Jakarta, 16 Oktober 2021 – Biodiversity Warriors KEHATI Universitas Negeri Jakarta atau akrab dengan sebutan BW Kehati UNJ menggelar Pelatihan hidroponik di Kampus A Universitas Negeri Jakarta dengan peserta mahasiswa dari segala fakultas dan juga anggota BW Kehati UNJ itu sendiri. Pelatihan ini bekerja sama dengan unit kegiatan mahasiswa pecinta alam Eka Citra sebagai wujud dari aksi pelestarian alam di lingkungan perkotaan.
Lahan yang sempit menjadi issue yang ramai diperbincangkan akhir – akhir ini. Ketersediaan pangan yang menipis juga menjadi permasalahan yang tidak bisa dihindari. Bertepatan dengan World Food Day atau Hari Pangan Sedunia, Pelatihan hidroponik di selenggarakan dengan harapan agar pesertanya dapat menanam sendiri bahan makanannya dirumah yang sejalan dengan tema yang diusung yaitu Grow Your Own Food.
Pelatihan ini berfokus pada hidroponik dengan sistem wick atau bisa dikenal dengan sistem sumbu. Keunggulan sistem ini adalah mudah dan murah sekali untuk di aplikasikan terlebih untuk pemula. Sistemnya adalah dengan menggunakan kain flanel sebagai media sumbu dari air nutrisi ke tanah, air akan merambat ke media tanam melalui kain flanel tersebut. Bibit harus di semai terlebih dahulu hingga sprout atau tumbuh tunas sekitar lima daun, lalu pindah tanam ke pot. Potnya bisa memanfaatkan botol plastik sekali pakai dengan di potong sepertiga dari bagian atasnya lalu dimasukan lagi kedalam bagian bawahnya secara terbalik. Komponen tutup pada botol plastik juga harus dipakai agar tanah atau media tanam seperti sekam bakar dan cocopeat tidak jatuh ke air nutrisi dibawahnya. Setelah pot selesai, penempatannya bisa di gantung atau di taruh di rak bertingkat, ini sangat efisien dalam penggunaan lahan bahkan bisa di lakukan di daerah dengan gang – gang sempit.
Pelatihan ini dihadiri oleh berbagai mahasiswa dan beberapa kelompok pecinta alam dan satwa seperti KSP Macaca, KPB Nictycorax dan KPAR Leucomystax. Peserta pelatihan di ajarkan juga untuk membuat pupuk organik cair yang bahkan bisa di jadikan bahan usaha. Peserta juga di perbolehkan untuk membawa pulang pot yang sudah dibuat selama pelatihan.
Pada massa pandemi, minat masyarakat Indonesia untuk bercocok tanam meningkat. Semoga dengan meningkatnya minat ini dapat membuat masyarakat sadar akan pentingnya ketersediaan pangan dan kelestarian lingkungan terkhusus dilingkungan perkotaan.
“Mengingat pandemi--yang sampe sekarang masih berlangsung--kebutuhan akan hasil pangan yang higienis dan mudah di dapat di lingkungan rumah sendiri semakin meningkat. Dengan diadakannya pelatihan hidroponik ini, kita semua dapat berharap dapat memulai kampanye produksi pangan dari rumah atau tempat tinggal, sembari menjaga ekosistem - kelingkunganhidupan.” Ujar Farizki Setyo selaku koordinator Biodiversity Warriors KEHATI Universitas Negeri.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait