Kategori: Satwa

Capung sambar biru / Orthetrum glaucum

Orthetrum glaucum, juga dikenal sebagai capung sambar biru atau elang rawa biru, adalah spesies capung yang sangat umum di daerah Asia tropis dan subtropis. Capung adalah serangga yang bergerak cepat dan dapat melakukan banyak gerakan di udara. Karena sering ditemukan di perairan seperti sungai, waduk, dan rawa, orthetrum glaucum juga berfungsi sebagai bioindikator kualitas air Capung sambar biru / Orthetrum glaucum

Red Percher / Neurothemis ramburii

Neurothemis ramburii berwarna merah dengan ujung sayap transparan bening. Di daerah cubital sayap belakang terdapat satu urat melintang. Jantan dan betina memiliki warna yang sama. Pterostigma dan perut bayi berwarna kuning kehijauan.

Tokek rumah | Gekko gecko

Tokek rumah merupakan hewan pemakan serangga -beberapa didapati memakan buah- yang bisa merayap di dinding selain cicak. Aktif di malam hari dengan suara khas yang terdengar seperti namanya “tokek”.

Celastrina lavendularis | Takat Polos

Celastrina lavendularis atau Takat Polos merupakan kupu-kupu dari Famili Lycaenidae. Sering ditemukan hinggap di tanah basah ketika puddling dengan posisi sayap menutup. Mirip dengan Udara placidula. Perbedaannya: C. lavendularis memiliki bintik putih kecil di ujung antenanya.

The White-lipped Frog (Chalcorana chalconota)

Kongkang kolam, atau Chalcorana chalconota, adalah nama sejenis katak yang termasuk dalam suku Ranidae. Sebagian besar orang Sunda menyebutnya bangkong kolĂ©. Dalam bahasa Inggris, ular bernama Schlegel’s Frog, ular berbulu putih, ular berbulu kapur, dan ular air berwarna coklat adalah namanya.

Si Capung Merah tua (Neurothemis ramburii)

Tubuh neurothemis ramburii berwarna merah dan ujung sayapnya transparan. Area cubital sayap belakang memiliki vena yang menyilang. Jantan dan betina sama gelapnya. Pterostigma janin berwarna kuning dan abdomennya berwarna kuning kehijauan.

Si Bangkong Kolong (Duttaphrynus melanostictus)

Bangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah. Melompat pendek-pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu Magrib; dan kembali ke tempat semula di waktu Subuh. Terkadang, tempat persembunyiannya itu dihuni bersama oleh sekelompok kodok besar dan kecil; sampai 6-7 ekor.

Si Bunglon hutan (Gonocephalus chamaeleontinus)

Bunglon hutan tinggal di hutan hujan yang basah. Bunglon hutan jantan berwarna cokelat kebiruan dengan bercak-bercak kuning, merah, dan oranye lebih besar daripada betina, dan panjangnya sekitar 30 hingga 40 cm. Bunglon hutan betina berwarna hijau kecokelatan dan ukurannya lebih kecil.