Masuknya thresher sharks ke dalam kategori appendix II CITES menjadi kabar gembira untuk konservasi hiu di seluruh dunia. Thresher sharks dengan nama ilmiah Alopias spp. ini masuk list appendix II pada 04 Oktober 2016. Status ini berarti meski sekarang hiu tikus (sebutan untuk thresher shark di Indonesia) belum terancam punah tetapi perdagangannya harus dikendalikan. Hal ini untuk menghindari pemanfaatan yang tidak seiring dengan pelestarian, seperti perburuan yang menjadi pembunuh utama hiu.
Hiu tikus adalah jenis hiu pelagis yang paling beresiko punah. Perburuan jenis ini masih banyak dilakukan di Indonesia. Bahkan pada akhir November lalu ditemukan lebih dari 5 bangkai hiu tikus di pantai Nusa Penida. Pemburu terlebih dahulu memotong semua sirip atas ekor mereka, tujuannya agar jenis hiu tersamarkan. Tingginya permintaan terhadap sirip dan daging hiu ini ditambah produktivitas yang rendah menjadi alasan utama resiko kepunahan mereka.
Meski peraturan baru telah disepakati, implementasi dimulai satu tahun sejak ditandatanganinya konvensi yaitu 04 Oktober 2017. Waktu satu tahun ini digunakan oleh setiap negara untuk menyiapkan regulasi dan operasional pendukungnya.
Perlindungan dari perdagangan ilegal juga diterima oleh hiu kejen (silky sharks- Carcharhinus falciformis) dan devil rays (pari Mobula spp.) Peraturan dan status mereka memang sudah berubah, tetapi perjuangan masih panjang untuk menjaga mereka berenang bebas di lautan.
Sumber : * https://web.facebook.com/GiliSharkConservation/posts/607218586140581 * https://newsroom.wcs.org/News-Releases/articleType/ArticleView/articleId/9326/CITES-CoP17-Conservationists-Welcome-Shark-Ray-Listings.aspx * http://checklist.cites.org/#/en/search/output_layout=alphabetical&level_of_listing=0&show_synonyms=1&show_author=1&show_english=1&show_spanish=1&show_french=1&scientific_name=alopias&page=1&per_page=20 * https://hsi.org.au/blog/2016/10/06/pangolins-and-sharks-win-protection-at-international-wildlife-trade-talks/
Leave a Reply
Terkait
