Tahukah kamu kalau satwa ini sejak tahun 2022 ditetapkan statusnya menjadi Endangered oleh IUCN? Begini justifikasinya.
Subspesies ini adalah yang paling luas penyebarannya dibandingkan subspesies Macaca fascicularis lainnya, dan kondisinya hampir sama dengan spesies utamanya dari segi jumlah populasi, sebaran, ancaman, dan kebutuhan konservasi. Karena itu, kami mengacu pada penilaian untuk *Macaca fascicularis* secara keseluruhan (yang sudah menjelaskan ancaman-ancamannya secara rinci), dan menilai bahwa subspesies ini termasuk kategori “Terancam Punah” (Endangered) berdasarkan Kriteria A.
Subspesies ini sering diburu atau dibunuh karena sering menimbulkan masalah bagi manusia di berbagai daerah tempat mereka hidup. Ini menjadi masalah serius. Selain itu, mereka juga diburu karena tingginya permintaan dalam perdagangan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Perburuan dan penjebakan dilakukan karena konflik antara manusia dan kera, untuk makanan, atau untuk tujuan lainnya.
Selain ancaman perburuan, habitat tempat hidup mereka juga terus berubah. Hutan-hutan di Asia Tenggara terus ditebangi, rusak, atau dialihfungsikan (Sodhi dkk. 2004). Di banyak tempat, perlindungan terhadap subspesies ini masih sangat lemah, meskipun beberapa negara sebenarnya sudah memiliki hukum untuk melindungi mereka.
Penelitian terhadap spesies lain yang mirip, yaitu *Bonnet Macaque*, menunjukkan bahwa populasinya menurun tajam karena diburu dan karena hidup terlalu dekat dengan manusia. Hal yang sama diduga terjadi pada subspesies ini, dengan penurunan populasi sekitar 40% dalam 33 tahun terakhir. Penurunan ini disebabkan oleh tekanan perburuan untuk daging, olahraga, dan koleksi (trofi). Ancaman-ancaman ini juga diperkirakan akan terus meningkat.
Karena itu, populasi subspesies ini kemungkinan akan terus menurun, bahkan bisa melebihi 50% dalam 33 tahun ke depan. Maka dari itu, subspesies ini masuk dalam kategori “Terancam Punah” berdasarkan Kriteria A.
Subspesies ini tersebar di Brunei Darussalam; Kamboja; Indonesia (Bali, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Nusa Tenggara, Sumatera); Republik Demokratik Rakyat Laos; Malaysia (Sabah, Sarawak, Malaysia Semenanjung); Filipina; Singapura; Thailand; Vietnam.
Sumber:
IUCN 2025. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2025-1. <https://www.iucnredlist.org>
