#konservasi

Chalcorana chalconota I Kongkang Kolam

Chalcorana chalconota (Schlegel, 1837) merupakan anggota katak sejati atau ranidae yang terdiri atas beberapa spesies kriptik (Inger et al. 2009). Sering disebut dengan kongkang kolam atau white lipped frog karena terdapat garis putih memanjang di sepanjang mulutnya. Katak ini banyak menghabiskan waktunya di kolam untuk meletakkan banyak telur, menetas, hingga dewasa. Individu jantan dewasa berukuran sampai Chalcorana chalconota I Kongkang Kolam

Microhyla achatina I Percil Jawa

Microhyla achatina (Tschudi, 1838) merupakan anggota dari famili microhylidae dengan tubuh kecil dan ramping serta memiliki moncong yang lancip. Individu jantan dewasa berukuran sekitar 20 mm dan betina 25 mm. Katak ini biasa dijumpai pada hutan primer dan sekunder, beberapa kasus ditemukan individu yang melakukan panggilan suara di antara rerumputan atau semak yang basah didekat Microhyla achatina I Percil Jawa

Phrynoidis asper I Kodok-buduk Sungai

Phrynoidis asper (Gravenhorst, 1829) lebih sering dikenal dengan nama lokal kodok sungai besar, kodok puru hutan dan kodok batu. Kodok ini berukuran besar dan gagah dengan kulit berbintil kasar. Ukuran jantan mencapai 100 mm dan betina dewasa hingga mencapai 140 mm. Kodok ini berwarna hitam gelap serta bola mata kuning dan menghuni tepian di hutan Phrynoidis asper I Kodok-buduk Sungai

KATAK TERBANG REINWARDTII (SI TUKANG BAKSO)

Rhacophorus reinwardtii dideskripsikan pertama kali oleh Schlegel pada 1840 yang merupakan anggota dari famili Rhacophoridae atau keluarga katak pohon. Jenis ini termasuk kedalam katak eksotis karena memiliki dorsal berwarna hijau cerah dan ventral kekuningan. Katak ini sering disebut dengan istilah Flying frog karena saat melompat melebarkan tungkai depan dan belakang serta pada tungkainya memiliki selaput KATAK TERBANG REINWARDTII (SI TUKANG BAKSO)

NASIB SATWA DI TENGAH PEMUKIMAN MANUSIA

Mensiasati banyaknya kegiatan peralihan kebun-kebun, tanah lapang, bahkan persawahan menjadi bangunan permanen untuk kebutuhan pribadi manusia tidak dapat dibohongi dampaknya. Bagi mereka, satwa yang tinggal berkerabat dengan manusia tentunya hanya tinggal menunggu waktu kapan mereka akan mati. Dalam konteks ini, Duttaphrynus melanostictus atau kodok buduk menjadi salah satu hewan yang hidup dekat dengan manusia. Jenis NASIB SATWA DI TENGAH PEMUKIMAN MANUSIA

Orthetrum sabina

Orthetrum sabina (Capung Sambar Hijau) Capung ini kerap dijumpai di lingkungan sekitar kita. Baik di pemukiman, taman, atau dekat perairan. Capung ini memiliki corak pada thoraks yang khas yaitu hijau-hitam. Dan bagian abdomennya berwarna hitam-putih berseling.

Si Tanduk Penunggu Air Terjun

Megophrys montana, merupakan katak tanduk endemik Jawa yang biasa tinggal didekat perairan dataran tinggi. Mereka banyak beraktivitas di malam hari, memiliki kemampuan berenang yang baik, dan memiliki modifikasi pada kelopak matanya sehingga menyerupai tanduk.  

Tagiades japetus

Tagiades japetus masuk ke dalam famili Hesperiidae. Famili ini memiliki ciri khas antena yang berjarak satu dengan yang lainnya. Spesies ini memiliki tubuh berwarna coklat dengan bagian belakang sayapnya berwarna putih.

Jamides celeno

Spesies ini masuk ke dalam famili Lycanidae. Memiliki tubuh berwarna coklat muda (krem) dengan corak garis-garis putih. Pada bagian belakang sayapnya terdapat spot berwarna kuning dan hitam

Zemeros flegyas

Zemeros flegyas  Spesies ini masuk ke dalam famili Riodinidae. Antena spesies ini berwarna hitam putih berseling. Sayapnya memiliki ciri khas yaitu berwarna coklat dan terdapat corak hitam dan putih. Ukuran sayap antara sayap depan dan belakang dari famili Riodinidae umumnya berukuran hampir sejajar.