Begonia alam Indonesia, Anugerah Sang Pencipta untuk anak cucu kita

Activity, Flora, Forestry, Plants
Begonia alam Indonesia, Anugerah Sang Pencipta untuk anak cucu kita
10 August 2024
156

Begonia merupakan sebuah kata yang mengacu pada salah satu nama marga tumbuhan berbunga sekaligus nama dagang dari tumbuhan tersebut. Nama Begonia mungkin tidak asing lagi bagi para penghobi tanaman hias. Tumbuhan tersebut telah lama menjadi primadona tanaman hias yang ada di Indonesia maupun banyak negara. Ratusan bahkan ribuan kultivar telah dihasilkan dari seluruh dunia dengan bentuk, corak-corak warna daun dan bunga yang beragam. Sepertinya, tumbuhan yang satu ini tidak henti-hentinya menyajikan pesona keindahan sebagai tanaman hias, baik untuk hiasan di dalam rumah maupun pot-pot gantung di luar ruangan. Bahkan, Begonia sendiri telah ditanam secara masal dalam sebuah Taman Begonia yang ada di Lembang maupun sebagai pembatas jalan, seperti yang dijumpai di Kebun Raya Eka Karya Bali.

Sejak pertama kali diperkenalkan oleh Charles Plumier pada pertengahan abad 17, Begonia mulai menjadi target buruan para hunters spesimen tumbuhan. Konsekuensinya, jumlah jenis Begonia yang ditemukan terus meningkat hingga menempatkannya dalam sepuluh marga dengan jumlah jenis terbanyak. Hingga saat ini, jumlah Begonia di dunia mencapai 2.151 jenis per 7 Juli 2024 (Begonia - Home (rbge.org.uk)). Namun, angka tersebut bukanlah hasil akhir tentang jumlah jenis Begonia di dunia. Masih banyak peluang ditemukan jenis baru secara ilmiah dari berbagai penjuru dunia, terutama dari kawasan tropis Asia termasuk Indonesia.

Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir (2015 - 2024), setidaknya tercatat lebih dari 60 jenis baru dilaporkan dari Indonesia. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi pada beberapa dekade terakhir untuk penemuan jenis baru pada satu marga tumbuhan. Bahkan, baru-baru ini satu jenis Begonia endemik di Gunung Tanggamus Provinsi Lampung, yakni Begonia tanggamusensis menambah keanekaragaman jenis Begonia secara ilmiah. Dua spesimen Begonia koleksi Kebun Raya Cibodas – BRIN menjadi kandidat jenis baru yang ditemukan di kawasan Sumatra. Sayangnya, harus menunggu sedikit waktu hingga bunga betina mekar untuk melengkapi data morfologi tersebut.

Tren peningkatan penemuan jumlah jenis baru Begonia dari tahun ke tahun masih terus terjadi. Dari sebuah rekapitulasi beberapa jurnal ilmiah menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir, yakni tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2024, sebanyak 27 jenis baru telah dilaporkan dari Indonesia. Pulau Sumatra dan Sulawesi menyumbangkan masing-masing sembilan jenis baru Begonia, disusul Pulau Kalimantan sebanyak enam jenis baru dan dua jenis Begonia dari Pulau Halmahera. Kawasan Sunda Kecil, terutama kawasan yang berbatasan dengan Timor Leste juga ikut andil dalam dengan menyumbangkan satu jenis baru Begonia, yakni Begonia stilpnophylla. Maka, tidak salah jika Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas karena kontribusi yang besar sebagai rumah bagi keanekaragaman hayati.

Melirik keindahan Begonia alam di Indonesia

Keindahan Begonia terletak pada corak warna daunnya. Pada umumnya, warna hijau mendominasi untuk kelompok jenis Begonia alam. Tapi, hal tersebut tidaklah bisa disamaratakan untuk beberapa jenis Begonia alam di Indonesia. Sebut saja Begonia araneumoides, sebuah jenis baru yang ditemukan di kawasan karst Sumatra Barat. Kombinasi warna hijau muda pada tulang daun dengan hijau tua – kemerahan pada helaian daunnya tampak serasi dan bagus dijadikan indukan pada pemuliaan Begonia. Hal serupa juga ditemukan pada Begonia robii dengan corak warna yang mirip dengan Begonia araneumoides. Namun keduanya, dapat dibedakan dari bentuk helaian daunnya.

 

Gambar kiri: Begonia araneumoides, Gambar kanan: Begonia robii (Foto M Efendi)

Corak warna yang menarik juga dapat ditemukan pada Begonia alam dari Kalimantan, Begonia dracopelta misalnya. Begonia dracopelta telah banyak menghiasi halaman utama situs web para penghobi Begonia. Sesuai dengan namanya, Begonia dracopelta memiliki tekstur helaian daun yang menonjol kasar seperti kulit dari jenis kadal Lanthanotus borneensis. Kombinasi hijau muda pada pertulangan daunnya dengan warna hijau gelap di helaian daunnya, tentu menjadi daya tarik tersendiri. Maka pantas saja Begonia dracopelta dihargai € 44.00 per pot seperti yang dilansir dalam sebuah laman situs penghobi bunga.

Gambar Kiri Begonia dracopelta (Foto Suwidji Wongso), Gambar Kanan Begonia tjiasmantoi (Foto W. H Ardi)

Begonia alam dari Sulawesi juga tidak kalah menyajikan keindahan dari begonia alamnya. Begonia tjiasmantoi, sebuah jenis baru yang dideskripsikan pada tahun 2020. Menariknya dari tanaman ini adalah warna hiasan bunga kuning dan sepertinya menjadi satu-satunya jenis Begonia yang memiliki warna tepal kuning. Hiasan bunga pada Begonia biasanya berwarna putih, merah muda atau sedikit kemerahan.  Jenis-jenis lainnya Begonia dari Sulawesi pun juga tidak kalah unik untuk dijadikan sebagai indukan tanaman hias, misalnya Begonia mendumae yang memiliki variasi corak warna daun yang berbeda pada masing-masing daerah yang berbeda. Atau, juga si kecil mungil, Begonia willemii yang dideskripsikan dari Sulawesi Tengah oleh Ardi dan kawan-kawan tahun 2021. Tentunya masih banyak pilihan untuk dijadikan sebagai indukan dalam pemuliaan Begonia sebagai tanaman hias.

Cerita tentang indahnya Begonia alam di atas hanyalah sebagian kecil dari keunikan yang ada pada Begonia. Masih banyak jenis-jenis Begonia yang dapat diceritakan keindahannya dari sudut pandang yang lain, misalnya pada bentuk helaian daunnya. Salah satu bentuk helaian daun dari begonia adalah bentuk daun perisai atau tameng yang ditemukan pada Begonia goegoensis, Begonia sudjanae, Begonia natunaensis, Begonia coriacea dan masih banyak jenis Begonia lainya. Begonia goegoensis memiliki bentuk daun perisai sekaligus memiliki kombinasi warna hijau muda pada tulang daun dan hijau kehitaman pada helaian daunnya. Ini mirip dengan daun Anthurium.

Begonia goegoensis di antara Begonia lain yang belum teridentifikasi (foto M Efendi)
Keanekaragaman hayati, biodiversity, tumbuhan endemik
About Author
Muhammad Efendi
Peneliti Ahli Muda

Pusat Riset Botani Terapan BRIN

Terms and Conditions

  1. Contains only topics related to biodiversity and the environment
  2. Writing length 5,000-6,000 characters
  3. No plagiarism
  4. The article has never been published in the media and on other sites
  5. Include name, title, and organization
  6. Attach a photo of yourself and a brief biography
  7. Attach supporting photos (if any)
  8. Sending writings to [email protected]
  9. If it will be loaded, the admin will contact the author to inform the loading date

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *