KENAIKAN SUHU MENGANCAM AIR DAN LINGKUNGAN

Kelautan
KENAIKAN SUHU MENGANCAM AIR DAN LINGKUNGAN
30 March 2020
890
0

KENAIKAN SUHU MENGANCAM AIR DAN LINGKUNGAN Dunia ini telah mengalami berbagai kemajuan seiring dengan berjalannya waktu. Era dunia sudah menjadi modern dan banyak perubahan yang telah terjadi seperti teknologi, budaya, dan perilaku manusia sudah banyak berkembang. Setiap manusia saling berlomba untuk menciptakan suatu inovasi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Aktivitas manusia dalam menciptakan sesuatu tentunya memiliki hasil positif maupun negatif. Banyak dari aktivitas tersebut justru lebih menghasilkan dampak negatif dibanding dengan dampak positifnya, dan kedua dampak tersebut berimbas terhadap lingkungan. Lingkungan memiliki kemampuan untuk menampung semua zat sisa manusia, mulai dari sisa alami seperti hasil ekskresi dan respirasi, dan juga sisa non-alami seperti budaya dan teknologi. Saat ini, banyak manusia yang seakan tidak peduli dengan lingkungannya, contohnya tetap melakukan hal yang dapat merusak alam, seperti penebangan hutan secara liar maupun alih fungsi lahan hijau menjadi pemukiman. Manusia seakan tidak sadar bahwa alam yang mereka tempati tidak selamanya akan lestari jika manusia itu tidak menjaganya. Berbagai dampak negatif mengancam kelangsungan hidup manusia, salah satunya masalah Global Warming. Global warming atau disebut juga pemanasan global yaitu suatu keadaan meningkatnya rata-rata suhu di bumi. Global Warming adalah proses peningkatan suhu udara karena terperangkapnya panas di atmosfer oleh gas karbondioksida yang bisa mengancam perubahan iklim dan dapat menimbulkan bencana di permukaan bumi. Global warming termasuk kedalam krisis lingkungan dan kemanusiaan terbesar yang terjadi pada saat ini (Natural Resources Defense Council). Global warming adalah peningkatan suhu udara di bumi yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam, misalnya badai, kekeringan, banjir, dan lain-lain. Global warming juga mengakibatkan perubahan landscape kehidupan di bumi dan membunuh banyak spesies (National Wildlife Federation). Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan pencemaran udara di seluruh dunia. Meningkatnya jumlah karbon dioksida, efek rumah kaca, gas akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya, merupakan sumber utama terjadinya pemanasan global selama bertahun-tahun. Berdasarkan hasil penelitian para ahli menyebutkan bahwa suhu bumi mengalami peningkatan drastis selama satu abad terakhir, yaitu mencapai 0,6°C. Peningkatan suhu terlihat kecil, namun dampak pemanasan global tersebut sangat besar bagi kehidupan di bumi. Pemanasan global adalah isu yang sangat besar sejak beberapa tahun silam. Bumi ini telah mengalami peningkatan suhu yang sangat signifikan. Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika menyebut tahun 2020 kenaikan suhu telah mencapai 1°C, padahal sebelumnya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyepakati perubahan suhu sampai tahun 2030 tidak boleh melewati 1,5°C. Menurut Kepala BMKG, Dwikorta Karnawati jika kenaikan suhu tidak dibendung, maka ekosistem lingkungan akan rusak dan salah satu dampaknya adalah banjir. Banyak kehancuran yang akan terjadi jika suhu di bumi terus mengalami peningkatan, seperti dehidrasi bahkan sampai kekeringan. Kenaikan suhu satu sampai dua derajat celcius, peningkatan suhu ini tidak akan terlalu berpengaruh besar bagi masyarakat yang berada di sekitar khatulistiwa. Berbeda dengan keadaan masyarakat di khatulistiwa, masyarakat yang berada di pesisir pantai akan lebih merasakan dampaknya yaitu area pantai atau pesisir akan semakin panas, akibatnya saat musim panas akan banyak orang yang mengalami dehidrasi akut hingga kematian kerap terjadi pada anak-anak dan orangtua. Selain itu, kenaikan dua derajat akan membuat lapisan es yang ada di gunung mencair dan membuat cadangan air lenyap.  Menurut para ilmuwan, peningkatan temperatus bulanan, tahunan maupun dekade adalah hal yang biasa. Kondisi ini akibat dari dampak perubahan iklim, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil. Kenaikan suhu dua sampai tiga derajat celcius, peningkatan suhu ini akan berpengaruh pada air laut dan tanah. Air laut akan semakin susah menyerap kandungan karbondioksida di udara, bahkan air laut cenderung melepas karbon ke udara karena suhu udara sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut dalam air. Jika suhu tinggi, air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen sehingga air mengeluarkan karbon. Begitu pula dengan tanah. Sebelumnya tanah sangat mudah menyimpan unsur karbon. Namun saat suhu udara naik secara signifikan. Tanah pun terpaksa melepaskan karbon ke udara. Akibatnya suhu udara di bumi kian meningkat. Efek rumah kaca semakin tinggi hingga 80% es di laut Arktik akan meleleh dan membuat permukaan air laut dunia meningkat. Belanda akan banjir bandang dan seluruh permukaan negaranya hanyut. Lalu pulau-pulau kecil akan lenyap dalam hitungan tahun termasuk yang ada di Indonesia. Jika sudah pada fase ini maka kesempatan menghindar akan kecil. Saat suhu bumi naik hingga 4 derajat artinya permukaan air laut sudah naik sekitar 50 meter. Jika ini terjadi maka seluruh kota pesisir di seluruh dunia akan lenyap termasuk Jakarta. Kenaikan ini akan membuat laut memasuki wilayah kota dengan cepat dan membuat semua orang yang ada di dalamnya terpaksa mengungsi. Secara finansial kerugian juga tak bisa dihitung lagi dengan pasti. Saat suhu naik dengan sangat hebat seperti ini, maka Amazon akan kehilangan sebagian besar hutannya. Sumatera, Kalimantan, dan hutan lainnya juga akan binasa tanpa harus dibakar terlebih dahulu. Karbon di udara semakin meningkat dan manusia hanya bisa di dalam ruangan jika ingin hidup dengan nyaman. Keluar rumah akan membuat anda terbakar matahari dan keracunan karbon. Saat suhu udara di dunia naik hingga 4-5 derajat, seluruh es di kedua kutub akan mencair dengan cepat. Selain itu, semua hutan dan tanaman di dunia dipastikan akan banyak mengalami kematian, hingga menyebabkan manusia kehilangan sumber oksigennya. Jika ini terjadi, maka udara di bumi akan sama dengan udara bumi di 55 juta tahun yang lalu. Saat udara naik dengan sangat signifikan. Maka manusia akan mengalami bencana maha dahsyat. Pengungsi akan berdatangan dari daerah kering ke daerah yang berfasilitas banyak. Perang bisa saja terjadi untuk memperebutkan wilayah yang masih memiliki sumber daya alam. Jika sudah di fase ini, maka manusia tidak akan bisa menanggulanginya. Kenaikan suhu 6 derajat pada bumi akan membawa makhluk hidup pada kepunahan. Artinya manusia kemungkinan besar akan binasa. Udara yang ada di bumi akan kembali ke 144 juta tahun yang lalu. Saat itu dinosaurus lenyap tak bersisa dan bumi menjadi wilayah yang tak memiliki kehidupan apa pun. Jika suhu di bumi sudah naik 6 derajat, maka kiamat sudah dipastikan datang. Permukaan udara sudah dipenuhi oleh gas karbondioksida dan apa saja yang ada di udara akan terbakar. Oksigen dan ozon yang melindungi makhluk hidup dari sengatan UV telah lenyap. Semua makhluk yang ada di bumi akan jadi fosil yang terpanggang. Kenaikan suhu permukaan bumi mulai dari satu sampai enam derajat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan dan masyarakat di bumi. Lingkungan harus tetap dijaga oleh manusia karena untuk keberlanjutan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Lingkungan yang baik akan membuat manusia yang tinggal akan nyaman. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus melestarikan lingkungan di bumi. #bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

Tentang Penulis
Putri Adira Paramita
Ekowisata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *