Meranti Tembaga

Flora
Meranti Tembaga
18 June 2015
2252
0

Pohon besar sampai sangat besar, tinggi dapat mencapai 60 m, panjang batang bebas cabang sampai 35 m, diameter sampai 175 cm, berbanir dengan ukuran tinggi 3,5 m, lebar 2,5 m, tebal 20 cm. Batang memiliki kulit luar berwarna kelabu atau coklat, tebal kurang lebih 5 mm. Daun berbentuk elliptical sampai ovate, berukuran 8-14 cm x 3,5-5,5 cm, dengan tulang-tulang daun sekunder sebanyak 12-15 pasang. Bunga memiliki benangsari 15, kepala sari bentuknya hampir menyerupai bulat peluru. Buah berbentuk bulat agak memanjang dan berukuran 10 x 2 cm. Meranti tembaga umumnya tumbuh pada tempat dengan ketinggian tempat sampai 700 m dpl; banyak ditemukan pada tanah-tanah yang berdrainase baik atau tanah berawa-rawa pada tanah lempung. Jenis ini biasanya tumbuh pada iklim dengan curah hujan lebih dari 1.600 mm dan musim kemarau kurang dari 6 bulan Jenis ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji. Anakan alam dari hutan sering diandalkan untuk penanaman (dengan cara cabutan atau puteran). Pembungaan biasanya terjadi setelah tajuk pohon mencapai atap hutan teratas. Meranti bisa berbunga setelah berumur kurang lebih 15 tahun setelah perkecambahan dan berbunga dengan interval 2 tahun sekali. Penyebaran biji biasanya berjarak pendek, tidak lebih dari 30 m dari pohon induknya. Anakan alam yang berada pada jarak lebih jauh dari 30 m dari pohon induknya cenderung kurang baik, karena berasal dari biji yang ringan dan cenderung tidak mempunyai ektomikoriza (asosiasi antara akar dengan jamur, yang berguna untuk penyerapan unsur hara). Dalam penanaman jenis ini harus diyakinkan bahwa pada akar anakan terdapat ektomikoriza. Ini dapat dijamin dengan mengambil anakan secara puteran, lalu bibit dipelihara di persemaian. Perbanyakan bibit di persemaian bisa juga dilakukan dengan menggunakan buah yang diambil dari pohonnya atau buah yang jatuh di lantai hutan. Buah yang diambil dari lantai hutan haruslah buah yang baru jatuh (paling lama 2 hari di lantai hutan). Ini bisa dilakukan dengan mengumpulkan setiap hari semua buah yang jatuh di sekitar pohon, kemudian buah langsung disemai di persemaian. Anakan alam di hutan biasanya banyak dijumpai. Anakan alam ini bisa dirangsang untuk tumbuh baik menjadi pohon dewasa dengan mengatur naungan yang di atasnya. Pada awal kehidupannya, anakan ini butuh naungan. Setelah anakan mencapai tinggi kurang lebih 70 cm, naungan di atasnya sebaiknya dihilangkan sedikit demi sedikit dengan menebang pohon-pohon yang dikehendaki.

SUMBER: http://apps.cs.ipb.ac.id/ipbiotics/user/organism/detail/detail_organisme_obat.php?id=839

Tentang Penulis
Abednego Togatorop
Managemen Hutan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2015-06-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *