Ketika kanak-kanak dulu siapa yang senang mencari kunang-kunang? Serangga kecil berkelip-kelip ini memang selalu berhasil menarik perhatian kita. Jika ketika kecil kita tinggal di pedesaan atau dekat dengan persawahan pasti kita cukup sering melihat kunang-kunang. Namun semakin tahun semakin sulit kita melihat serangga ini, apakah yang berubah?
Lingkungan yang bersih dan hampir tanpa polusi menjadi syarat utama habitat kunang-kunang. Berdasarkan syarat ini, daerah perkotaan, kawasan industri, dan lahan pertanian dengan pupuk atau pestisida anorganik tidak mendukung lagi menjadi tempat tinggal mereka. Perubahan fungsi lahan juga mempengaruhi populasi, sehingga pada daerah tinggi pembangunan dan deforestasi akan sulit ditemukan kunang-kunang.
Kondisi lingkungan saat ini juga semakin tidak menguntungkan bagi kunang-kunang. Mereka yang tinggal di habitat lembab (rata-rata RH 93%) dengan suhu sejuk (17.5-19°C) saat ini berhadapan dengan pemanasan global. Dimana rata-rata suhu udara naik 2-4°C dan terkadang musim kemarau berkepanjangan, sehingga udara menjadi kering.
Hilangnya kunang-kunang dari pandangan kita bisa menjadi peringatan untuk manusia bahwa lingkungan semakin tak bersahabat. Sebab, kunang-kunang sering dijadikan sebagai indikator lingkungan bersih dan alami. Jadi seberapa tercemarkah lingkungan kita saat ini? Yuk coba tengok mulai dari di sekitar rumah.
Referensi :
Wijayanti A. 2015. Kajian Habitat dan Aktivitas Kemunculan Kunang-Kunang dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ Gunung, Kabupaten Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/02/temperatur-bumi-naik-2-hingga-4-derajat-celcius-apa-dampaknya
Tinggalkan Balasan
Terkait