contohnya saja bisa mengakibatkan banjir maupun mencemari lingkungan. Kedua, menghemat pemakaian listrik. Jadi, saya dan keluarga saya sudah terbiasa untuk menggunakan pemakaian listrik hanya untuk hal-hal yang penting saha. Sebab kita semua tahu, pasokan listrik di indonesia sering sekali mengalami naik-turun, maka dari itu tidak ada salahnya kita sendiri yang sebagai rakyat membantu pemerintah dalam hal tersebut. Ketiga, menggunakan air secukupnya. Saya dan keluarga saya menggunakan pemakaian air secukupnya seperti untuk keperluan minum, mandi, dan memasak. Bagi saya, perubahan itu tidak perlu langsung kepada kontribusi besar-besaran, sebab sebuah kontibusi yang bena-benar sukses selalu dimulai dari langkah yang paling kecil.    

Tentang Penulis
Widya Adi Putra
Sekolah Vokasi IPB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2020-03-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *