Borassus flabellifer atau yang lebih kita kenal dengan sebutan lontar, meskipun nama lontar sering terdengar namun tidak banyak yang mengetahui wujudnya. Pohon lontar memiliki ciri-ciri umum seperti pohon kelompok palem-paleman, mirip dengan pohon kelapa namun daunnya berbentuk seperti kipas dan buahnya lebih kecil hanya berukuran 7-20cm saja.
Lontar sudah dimanfaatkan sejak jaman dahulu, sebelum menulis di atas kertas daun lontar adalah media yang digunakan untuk menulis surat atau kitab. Daun lontar juga digunakan sebagai komponen alat musik tradisional yaitu Sasando. Bagian lainnya yang dimanfaatkan adalah nira, nira adalah cairan yang diambil dari potongan pelepah pohon lontar. Nira dapat dimanfaatkan untuk minuman, bahan baku pembuatan gula lontar bahkan bioetanol.
Pohon lontar (Borassus flabellifer)
Selbst fotografiert/Wikipedia
Buah lontar atau siwalan juga nikmat dikonsumsi langsung atau setelah diolah, namun untuk mendapatkan buahnya kita harus menunggu pohon ini berusia 20 tahun, usia pohon ini mulai berbuah. Buah lontar memiliki rasa yang dan tekstur yang enak, segar dan kenyal. Mungkin sangat sulit untuk mendapatkan buah lontar di kota besar, karena menurunnya populasi pohon lontar liar di alam serta kurang (belum ada) petani yang membudidayakannya.
Referensi:
[ditjenbun, wikipedia, kompasiana]
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait