






Koka (Erythroxylum sp.) adalah tanaman budidaya asli dari bagian barat Amerika Selatan yang berasal dari famili Erythroxylaceae. Tanaman koka berbentuk semak dan dapat tumbuh hingga ketinggian 2-3 meter (7-10 kaki). Cabangnya lurus dan daunnya tipis, berwarna gelap. Bunganya kecil, bergerombol dalam tangkai yang pendek; mahkotanya berjumlah lima dan berwarna putih kekuningan; benang sarinya berbentuk hati, dan putiknya terdiri atas tiga bagian yang menyatu membentuk bakal buah beruang tiga. Bunganya lalu berkembang menjadi beri merah.
Zat aktif pada daun koka adalah alkaloid koka (kokain), yang terdapat dalam kisaran 0,3% hingga 1,5%, dengan rata-rata 0,8% pada daun yang masih segar. Selain itu, daun koka juga mempunyai beberapa alkaloid lain seperti methylecgonine cinnamate, benzoylecgonine, truxilline, hydroxytropacocaine, tropacocaine, ecgonine, cuscohygrine, dihydrocuscohygrine, nicotine, dan hygrine. Ketika dikunyah, daun koka berperan sebagai stimulan dan menekan rasa lapar, haus, sakit, dan lelah.
Daun koka, ketika dikonsumsi dalam bentuk asalnya, tidak akan menimbulkan ketergantungan baik fisiologis maupun psikologis ataupun gejala kecanduan apabila cukup lama tidak dikonsumsi. Karena kandungan alkaloid dan sifat noncandunya, koka telah disarankan sebagai metode penyembuhan kecanduan kokain untuk menghentikan pemakaian obat-obatan terlarang.
Sumber:
https://catatan-si-boss.blogspot.co.id/2014/09/koka-erythroxylum-sp-dalam-tradisi.html

Leave a Reply
Terkait