Daun Gatal untuk obat pegal-pegal

Flora
Daun Gatal untuk obat pegal-pegal
24 Juni 2015
12252

Daun Gatal | Laportea Ducumana (Roxb.) Wedd.

 

     Mungkin banyak yang masih kurang mengenal atau kurang familiar dengan tanaman "Daun Gatal". Tanaman ini memang berasal dari timur Indonesia tepatnya Papua dan Maluku. Daun gatal sendiri termasuk dalam keluarga tanaman perdu (Urticaceaey) dan termasuk dalam spesies laportea decumana.  

Gambar 1. Perawakan Daun Gatal (Daun dan Perbungaan)

 

 

Gambar 2. Perbungaan Daun Gatal

 

 

Gambar 3. Perbungaan Daun Gatal

 

 Gambar 4. Insert permukaan daun gatal tampak "berduri" 

 

 

Gambar 5. Sketsa Daun Gatal

 

   Daun gatal yang memiliki nama latin Laportea decumana, dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional dan dipasarkan di pasar tradisional di Papua

Gambar 5. Pedagang Daun Gatal di Pasar Tradisional Wamena

 

     Laportea decumana (Roxb.) Wedd. memiliki berbagai nama spesifik di setiap negara dan daerah. Tanaman ini di Indonesia disebut sebagai Daun gatel atau disebut Daun gatel besar atau Salaoleh orang Ambon, dan disebut Sosoro baca oleh orang Ternate (Heyne 1987), tetapi oleh masyarakat Nusa Tenggara Barat disebut Jelateng Kerbau (DEPHUT 2010). Selain itu di Papua Nugini tanaman ini memiliki berbagai nama lokal seperti salat (Pidgin); nik (Mendi, Southern Highlands); nondi (Ialibu, Southern Highlands); niki (Tari, Southern Highlands); youta (Wagawaga, Milne Bay); yagwata (Tawala, Milne Bay); gofe (Kabiufa, Eastern Highlands); pisi (Kenemote, Eastern Highlands); nunt (Mt. Hagen, Western Highlands); nontz (Minj, Western Highlands); nakau (Wapenamanda, Enga). Dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut sebagai stinging tree atau juga ant plants (WHO 2009).   

    Daun gatal atau Laportea decumana (Roxb.) Wedd. merupakan tumbuhan semak-semak, sub-semak atau tanaman tinggi yang dapat tumbuh hingga mencapai 2 m. Bunga jantan mempunyai empat benang sari, empat tepalsdan buah yang achene(Hartley 1973 dan Holdworth 1983 diacu dalam Winduo 2003). Tanaman ini memiliki batang yang banyak dan lunak, rapuh, bercabang dengan baik (well branched) dan memiliki senjata berupa rambut panjang dan kaku yang tersusun rapat dan iritan. Habitat tumbuhan ini pada tempat yang teduh dan tumbuh dengan baik pada daerah basah tapi dengan
tanah yang kering (WHO 2009).

   Daun gatel tersebar luas di hutan primer, hutan sekunder atau disturbed areas mulai dari Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua Nugini. Selain itu tanaman ini dibudidayakan di India dan Jawa (Winduo 2003), dan penggunaannya meluas di seluruh Papua Nugini (Winduo 2003) dan Maluku (Heyne 1987). Daun gatal banyak dijumpai di tanah Papua, tumbuh subur secara liar. Masyarakat mengunakan daun gatal untuk mengobati pegal-pegal diseluruh bagian tubuh. Daun Gatal dimanfaakan oleh masyarakat lokal di wilayah papua untuk pengobatan seperti :

  1. Menghilangkan rasa pegal-pegal di badan. Daun gatal dipakai dengan cara menggosokan   daun gatal secara langsung pada bagian tubuh yang terasa pegal dan lelah.
  2. Untuk menghilangkan rasa pusing di kepala, daun gatal dapat digunakan dengan cara membungkuskan daun di kening lalu dapat dilepaskan jika sudah merasa agak baikan.
  3. Daun gatal juga biasa digunakn dalam proses persalinan sebagai obat penghilang rasa nyeri pada ibu yang akan melahirkan. Hal ini biasanya digunakan pada suku Meyah. 

Dari manfaat di atas, secara medis daun ini memang dapat mengatasi hal-hal tersebut. Secara ilmiah tumbuhan famili Urticaceae umumnya memang memiliki kandungan kimiawi seperti monoridin, tryptophan, histidine, alkaloid, flavonoid, asam formiat dan authraguinones. Asam sumut ini sendiri terkandung di dalam kelenjar "duri-duri" yang terdapat pada permukaan daun. Saat duri-duri tersebut mengenai tubuh, asam semut kelenjar itu terlepasakan dan mempengaruhi terjadinya perlebawan pori-pori tubuh. Pelebaran pori-pori ini rupanya merangsang peredaran darah. Itulah sebabnya pemanfaatan daun gatal umumnya digunakan untuk mengatasi pegal-pegal ataupun membuat orang merasa lebih baik. Dari hasil penelitian Puro, Imam (2012) mengenai aktivitas Antibakteri, daun gatal dapat dikembangkan menjadi bahan pengawet alami makanan selain untuk kesehatan. 

 

Sumber :

  1. http://plantillustrations.org/ILLUSTRATIONS_HD/130208.jpg
  2. http://www.biolib.cz/en/image/id243558/
  3. Cheryll Williams. Medicinal Plant in Australia Volume 3: Plant, Potion and Poison 
  4. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57945 (Puro, Imam. 2012. Kajian Attivitas Antibakteri Daun Gatel (Laportea Ducumana (Roxb.) Wedd.) dan Daun Benalu Cengkeh)
  5. http://www.botanical-dermatology-database.info/BotDermFolder/URTI.html
Tentang Penulis
Arif Rudiyanto
Yayasan Kanopi Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2015-07-08
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *