Sungai Cikalumpang merupakan sungai yang terletak di Desa Kalumpang, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. Informasi awal tentang sungai ini dapat dibaca pada tulisan https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/mengenal-sungai-cikalumpang-di-kabupaten-serang-provinsi-banten-dan-pemanfaatannya/. Sungai ini masih menyimpan banyak keanekaragaman biota akuatik. Selain adanya ikan asli yang berasal dari sungai ini terdapat juga “ikan-ikan pendatang” atau ikan introduksi yang berasal dari luar sungai ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tirthawatch melalui pendanaan Biodiversity Yayasan Kehati pada Juni-Juli 2023 diperoleh hasil adanya tiga spesies ikan introduksi yaitu ikan sapu-sapu, ikan gupy, dan ikan nila.
Ikan Sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855)
Ikan sapu-sapu berasal dari Amerika Selatan: Cekungan Sungai Amazon bagian bawah, tengah dan atas. Diperkenalkan ke negara-negara di luar wilayah asalnya. Ikan sapu-sapu ini termasuk pemakan tumbuhan, perkembangbiakannya sangat cepat dan menghabiskan bahan makanan yang seharusnya dimakan oleh ikan endemik. Selain itu, ikan sapu-sapu juga jarang memiliki predator yang cocok, jadi populasinya cepat berkembang
Ikan Guppy Poecilia reticulata Peters, 1859
Ikan guppy berasal dari Antigua dan Barbuda; Barbados; Guyana; Suriname; Trinidad dan Tobago; Venezuela, Republik Bolivarian. Ikan ini bisa sangat merugikan bagi ekosistem alami. Mereka dapat bersaing dengan spesies asli untuk sumber daya seperti makanan dan tempat berlindung. Selain itu, ikan guppy juga dapat membawa penyakit atau parasit yang mungkin tidak ada di lingkungan baru, mengancam keseimbangan ekosistem dan spesies lain yang hidup di sana.
Ikan Nila Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758)
Ikan nila memiliki persebaran alami di Benin, Burkina Faso, Burundi, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Chad, Kongo, Republik Demokratik, Pantai Gading, Mesir, Etiopia, Gambia, Ghana, Guinea, Israel, Kenya, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria, Rwanda, Senegal, Sudan Selatan, Sudan, Tanzania, Uganda, & Zambia. Kemampuan reproduksi yang tinggi: Ikan nila memiliki tingkat reproduksi yang tinggi dan mampu berkembang biak dengan cepat. Seekor betina nila dapat menghasilkan ribuan telur dalam satu masa pemijahan, dan telur-telur tersebut dapat menetas dalam waktu yang relatif singkat. Jumlah besar keturunan ini memungkinkan mereka untuk dengan mudah menetap dan memperbanyak populasi mereka di habitat yang baru. Dampak invasi ikan nila dapat beragam tergantung pada ekosistem dan kondisi lokal di wilayah tersebut. Beberapa dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh ikan nila invasif termasuk penurunan populasi spesies ikan asli, perubahan komposisi dan struktur komunitas perairan, dan gangguan terhadap rantai makanan alami.
Kehadiran ikan-ikan introduksi dapat memberikan ancaman untuk ekosistem perairan, misalnya terancamnya keberadaan ikan asli di suatu perairan. Selain itu, beberapa ikan introduksi tersebut mampu beradaptasi dengan baik di perairan kita, bahkan telah menjadi invasif sehingga mampu menggeser perimbangan populasi ikan lokal. Sangat dikhawatirkan fenomena ini dapat memusnahkan beberapa ikan lokal dan endemik Indonesia.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait