Malangnya Nasib Harimau Sumatera Akibat Perburuan Liar

Animal
Malangnya Nasib Harimau Sumatera Akibat Perburuan Liar
11 October 2019
1045

Harimau Sumatera atau (Phantera tigris Sumatera) adalah jenis kucing besar yang mendiami hutan-hutan di wilayah Sumatera, pada hari ini keberadaanya terancam punah dikarenakan banyak factor seperti, pembalakan liar, perburuan, pembukaan lahan pertanian baru atau berkurangya mangsa harimau di alam liar. Berkurangnya wilayah buruan harimau membuat keadaan menjadi semakin memburuk, biasanya 4 – 5 harimau dewasa membutuhkan kawasan jelajah sekitaran 100 kilometer di dataran rendah itu pun tergantung ketersediaan makanan optimal di alam ( Jika tidak diganggu manusia ataupun diburu). Perburuan terhadap daging, kulit, gigi, kumis, dan tengkorak harimau menjadi ancaman terbesar keberadaan harimau itu sendiri.

Perburuan liar terhadap harimau telah memakan banyak korban seperti yang terjadi di daerah Kampung Taratak, Kanagarian Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, 25 Mei 2016 lalu, terpaksa diamputasi oleh tim dokter Kebun Binatang Bukittinggi. Harimau yang diberi nama Bujang mandeh ini merupakan sekian dari banyak harimau yang kena jerat lalu terpaksa diamputasi. Seperti ada yang salah dengan pemikiran manusia bahwa hewan buas adalah ancaman bagi diri manusia itu padahal Manusia, Harimau dan alam adalah selaras dan bagian dari kehidupan Hutan, Manusia dan Harimau sama-sama menjaga hutan tapi dalam cara yang berbeda beda. Akan tetapi secara tidak sadar manusia telah menyingkirkan harimau dari habitatnya dan bahkan buruanya.

Meningkatnya perburuan harimau sumatera disebabkan di antaranya ditemukan perdagangan bagian tubuh harimau, bagian tubuh harimau yang diperdagangkan meliputi kulit, kumis, cakar, ataupun opsetan utuh. Harga kulit tubuh harimau yang dijual itu bervariasi, untuk yang utuh dijual seharga Rp. 5 juta per lembar sampai dengan 25 juta per lembar. Sedangkan taring harimau ditawarkan seharga Rp. 400.000 hingga Rp. 1,1 juta. Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni, penjual batu mulia, dan penjual obat tradisional China.

Negara China termasuk salah satu faktor meningkatnya perburuan liar di Indonesia, sebab China mampu membeli bagian – bagian harimau dengan harga menggiurkan. Bahkan kebijakkan pemerintah China  mencabut larangan konsumsi bermacam organ tubuh harimau dan tidak harimau saja badak sumatera pun menjadi korban perburuan liar tersebut. Dalam waktu dekat ini telah terjadi penjualan cula badak sumatera dengan harga fantastis yaitu 4 miliar rupiah di daerah lampung, kasus ini sudah ditangani oleh Polda Lampung dan terbukti barang bukti cula badak dengan berat 200 gram. Terdakwa A Manap terbukti bersalah sesuai dakwaan pada pasal 40 ayat 2 dan pasal 21 ayat 2 huruf d Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya jo pasal 55 ayat 1 ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. "Menuntut terdakwa A Manap dengan pidana penjara selama 3 tahun dan denda Rp 50 juta subsider 6 bulan kurungan," kata JPU Ilham dalam sidang di Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjungkarang, Selasa (2/4/2019). A Manap diciduk Tim Reaksi Cepat Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan bersama Polda Lampung, atas dugaan melakukan transaksi cula badak Sumatera pada 26 November 2018.

Sebagai negeri yang dianggap surga satwa dan fauna, maka tak mengherankan jika ada banyak sekali satwa di Indonesia yang mengalami nasib kurang baik. Tak sedikit satwa yang diburu dan kemudian di jual. Baik dalam bentuk masih hidup maupun sudah dalam kondisi diawetkan. Salah satu satwa yang selalu menjadi buruan adalah harimau Sumatra atau yang dalam bahasa ilmiah disebut Panthera tigris sumatera. Harimau Sumatera ini sendiri merupakan salah satu dari beberapa flora dan fauna khas kepulauan Riau. Meskipun persebaran dari harimau sumatra ini hampir bisa ditemukan di setiap daerah pulau Sumatra.

Kini harimau sumatra ini sendiri merupakan salah satu hewan yang terancam punah. Jumlahnya di alam liar terus mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada dasarnya ada beberapa cara mencegah kepunahan harimau sumatra yang bisa kita gunakan. Manusia adalah peran terpenting untuk menjaga ekosistem hutan untuk mencegah kepunahan flora dan fauna tersebut tepatnya di Indonesia.

Dan saya membagi kisah harimau di Taman Marga Satwa Bukittinggi Kinantan (TMSBK) yaitu  'Si Bancah' Harimau Sumatera Pincang yang Jadi Pejantan Tangguh. Bancah seekor harimau sumatera jantan di Kebun Binatang Kinantan Bukittinggi, Sumatera Barat menjadi pejantan yang tangguh. Karena kehadiran Bancah membuat populasi harimau sumatra dalam konservasi ini terus berkembang biak. Dan kita sangat bersyukur populasi harimau sumatera ( Phantera tigris Sumatera) dapat meningkatkan perkembangannya di TMSBK tersebut.

About Author
Rahmat Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2019-10-11
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *