






Penggunaan pestisida merupakan salah satu sumber pencemar yang potensial bagi sumberdaya dan lingkungan perairan khususnya Sungai. Perairan yang tercemar oleh residu pestisida apabila telah mencapai konsentrasi tertentu akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Ikan yang hidup dalam lingkungan perairan yang tercemar pestisida akan menyerap bahan aktif pestisida tersebut dan tersimpan dalam tubuh, karena ikan merupakan akumulator yang baik bagi berbagai jenis pestisida terutama yang bersifat lipofilik (mudah terikat dalam jaringan lemak).
Dalam kondisi perairan yang subletal, kandungan residu pestisida dalam tubuh ikan yang terbentuk melalui proses bioakumulasi akan semakin tinggi dengan meningkatnya konsentrasi dan bertambahnya waktu pemaparan hingga mencapai kondisi steady state. Selain itu, pengaruh lanjut dari bioakumulasi pestisida pada konsentrasi tertentu secara signifikan dapat menurunkan laju pertumbuhan dan berdampak terhadap kondisi hematologis ikan.
Penggunaan pestisida untuk memberantas hama tanaman pada umumnya diarahkan pada tanaman, tetapi sebagian besar jatuh ke dalam tanah. Kurang lebih 60 % pestisida yang dipergunakan untuk membasmi hama tanaman ini akan jatuh ke tanah. Lebih lanjut, pestisida dapat mencapai tanah melalui berbagai cara, seperti penyemprotan dari udara, langsung diberikan pada tanah, dan terikut melalui air hujan atau debu. Bahkan ada sebagian dari pestisida tersebut akan terbawa oleh aliran air dan akhirnya masuk ke sungai sehingga berpotensi membahayakan organisme di sekitarnya.
Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan organisme dan lingkungan. Pestisida berasal dari kata pes memiliki arti hama dan cide berarti membunuh, sering disebut ‘pest killing agent’ yaitu semua bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah, mengusir hama dan merupakan bahan yang digunakan untuk merangsang dan mengendalikan hama.
Penyebaran pencemaran dalam lingkungan perairan sangat dipengaruhi oleh sejumlah proses pengangkutan interaktif seperti penguapan, presipitasi dari udara, pencucian, dan aliran. Setelah penyemprotan, akibat adanya tiupan angin, butir-butir seprotan pestisida kemungkinan akan jatuh ke perairan sekitar persawahan yang tidak diharapkan, salah satunya saluran irigasi sungai. Sebagian dari butiran-butiran pestisida yang membasahi media target akan menetes ke tanah akibat terlalu lamanya penyeprotan pada media target atau butiran-butiran pestisida yang disemprotkan terlalu besar dan kemudian diserap oleh partikel-partikel tanah yang menyebabkan terakumulasinya pestisida di dalam tanah dan mengalami penguapan akibat paparan sinar matahari.
Ketika terjadi hujan, pestisida akan jatuh terbawa air hujan dan mengalir menuju perairan. Hujan tersebut akan membilas sisa-sisa partikel pestisida yang terakumulasi di permukaan tanah maupun sisa-sisa pestisida pada target dan membawanya ke perairan melalui aliran-aliran air dan secara langsung menyebabkan pestisida masuk dan mencemari perairan. Proses penguapan berdampak pada turunnya kepekatan dalam air, sedangkan yang lainnya termasuk presipitasi dari udara, pencucian, dan aliran akan meningkatkan kepekatan.

Leave a Reply
Terkait