Hama di area persawahan padi menjadi musuh utama para petani. Hama ini umumnya berupa wereng, walang sangit, dan insekta lainnya. Untuk mengatasinya, seringkali petani menggunakan pestisida, yang sayangnya di satu sisi penggunaan pestisida juga memberi dampak negatif untuk tanaman padi pula.
Namun, beberapa daerah memilih cara "back to nature" untuk mengatasi hama di persawahan padi. Cara kembali ke alam ini dipilih karena lebih ramah lingkungan dan sudah terbukti membantu menyelamatkan padi dari serangan hama. Kenikir sulfur (Cosmos sulphureus) menjadi salah satu flora yang digunakan untuk melawan hama. Kenikir ini memiliki bunga yang lebih besar dari kenikir konsumsi (Cosmos caudatus). Warna bunganya pun relatif cerah, seperti kuning dan oranye.
Bagaimana kenikir sulfur dapat membantu mengurangi hama padi?
Sederhananya seperti ini:
Kenikir sulfur yang ditanam di pematang sawah menjadi semacam refugee atau tempat bernaung yang memikat para serangga, baik serangga yang menjadi hama maupun serangga predator dari hama tersebut. Hama yang mengunjungi area kenikir di saat yang sama dengan serangga predator dapat langsung dimangsa.
Selain itu, kenikir sulfur sebagai refugee ini juga menjadikan hama meletakkan telur-telurnya. Saat telur menetas, larva akan memakan daun kenikir. Daun kenikir mengandung beberapa senyawa, termasuk saponin yang mampu merusak sel dan mengganggu metabolisme serangga [1]. Larva yang memakan daun kenikir mengalami gangguan metabolisme dan dapat berujung pada kematian.
Pustaka:
[1] http://mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Reni%20Betharia_4214005_artikel.pdf
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Article