Makan buah yang memiliki banyak biji bisa merepotkan dan tidak nyaman. Tidak di sembarang tempat kita bisa makan semangka sambil sesekali meludahkan bijinya bukan? Sehingga para peneliti dan petani mengembangkan budidaya buah tanpa biji. Meski sebenarnya secara alami buah tanpa biji itu sudah ada, namanya partenokarpi.
Istilah partenokarpi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti buah murni (virgin fruit). Pada populasi alami partenokarpi terjadi karena tiga hal, yaitu: tidak ada penyerbukan, penyerbukan terjadi tetapi tidak ada pembuahan, dan terakhir pembuahan berlangsung tetapi biji gagal terbentuk. Contoh partenokarpi alami bisa ditemui pada buah pisang, nanas, semangka, mentimun, tomat, jeruk, anggur, dan kiwi. Partenokarpi juga merupakan sifat yang diwariskan dan kultivar yang berbeda memiliki potensi berbeda pula.
Foto semangka a. Berbiji b. Tanpa biji
Pada semangka penyebab partenokarpinya adalah poin ketiga yaitu pembuahan berlangsung tetapi biji gagal terbentuk. Meski gagal akan ada bagian yang menyerupai biji, biasanya berwarna putih, tipis dan terasa kosong sebab tidak ada embrio dan endosperma.
Foto pisang cavendish tanpa biji yang banyak dijual pasaran
Sementara untuk pisang, partenokarpi terjadi karena poin kedua yaitu penyerbukan berlangsung tetapi tidak ada pembuahan. Penyebabnya adalah jumlah set kromosom yang tidak seimbang yaitu tiga set (triploid). Normalnya tumbuhan fertil (berbiji) hanya memiliki dua set kromosom sehingga bisa berpasangan dan membentuk keturunan.
Baca juga: Ini dia "Leluhur" dari Segala Pisang yang Kamu Makan
Selain secara alami, partenokarpi juga bisa terjadi tanpa perlu rekayasa genetik yaitu dengan stimulasi eksternal. Biasanya stimulasi dilakukan melalui penyemprotan hormon ke bagian bunga muda (belum mengalami penyerbukan) menggunakan hormon auksin atau giberelin. Contohnya pada beberapa kultivar stroberi, tomat, anggur, dan jeruk.
Referensi: canr.msu, britannica, sciencedirect, ncbi
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article