![](https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/wp-content/uploads/2020/07/default2.jpg)
![](https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/wp-content/uploads/2022/06/Kopi.jpeg)
![](https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/wp-content/uploads/2022/06/Kopi.jpeg)
![](/wp-content/uploads/2023/12/icon-new-cat.png)
![](/wp-content/uploads/2023/12/icon-new-date.png)
![](/wp-content/uploads/2023/12/icon-new-eye.png)
![](/wp-content/uploads/2023/12/icon-new-love.png)
Lahan gambut menyimpan banyak unsur hara, dalam pengelolaannya untuk petani kopi diperlukannya perawatan khusus agar mendapatkan cita rasa yang diinginkan. Tanaman kopi ini merupakan tanaman warisan dari generasi sebelumnya masih dirawat. Rata-rata setiap rumah memiliki 20-50 batang pohon kopi, saat ini kopi yang sudah dijemur terlepas dari kulit (green bean) dijual ke pengepul dengan kisaran harga 25.000-30.000/kg. Hal ini menunjukkan tanpa adanya perawatan yang insentif masih terdapat pengepul yang mengambil kopi kualitas biasa. Ini akan menjadi potensial ketika pohon di rawat dan memanen buah berwarna merah menghasilkan kualitas yang tidak kalah premium. Hal ini juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas para petani kopi diperlukannya kerjasama antara pemerintah daerah dan lembaga terkait.
![](/wp-content/uploads/2023/12/icon-new-tag.png)