Saat ini, masalah penurunan populasi amfibi di dunia menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Mulanya dibuktikan oleh penelitian Martha L. Crump tentang katak emas Atelopus zeteki di Costa Rica, dalam penelitiannya tidak ditemukan individu katak emas yang diperkirakan menghilang. Tentunya hal ini menjadi sinyal bagi peneliti amfibi di dunia bahwa telah terjadi masalah populasi pada katak. Menilik dari subjek yang sama, masalah yang terjadi pada katak juga akan mengancam kehilangan berbagai jenis reptil (Gibbons, 2000).
Indonesia merupakan Mega Biodiversity Country yang menyimpan banyak sekali kekayaan alam. Berdasarkan Kusrini (2006), Indonesia menjadi negara pengekspor katak beku terbesar di dunia. Jenis yang biasa dieskpor biasanya kelompok katak sawah Fejervarya. Beberapa etnis di Indonesia juga menjadikan katak sebagai konsumsi. Menurut data yang telah dirilis oleh IUCN, terdapat dua jenis katak dari Jawa yang memasuki kategori terancam yaitu Chirixalus trilaksonoi (Riyanto dan Kurniati, 2014) dan Leptophryne cruentata (Tschudi, 1838).
Leptophryne cruentata sendiri merupakan kodok yang berukuran kecil dengan bercak merah pada bagian dorsal. Dikenal dengan nama lokal Kodok bercak darah, Kodok merah, Kodok darah. Memiliki panggilan suara yang khas memanggil merdu diantara air terjun. Jenis ini merupakan endemik di Jawa Barat dengan populasi utama di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Iskandar 1998; Kusrini 2005). Sedangkan Chirixalus trilaksonoi menjadi katak pohon berukuran kecil yang baru saja dideskripsikan pada tahun 2014. Jenis ini mendiami hutan pada dataran rendah yang kian menghadapi ancaman deforestasi hutan sehingga mengalami kehilangan habitat.
Kedua jenis amfibi di Indonesia yang memasuki kategori Endangered ini harus mendapatkan upaya konservasi yang serius karena termasuk kedalam hewan eksotis dengan ciri morfologi nan ciamik. Tentunya diharapkan populasi dari kedua jenis ini kian membaik agar tidak menuju kepada kepunahan.
Referensi:
Kusrini. 2019. Metode Survey dan Penelitian Herpetofauna. Bogor. IPB Press
Riyanto, A. & Kurniati, H. 2014. Three new species of Chiromantis Peters 1854 (Anura: Rhacophoridae) from Indonesia. Russian Journal of Herpetology, 21(1): 65–73.
Alhadi, F., Kaprawi, F., Hamidy, A. & Kirschey, T. 2021. Amfibi Pulau Jawa: Panduan Bergambar dan Identifikasi. Perkumpulan Amfibi Reptil Sumatra (ARS/NABU). Jakarta, 213 pp.
Munir, M., Hamidy, A., Kusrini, M.D., Kennedi, U.F., Ridha, M.A., Qayyim, D.I., Rafsanzani, R. & Nishikawa, K. 2021. A new species of Chirixalus Boulenger, 1893 (Anura: Rhacophoridae) from the lowland forests of Java. Raffles Bulletin of Zoology, 69.