Setelah diketahui tentang apa itu Capung Hutan Genus Drepanosticta (link), mari kita tilik kediaman mereka di Hutan Petungkriyono.
Capung Drepanosticta mempunyai spesifikasi khusus untuk lingkungan yang ia tinggali seperti daerah hutan dengan kerapatan yang cukup tinggi, intensitas cahaya rendah, aliran air bersih berbatu dengan arus deras, hingga rembesan di sela-sela tanah maupun batuan. Lingkungan dengan spesifikasi tersebut dapat dijumpai di Hutan Petungkriyono. Oleh karena itu, tiga jenis Capung Drepanosticta dapat dijumpai terutama di Tirta Muncar, Sokokembang, Curug Lawe, dan Karanggondang meskipun dalam jumlah yang berbeda setiap jenisnya.
Diantara ketiga jenis Capung Drepanosticta yang dijumpai di Hutan Petungkriyono, perjumpaan jenis Drepanosticta spatulifera lebih sering dan cukup mudah dijumpai di sekitar sungai Hutan Petungkriyono dibandingkan perjumpaan dengan Drepanosticta sundana dan Drepanosticta gazella.
Capung Drepanosticta spatulifera memiliki jumlah yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kedua lokasi lainnya dengan jumlah penjumpaan 58 individu di Tirta Muncar, 77 individu di Sokokembang, 16 individu di Curug Lawe, dan 44 individu di Karanggondang dengan total 195 individu.
Sebaliknya, Drepanosticta sundana memiliki jumlah paling sedikit dari jenis lainnya yaitu 9 individu di Tirta Muncar, 5 individu di Sokokembang, 5 individu di Curug Lawe, dan 3 individu di Karanggondang dengan total 22 individu.
Sementara diantaranya terdapat Drepanosticta gazella walaupun tidak terpaut jauh dari jumlah Drepanosticta sundana yaitu 4 individu di Tirta Muncar, 7 individu di Sokokembang, 7 individu di Curug Lawe, dan 8 individu di Karanggondang dengan total 26 individu.
Berdasarakan peta sebaran yang ditunjukkan, sebagian besar titik perjumpaan capung memiliki jumlah lebih dari dua individu sehingga memungkinkan terdapat lebih dari satu individu dalam setiap perjumpaan yang mungkin juga terjadi di lokasi lainnya.
Capung jenis Drepanosticta seringkali dijumpai berada dekat dengan air seperti pinggiran sungai atau rembesan air yang merupakan tempat tinggalnya. Hinggap di dedaunan dibawah kanopi yang rimbun. Sebagai salah satu bioindikator lingkungan, kelestarian dari ketiga jenis capung ini juga patut untuk diperhatikan dengan tetap menjaga kelestarian Hutan Petungkriyono.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait