Kompetisi Video Pentingnya Pola Konsumsi Diversifikasi Pangan Lokal untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Indonesia

Edukasi dan Sosialisasi
Kompetisi Video Pentingnya Pola Konsumsi Diversifikasi Pangan Lokal untuk Mendukung Kedaulatan Pangan Indonesia
13 September 2021
Instagram

Pandemi covid 19 yang saat ini masih berlangsung menyebabkan terganggunya kegiatan manusia baik itu dari segi kesehatan, pendidikan, bahkan  perekonomian di semua lini usaha,  termasuk sektor pertanian. Salah satu dampak yang harus diantisipasi terkait adanya pandemi covid-19 adalah ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Program diversifikasi pangan sangat penting dilakukan agar masyarakat tidak hanya terpaku pada satu jenis makanan pokok saja tetapi juga mengonsumsi bahan pangan lain sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi yaitu nasi/beras.

 

Secara umum, beras menjadi makanan pokok masyarakat Kalimantan Barat hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Kalimantan Barat berprofesi sebagai petani atau peladang, terutama yang bermukim di wilayah pedesaan.  Berdasarkan data yang di dapat melalui Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat jumlah penduduk Kalimantan Barat di tahun 2020 yakni 5.414.390,00 jiwa. Data terkait ketahanan pangan ditunjukan melalui data jumlah produksi beras, dimana pada 2018 berjumlah 366.098 kg, 2019 berjumlah 499.012 kg sedangkan di tahun 2020 berjumlah 457.980 kg.

 

Adanya jumlah penduduk yang sangat besar menunjukan jika Provinsi Kalimantan Barat harus mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan. Dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat, terdapat 10 Kabupaten (71,42%) termasuk 100 kabupaten yang paling rentan berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Komposit. Kabupaten Landak termasuk prioritas satu, Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Ketapang, Bengkayang, Sambas, Sintang. Sedangkan yang termasuk prioritas dua Kabupaten Sanggau dan Pontianak termasuk prioritas tiga.

 

Kebutuhan pangan di Kalimantan Barat sangat rentan karena dengan jumlah penduduk yang besar tentu saja memerlukan pasokan pangan yang terus meningkat. Sementara itu,  kapasitas memproduksi pangan cenderung menurun karena berbagai faktor, mulai dari keterbatasan lahan pertanian, adanya alih fungsi lahan, perubahan iklim akibat penebangan lahan hutan dan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit serta kurangnya industri untuk memproduksi pangan lokal tersebut.

 

Ketersediaan lahan yang saat ini dialihfungsikan untuk perkembangan perkebunan sawit menyebabkan Kalimantan Barat rentan terhadap ketersediaan pangan terutama beras. Diversifikasi pangan lokal merupakan salah satu strategi yang perlu digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas. Diversifikasi pangan yang dimaksudkan adalah untuk mendorong masyarakat agar dapat menganekaragamankan beberapa makanan pokok dan tidak hanya terpaku pada satu jenis saja.

 

Oleh karena itu, Mahasiswa Pencinta Alam bersama BW KEHATI Universitas Tanjungpura mengajak masyarakat untuk mengikuti  Kompetisi Video “Pentingnya Pola Konsumsi Diversifikasi Pangan Lokal Untuk mendukung Kedaulatan Pangan Indonesia” di Instagram dengan periode lomba : 03-18 April 2021. Kompetisi ini bertujuan untuk mempromosikan sumber pangan lokal selain beras yang dimiliki Indonesia agar masyarakat terutama generasi muda bersama untuk melestarikan pangan lokal.

 

 

Tinggalkan Balasan