Limbah Kulit Pisang sebagai Filter Alami Pencemaran Air dan Logam Berat

Limbah Kulit Pisang sebagai Filter Alami Pencemaran Air dan Logam Berat
20 Juni 2017
2524

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M. Balbisiana, dan M. Paradisiaca). Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerahtropik dan subtropik, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke Hawai. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai Benua Amerika. Pisang yang dikenal sampai saat ini merupakan keturunan dari spesies pisang liar yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. Pohon Pisang memiliki tinggi 370 cm dengan umur berbunga 13 bulan. Batangnya berdiameter 31 cm dengan panjang daun 258 cm dan lebar daun 90 cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau tua. Bentuk jantung spherical atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah 14 cm dan diameter buah 3.46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning tua. Produksi Pisang dapat mencapai 40 ton/ha. Pisang termasuk salah satu buah yang mudah dijumpai dimana-mana. Indonesia memang negara tropis dan buah pisang adalah salah satu komoditas tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis. Karena melimpah, buah pisang dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah buah pisang yang cukup banyak jumlahnya. Umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau. Jumlah dari kulit pisang cukup banyak yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang juga menjadi salah satu limbah dari industri pengolahan pisang, namun bisa dijadikan teknologi dalam penjernihan air. Air bersih dan sehat adalah salah satu kebutuhan mendasar sehari-hari untuk setiap rumah. Air bersih, jernih dan tidak bewarna diperlukan di setiap rumah mulai dari mencuci, masak, air minum dan mandi. Di sebagian tempat saat ini kebutuhan air semakin meningkat sementara kualitas kesehatan dan kebersihan air semakin menurun. Salah satu bahan pencemar yang sering ditemukan di lingkungan perairan adalah logam berat. Logam berat yang telah mencemari suatu perairan akan terakumulasi dalam sedimen dan organisme melalui proses gravitasi, bio-konsentrasi, bio-akumulasi, dan bio-magnifikasi. Urutan toksisitas logam berat adalah: Hg2+ > Cd2+ > Ag2+ > Ni2+> Pb2+> As2+> Cr2+> Sn2+> Zn2+. Pertambangan, pabrik dan pertanian bisa menghasilkan limbah yang berpotensi membahayakan kesehatan dan lingkungan. Metode terbaru untuk menjernihkan air dari logam berat masih sangat mahal, bahkan beberapa bahan yang digunakan untuk proses penjernihan juga memiliki racun. Kulit pisang selama ini dihindari karena bisa membuat Anda terpeleset, namun kini para ahli menemukan bahwa kulit pisang bisa mencegah bahan-bahan polutan mencemari air. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan serabut kelapa, kulit kacang tanah, dan bahan-bahan tanaman lainnya mampu memindahkan racun berbahaya, seperti timah dan tembaga dari air. Ilmuwan di Universitas Sao Paulo Brasil dan kolega melakukan penelitian untuk mengetahui apakah kulit pisang juga bisa memurnikan air. Kulit pisang juga bisa digunakan untuk menggosok perak dan sepatu kulit. Kulit pisang terdiri dari atom nitrogen, sulfur dan bahan-bahan organik seperti asam carboxylic. Asam ini bisa mengikat logam yang ada di air, kata Gustavo Castro, peneliti dari Universitas Sao Paulo. Para peneliti itu menemukan potongan kulit pisang bisa memindahkan timah dan tembaga dari air yang ada di sungai Parana, Brasil. Menurut mereka, penjernih dari kulit pisang bisa digunakan hingga 11 kali. Bahan-bahan sintetis bisa digunakan beberapa kali, namun bahan alami jauh lebih murah dan tidak membutuhkan proses kimia untuk membuatnya Permasalahan pencemaran perairan yang diakibatkan oleh logam berat yaitu Kromium (Cr) dapat diatasi dengan teknologi filter sederhana berbahan kulit pisang. Kandungan asam galacturonic dan selulosa yang dimiliki oleh kulit pisang mampu mengikat Kromium (Cr) pada air yang tercemar. Semakin banyak dan semakin lama waktu penjernihan maka pejernihan semakin baik.https://www.kaskus.co.id/thread/53494d07ffca17b8148b4715/manfaat-kulit-pisang-untuk-menjernihkan-air-dan-logam-berat/

Tentang Penulis
Desi Arida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2017-07-13
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *