Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air

Kelautan
Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air
28 Maret 2020
748

Indonesia merupakan negara dengan daerah area tangkapan hujan yang besar. Namun, hanya sekitar 25 persen saja yang tertampung dalam waduk, sungai, danau, atau air tanah. Sedangkan sisanya kembali ke laut dan dimanfaatkan untuk keperluan sehari hari. Setiap negara menjamin warganya untuk mendapatkan air yang sesuai dengan kebutuhan guna menciptakan kehidupan yang bersih dan sehat. Namun keadaan tersebut tidak mudah, kendala utama yang dihadapi adalah ketersediaan air baku yang jumlah dan kualitas airnya kian menurun.
Alih fungsi lahan yang menyesuaikan pertumbuhan penduduk dan pembangunan membuat kemampuan alam untuk meresap air hujan menjadi kurang maksimal. Air hujan yang seharusnya dapat diserap oleh tanah dibatasi oleh beton dan aspal sehingga tanah tidak dapat menampung air hujan dengan maksimal bahkan tidak dapat ditampung sama sekali. Kondisi sungai dan waduk yang semakin dangkal dengan adanya aktivitas masyarakat juga menyebabkan daya tampung air yang kian mengurang dari waktu ke waktu. Hal itu juga yang menyebabkan air mengalir ke luar sungai dan membentuk genangan seperti banjir.
Indonesia merupakan negara tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada dasarnya keadaan musim ini sama rata waktunya, tetapi dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda dari yang semestinya membuat rentang waktu antara musim kemarau dan musim hujan berbeda. Musim hujan berlangsung lebih cepat dibandingkan musim kemarau. Air hujan yang tidak dapat ditampung, membuat air hujan langsung mengalir ke laut dan musim kemarau yang relatif lebih panjang mengakibatkan kekeringan.
Masyarakat beranggapan bahwa Indonesia memiliki cadangan air yang melimpah, namun pada nyatanya ketersediaan air sudah terancam dengan adanya alih fungsi lahan. Pemahaman yang berbeda dengan kenyataannya ini membuat masyarakat tidak peduli dengan keadaan sekitar. Membangun tempat tinggal di lahan hijau atau badan sungai, membuang sampah ke sungai, menebang pohon, dan merusak alam menjadi contoh bahwa masyarakat masih tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Meskipun mereka sudah merasakan banjir dan kekeringan, mereka tetap saja melakukan hal buruk tersebut dan berpikiran bahwa hal ini dikarenakan oleh alam sendiri, tidak berfikir bahwa alam melakukan hal tersebut juga karena ulah manusia.
Perubahan iklim menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merupakan perubahan sifat dan variabilitas iklim yang berlangsung dalam periode yang lama, yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan uji statistikal dari parameter iklim. Perubahan iklim dipengaruhi oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh aktivitas manusia yang mengakibatkan perubahan iklim dan ketersediaan air adalah efek rumah kaca. Gas rumah kaca yaitu karbon dioksida (CO2) merupakan fasil yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi ataupun dari penebangan hutan. Peningkatan CO2 di atmosfer ini akan mengakibatkan naiknya temperatur permukaan bumi yang dapat menyebabkan melelehnya es di daerah kutub sehingga air laut mengalami peningkatan.
Perubahan iklim dapat diukur berdasarkan perubahan komponen utama iklim, yaitu suhu, musim, dan kelembaban. Curah hujan di Indonesia merupakan parameter yang sangat mempengaruhi perubahan iklim di Indonesia. Perubahan curah hujan dengan musim penghujan yang semakin basah dan pada musim kemarau akan semakin kering dan berlangsung lebih lama sebagai bentuk dari dampak perubahan iklim. 

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

Tentang Penulis
Umy Raisa
Sekolah Vokasi IPB University

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2020-03-28
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *