katak tanpa paru-paru

Animal
katak tanpa paru-paru
14 June 2015
1560

Katak Kepala-pipih Kalimantan (Barbourula kalimantanensis) berukuran sedang. Panjang tubuhnya sekitar 6,6 cm (jantan) dan 7,7 cm (betina). Kepalanya pipih mendatar, dengan moncong yang lebar membundar dan badan yang gempal. Tungkai depan dan belakang gemuk dengan selaput renang yang penuh hingga ke  masing-masing ujung jarinya.

Katak Kepala-pipih Kalimantan memiliki lubang hidung yang terletak di ujung moncong dan rata dengan kulit. Namun tidak memiliki celah tekak (glottis) sebagai muara saluran udara. Pun tidak memiliki paru-paru sebagai organ pernafasannya.

Merupakan hewan terrestrial yang sepenuhnya akuatik. Katak langka ini menyukai wilayah sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin, berarus deras, dan berbatu-batu.
(Bornean Flat-headed Frog) yang tidak mempunyai paru-paru baru diketahui dari hasil pembedahan yang dilakukan pada tahun 2007. Sontak hal ini sempat menggegerkan dunia. Berbagai jenis katak lainnya bernafas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit, tidak ada satupun yang bernafas hanya melalui permukaan kulitnya. Kecuali pada berbagai jenis amfibi dari ordo caudata (salamander) dan gymnophiona (sesilia). Sehingga akhirnya Katak Kepala-pipih Kalimantan menjadi jenis amfibi dari ordo Anura yang tidak memiliki paru-paru dan bernafas hanya dengan permukaan kulit.

para ahli memperkirakan, ketiadaan paru-paru ini sebagai bentuk adaptasi Katak Kepala-pipih Kalimantan terhadap lingkungannya yang berair deras dan kaya oksigen. Dengan kondisi tersebut, Kepala-pipih Kalimantan memanfaatkan permukaan kulitnya untuk menyerap oksigen, dan menghilangkan paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan mudah dihanyutkan arus.

Sayangnya populasi katak ini tidak dapat diketahui. Diyakini memiliki distribusi yang sangat terbatas (kurang dari 500 km persegi) serta populasi yang sangat kecil dan memiliki tren penurunan. Ancaman terhadap spesies ini sangat tinggi karena adanya aktivitas penambangan emas ilegal dan rusaknya sungai-sungai akibat endapan dan  pencemaran limbah merkuri. Dipengaruhi juga akibat deforestasi yang terus terjadi di Kalimantan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, Katak Kepala-pipih Kalimantan diklasifikaskan sebagai spesies Endangered (Kritis) oleh IUCN Redlist. namun katak unk dari kalimantan ini masih belum termasuk ke daftar satwa dilindungi di indonesia.

sumber : alamendah

About Author
Fadli Rahmadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2015-06-18
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *