Resiko Kelaparan karena Tingginya Perburuan Mamalia Darat

Resiko Kelaparan karena Tingginya Perburuan Mamalia Darat
2 Januari 2017
1494

Populasi dan persebaran hewan liar terutama mamalia darat mengalami penurunan tajam karena tingginya perburuan liar. Perburuan meningkat karena meningkatnya permintaan. Baik untuk kebutuhan makanan atau obat tradisional. Sayangnya, kondisi ini telah mengggiring ke arah krisis global dimana ±26% spesies mamalia darat (1169 dari 4556) terancam punah dengan 301 spesiesnya terancam karena perburuan manusia. Selain ancaman utama karena perburuan, penyebab tingginya resiko kepunahan adalah deforestasi, perluasan lahan pertanian, perambahan, dan kompetisi terhadap sumber makanan.

Hampir semua spesies terancam punah berasal dari negara berkembang, yaitu beberapa negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Perburuan terbanyak berasal dari kawasan Asia Tenggara dengan Indonesia menjadi negara di Asia dengan resiko perburuan spesies endemik tertinggi (37 spesies).

Di negara-negara berkembang terutama di daerah pedesaan, jutaan warganya masih tergantung pada daging buruan sebagai sumber makanan utama, terutama ketika makanan lain tidak tersedia. Seperti di daerah Amazon Brazil yang setiap tahunnya dibutuhkan sekitar 89.000 metrik ton daging, yang bernilai $200.000.000 di pasaran.

Namun karena sistem berburu yang tidak berkelanjutan dan semakin tingginya intensitas karena pertumbuhan penduduk membuat jumlah mamalia yang bisa diburu jauh turun. Hal ini menjadi ancaman serius bagi keamanan pangan warga di daerah pedesaan dan juga kelangsungan hidup mamalia darat. Dibutuhkan peraturan internasional yang ketat dan kerja sama dengan warga lokal untuk konservasi yang bermanfaat bagi dua pihak : manusia dan alam. Jika konservasi berjalan baik, kemungkinan kelaparan karena punahnya mamalia darat di masa datang bisa dihindari. Dan manfaat tambahan seperti ekowisata juga bisa dinikmati warga.

Sumber :

RippleWJ et al. 2016. Bushmeat Hunting and Extinction Risk to The World’s Mammals. R. Soc. open sci. 3: 160498. http://dx.doi.org/10.1098/rsos.160498

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *