






'Semut Charlie' atau yang biasa kita sebut serangga tomcat merupakan serangga yang memiliki nama ilmiah Paederus littoralis ini merupakan kelompok utama dari hewan berbuku-buku (Arthropoda) dan termasuk dalam keluarga besar kumbang (Staphylinidae). Nah, jadi sebenarnya tomcat yang biasa kita jumpai ini termasuk dalam serangga jenis kumbang, bukan semut. Tomcat memiliki bentuk fisik yang berukuran 7 – 8 milimeter panjangnya dan memiliki kepala berwarna hitam dengan dadanya yang berwarna orange. Serangga ini biasanya hidup di saluran air dan drainase, seperti area sawah dan perkebunan. Walau biasanya kita mengenal tomcat sebagai serangga yang merugikan karena racunnya, ternyata tomcat dinilai menguntungkan bagi perkebunan sebagai pengendali serangga hama.
Tomcat yang biasa kita dengar karena racunnya memang berbahaya bagi manusia. Belum lama ini, sekitar 2 minggu yang lalu, saya terkena racun tomcat di kamar kos saat saya sedang tidur. Daerah kos saya yang memang dulunya perkebunan dan dekat dengan sawah menjadikan wajar muncul banyaknya macam serangga, salah satunya tomcat. Efek yang saya rasakan adalah rasa terbakar di kulit dan iritasi. Bekas luka yang ditimbulkan akibat digigit tomcat tidak hilang selama berminggu-minggu. Untuk mengurangi bekas luka dan iritasi, maka saya mengoleskan salep atau lotion.
Dikarenakan efek yang merugikan dan berbahaya bagi kulit, maka saya akan memberikan beberapa tips mudah agar rumah atau tempat tinggal kita tidak dikunjungi tomcat. Tipsnya ialah menutup celah rumah agar serangga sejenis tomcat tidak bisa masuk. Kurangi pemakaian lampu dan hindari duduk tepat di bawah lampu terutama di malam hari. Gunakan lotion anti serangga pada kulit dan semprotkan cairan pengusir serangga agar tomcat ‘ogah’ berkunjung ke dalam rumah.

Leave a Reply
Terkait