Pentingnya Menjaga Biodiversitas Tanah di Lahan Pertanian

Pentingnya Menjaga Biodiversitas Tanah di Lahan Pertanian
14 June 2015
2918

Tanah merupakan salah satu sumber kehidupan yang penting di bumi. Permukaannya menutupi seluruh kerak bumi. Selain sebagai penyedia unsur hara dan tegakan bagi tumbuhan, tanah juga merupakan habitat dan sumber makanan bagi berbagai organisme seperti bakteri, protozoa, cendawan, cacing, serangga, dan sebagainya. Organisme-organisme dalam tanah turut berperan dalam berbagai siklus unsur hara di bumi ini, seperti siklus karbon (C), nitrogen (N), dan sebagainya. Misalnya, bakteri rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas ke dalam tanah. Peran tanah yang tidak kalah penting adalah menguraikan bahan-bahan organik seperti serasah daun, bangkai, sisa-sisa buah, dan sebagainya. Bahan-bahan organik tersebut turut menyediakan sumber hara bagi tanaman. Cacing dan berbagai fauna-fauna tanah seperti semut, rayap, dan lainnya turut membentuk struktur tanah dengan memindahkan butir-butir tanah.Selain itu, sebagian air yang berada di daratan terdapat di bawah permukaan tanah.

Tanah tidak terlepas dari aktivitas manusia, terutama di bidang pertanian. Sampai saat ini, tanah masih menjadi media tanam utama bagi kegiatan pertanian. Sebagian besar bahan tambang tersedia jauh di bawah permukaan tanah. Bangunan tempat kita bernaung pun membutuhkan tanah sebagai tempat menancapkan fondasinya. Hal tersebut tentunya mempengaruhi populasi, aktivitas, dan biodiversitas organisme tanah.

Penggunaan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida) memang dapat mengendalikan populasi hama dan patogen tanaman serta meningkatkan kesuburan tanah. Namun, residu-residu kimia dari bahan-bahan tersebut dalam kadar berlebih dapat meracuni tanah. Pengolahan tanah dengan alat dan mesin pertanian dapat mengubah struktur tanah yang dapat memengaruhi populasi dan biodiversitas organisme tanah. Padahal, pengolahan tanah yang berlebihan dapat merusak struktur tanah. Hal ini selain dapat mengganggu kesuburan tanah juga dapat mengancam keberadaan organisme tanah.

Pengelolaan tanah secara berkelanjutan sangat diperlukan dalam menjaga biodiversitas tanah. Pengelolaan tersebut dapat dilakukan melalui pertanian organik yang minim atau meniadakan penggunaan bahan-bahan agrokimia. Pestisida dan pupuk organik (misalnya kompos) dapat menjadi alternatif sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimia. Pengolahan tanah minimum juga dapat dilakukan untuk menjaga struktur tanah. Rotasi tanaman dan pemberaan lahan seperti yang dilakukan sejak zaman nenek moyang kita juga dapat memperbaiki kondisi tanah setelah pengolahan pada masa tanam. Cara-cara tersebut mungkin tidak selalu menghasilkan produktivitas lebih tingg, namun sangat baik dalam menjaga ekosistem tanah. Apabila populasi dan biodiversitas organisme tanah terjaga, akan tercipta struktur dan kesuburan tanah yang baik. Tumbuhan juga mendapatkan media tanam dan nutrisi yang lebih baik. Selain itu, manusia dapat hidup lebih sehat dan turut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan.

About Author
Syah Deva Ammurabi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related
Article
No items found
2015-06-14
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *