Tampui atau tampoi | Baccaurea macrocarpa (Miq.)Mull. Arg. (1866)
Gambar 1. Biji yang tertutup "salute biji" dan kulit (Eksokarp, mesokarp dan endokarp) buah tampui yang telah masak
Menurut Haegen (2000), tanaman ini memiliki perawakan pohon dengan tinggi antara 5-27 meter dan diameter antara 5 -64 cm, batang tampui kerap beralur-alur dalam hingga setinggi 5 m. Kadang-kadang "berbanir" kecil dan rendah. Tata letak daun tersebar, dengan panjang daun penumpu hingga 9 mm. Helaian daun berbentuk jorong hingga bundar telur atau bundar telur sungsang, memiliki tangkai daun dengan panjang hingga 14,5 cm. Perbungaan kebanyakan muncul pada cabang (ramiflory) atau pada batang (cauliflory), tandan bunga jantan panjang hingga 13 cm, yang betina hingga 18 cm, bercabang-cabang. Bunga berukuran kecil, bunga jantan dengan diameter hingga 2 mm, hijau, kuning, atau putih dan bunga betina sedikit lebih besar hingga 4,5 mm. Buah-buah terangkai dalam tandan panjang hingga 15 cm, dengan tangkai setebal 4-6 mm. Berbentuk bulat atau hampir bulat, buah tampui merupakan "buah kotak" berdinding tebal mengayu, coklat hingga kelabu di bagian luar. Berbiji (2–) 3–6 butir, yang tertutup oleh "salut biji" berwarna putih hingga kuning, kadang-kadang jingga
Klasifikasi Tanaman Tampui/Tampoi
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Familia: Phyllanthaceae
Genus: Baccaurea
Spesies: Baccaurea macrocarpa (Miq.) Mull. Arg. (1866)
Secara umum tanaman Tampui tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera, Malaya, dan Kalimantan. Ditemukan tumbuh hingga ketinggian 1.600 m dpl., tumbuhan ini hidup liar di hutan dataran rendah, hutan riparian, dan juga hutan sekunder, di atas tanah-tanah liat merah atau liat berpasir. Tampui juga banyak ditanam secara wanatani, bercampur dengan aneka tanaman buah dan kayu lainnya.
Tampui (Baccaurea macrocarpa) adalah sejenis buah dan pohonnya, anggota Familia Phyllanthaceae. Buah ini masih sekerabat dengan tanaman Menteng dan rambai, namun berukuran lebih besar dan berkulit lebih tebal. Juga dikenal dengan nama-nama lain seperti di Malaysia : merkeh (Kelantan); Sumatera : tampui daun, tampui bulan; Bangka: medang, tampui. Di Kalimantan : Pasin; pegak (Dayak Tunjung); tampoi (Dayak Iban); jentikan (Kutai); tampoi (Kedayan).
Gambar 2. Koleksi herbarium daun, bunga dan buah tanaman tampui
Buah tampui mempunyai rasa manis dan asam buah ini sudah mulai banyak di sukai orang, selain karena rasanya yang khas, buah yang satu ini kiranya juga dicari sebagian orang karena bisa membawa ia ke kenangan masa lalu ketika masih kanak-kanak tempo dulu di desa-desa khususnya di Riau masih kaya buah hasil hutan yang beragam, mungkin kiranya Tampui adalah salah satu buah yang masih tersisa dari hutan kenangan masa lalu dari sekian banyak ragam buah dari hutan yang masih tersisa.
Buah hutan ini hanya ada pada bulan - bulan tertentu saja, dan sangat sulit untuk di cari karena buah ini belum di budidayakan oleh masyarakat. selama ini buah ini di petik dari hutan oleh masyarakat dan di jual di pasar selain itu juga di konsumsi sendiri tentunya.
Sumber :
- Haegens, R.M.A.P. 2000. Taxonomy, Phylogeny, and Biogeography of Baccaurea, Distichirhops, and Nothobaccaurea (Euphorbiaceae). Blumea Suppl. 12: 1—216.
- http://www.asianplant.net/Phyllanthaceae/Baccaurea_macrocarpa.htm
-
Edible Medicine and Non-Mecinal Plants. 2012, pp 236-238 (http://link. springer.com /chapter /10.1007/978-94-007-4053-2_32)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.